Dolar naik tipis kemarin di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi AS menyusul data yang consumer confidence AS yang dirilis lebih rendah dari perkiraan menjelang FOMC meeting minggu ini. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dollar atas mata enam mata uang utama dunia lainnya menguat tipis 0,06% menjadi 93,67. Data semalam menunjukkkan Indeks kepercayaan konsumen Conference Board turun menjadi 92,6 di Juli dari 98,3 pada Juni, di bawah perkiraan analis 94,5. Turunnya angka konsumen AS dikarenakan beberapa negara bagian AS telah menarik kembali pembukaan ekonomi di tengah lonjakan kasus virus corona, di mana jika hal itu berlanjut, kepercayaan konsumen akan semakin memburuk. Tanda-tanda bahwa ekonomi AS mulai goyah tersebut datang menjelang FOMC meeting, yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan. Namun, dalam hal menanggapi lonjakan kasus Covid-19, the Fed kemungkinan masih akan dovish, dengan tetap akan menjalankan kebijakan akomodatif yang leibh lama.
Mata uang safe haven Yen Jepang dan Swiss franc menguat kemarin di tengah pergerakan pasar yang konsolidasi menjelang FOMC. Sementara mata uang komoditas turun, berbarengan dengan pelemahan euro, dengan kiwi New Zealand memimpin penurunan tersebut.
Harga emas mulai mendekati area $200 kemarin, namun reli tersendat karena aksi jual dollar mulai berkurang dan fokus investor beralih pada FOMC meeting. Investor terlihat masih bersikap waspada menjelang pengumuman kebijakan the Fed tersebut. Meski begitu, para trader umumnya memperkirakan bahwa penguatan emas bisa berlanjut karena the Fed kemungkinan akan dovish.
Harga minyak melemah kemarin setelah DPR AS masih berbeda pendapat mengenai paket stimulus ekonomi dan kekhawatiran mengenai lonjakan kasus virus corona di seluruh dunia. Harga minyak Brent turun 0,4% menjadi $43,22, sementara WTI turun 1,4% menjadi $41,04. Partai Republik AS Senin lalu mengajukan proposal bantuan Covid-19 yang disepakati dengan Gedung Putih, empat hari sebelum jutaan orang Amerika kehilangan tunjangan pengangguran yang diperpanjang. Proposal tersebut mendapat halangan baik dari Demokrat dan dari beberapa Partai Republik. Analis melihat bahwa semakin lama kesepakatan dibuat, maka akan membebani sentimen pasar. Harga minyak juga turun setelah consumer confidence AS turun di Juli di tengah lonjakan kasus virus corona di seluruh negara. Saat ini jumlah kasus infeksi virus corona sudah mencapai sekitar 16,57 juta orang. Sementara itu, data American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan turunnya cadangan minyak AS sebesar 6,8 juta barel, juga gagal mengangkat sentimen.