Pasardana.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Dow ditutup pada rekor tertinggi lagi pada perdagangan hari Kamis (14/12/23) untuk hari kedua berturut-turut didukung rally pasca keputusan dovish The Fed terus mendorong saham-saham lebih tinggi, bahkan ketika beberapa analis agak khawatir bahwa kenaikan belakangan ini terlalu berlebihan dan terlalu cepat. Rally di tiga indeks utama termasuk DJIA, S&P 500 dan Nasdaq secara teknikal telah menembus area “overbought”, atau jenuh beli di atas angka 70 pada Relative Strength Index (RSI), indikator technical analysis yang menunjukkan apakah suatu pasar telah jenuh beli atau jenuh jual.
Dari sudut data ekonomi, klaim pengangguran AS terlihat ringan, namun penjualan ritel menunjukkan peningkatan yang di luar dugaan. Initial Jobless Claims turun 19.000 menjadi 202.000 untuk pekan yang berakhir 9 Desember. Meskipun angka tersebut di bawah perkiraan para ekonom, namun beberapa pihak masih melihat adanya potensi melemahnya dunia usaha di masa depan, khususnya usaha kecil yang semakin lambat merekrut pekerja secara keseluruhan, sehingga ditakutkan lambat laun akan mengarah kepada PHK yang lebih masif.
Di sisi lain, kekuatan belanja konsumen terus menguat, dengan penjualan ritel AS secara tak terduga naik 0,3% mom pada bulan November karena musim belanja liburan dimulai dengan cepat. Angka ini lebih baik dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters bahwa penjualan ritel AS turun tipis 0,1%; dan juga berhasil bangkit dari penurunan 0.2% pada bulan Oktober. Secara tahunan, US Retail Sales naik 4,1% yoy di bulan November. Meskipun lajunya melambat karena rumah tangga menyesuaikan diri dengan biaya dan harga pinjaman yang lebih tinggi, hal ini masih cukup untuk mencegah resesi. Para analis menilai ketahanan konsumen memberikan kredibilitas bagi The Fed untuk mencapai soft landing, namun di satu sisi juga menjadi sinyal bagi pasar bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan pasar saat ini.
MARKET EROPA & ASIA: Menyusul keputusan Federal Reserve Kamis dini hari kemarin, Bank of England dan European Central Bank turut mempertahankan suku bunga tak berubah di posisi masing-masing saat ini: 5.25% dan 4.5%. Kabar baik dari Jepang yang laporkan Industrial Production (Okt.) meningkat 1.3% mom, yang mana di atas estimasi serta bila dibandingkan pertumbuhan 0.5% pada bulan sebelumnya. Hari ini akan dipantau serangkaian data Industrial Production dan perkiraan awal PMI (Des.) dari negara-negara utama di ketiga benua: Asia, Eropa, dan AS.
KOMODITAS: Harga Minyak naik 3% pada perdagangan hari Kamis melanjutkan kenaikan sesi sebelumnya, didorong oleh melemahnya US Dollar dan karena International Energy Association (IEA) menaikkan perkiraan permintaan Minyak untuk tahun depan. Brent ditutup naik 3,2%, pada USD76,61 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup menguat 3%, menjadi USD71,58.
Pasar Minyak telah berhasil rebound setelah jatuh ke level terendah dalam hampir 6bulan pada sesi hari Rabu. Dalam laporan bulanannya, IEA memperkirakan konsumsi minyak dunia akan meningkat sebesar 1,1 juta barel per hari (bpd) pada tahun 2024, naik 130.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya ; berkat perbaikan prospek ekonomi AS dan harga Minyak yang lebih rendah memicu permintaan yang lebih banyak. Adapun perkiraan tahun 2024 ini kurang dari setengah perkiraan OPEC+.
Harga juga mendapat sentimen positif dari US Dollar yang melemah ke titik terendah dalam 4 bulan setelah Federal Reserve AS pada hari Rabu mengisyaratkan biaya pinjaman yang lebih rendah untuk tahun 2024. Para trader Minyak akan memasuki tahun 2024 dengan kekhawatiran yang semakin besar mengenai isu perlambatan ekonomi dan over-supply, sementara ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dapat memicu volatilitas harga. Patokan harga Brent rata-rata sekitar USD80 per barel tahun ini. Survei Reuters terhadap 30 perkiraan ekonom dan analis menunjukkan minyak mentah Brent rata-rata berada di level USD84,43 per barel pada tahun 2024.
Para pelaku pasar Indonesia akan memonitor angka Trade Balance (Nov.) yang diramal akan keluar surplus USD3.05 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Adapun perbaikan Ekspor & Impor masih agak tertatih-tatih namun ada harapan bahwa Impor bulan November akan mampu tumbuh positif 0.2% yoy dibanding bulan Oktober yang masih dalam wilayah negatif. IHSG ditutup di titik Closing tertinggi terbaru pada tahun ini dan juga kembali ke atas level 7100 yang setara dengan level tertinggi dalam 15 bulan. Walau hawa bullish sangat terasa pada capital market seantero dunia, namun para investor/trader perlu memperhitungkan apakah harga telah menjadi agak overheating belakangan ini dan potensi adanya konsolidasi sejenak.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas memperkirakan perlunya market untuk menggali rotasi sektor yang akan mampu mengangkat IHSG menuju TARGET AKHIR TAHUN yang lebih cemerlang di bilangan sekitar 7350, dibanding hanya menggantungkan pilihan saham pada segelintir sektor atau konglomerasi tertentu yang terlihat overbought belakangan ini.
“IHSG berpotensi Bullish,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (15/12).
Klik link, agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya seputar dunia trading.