Dolar AS Menguat Setelah The Fed Memberikan Sinyal Tapering
Dolar AS fluktuatif setelah pengumuman kebijakan terbaru oleh Federal Reserve pada hari Rabu, sementara mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia dan yuan China menguat setelah Evergrande China mengatakan akan melakukan pembayaran kupon obligasi. Dalam rapatnya hari Rabu, The Fed membuka jalan untuk mengurangi pembelian obligasi bulanannya “segera” dan bank sentral juga memperkirakan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari perkiraan, serta mengatakan indikator keseluruhan dalam perekonomian terus menguat. Setengah dari 18 pembuat kebijakan bank sentral AS memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022. Sementara itu, dari rapat yang berakhir Rabu malam tadi, suku bunga acuan masih ditahan di kisaran 0-0,25 persen. Pembelian obligasi danĀ sekuritas berbasis hipotek masih akan dilanjutkan. Indeks dolar AS akhirnya naik 0,094%.
Ausie Naik Setelah Kekhawatiran Evergrande Mereda
Ausie dolar naik 0,33% menjadi $0,726O setelah raksasa properti dan penerbit obligasi junk terbesar di Asia Evergrande mengatakan telah “menyelesaikan” satu pembayaran yang jatuh tempo pada hari Kamis melalui negosiasi pribadi, mengurangi kekhawatiran default dan kemungkinan risiko penularan, sementara People’s Bank of China (PBoC) menyuntikkan 90 miliar yuan ke dalam sistem perbankan untuk mendukung pasar.
Emas Jatuh Setelah Isyarat Tapering dan Kenaikan Suku Bunga The Fed
Harga emas jatuh 0,4% pada hari Rabu setelah The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan dan pengurangan pembelian obligasi pada pertengahan tahun depan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan tapering dapat dilakukan pada pertengahan 2022, dengan bank sentral yang juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari perkiraan.
Minyak Naik Berkat Turunnya Cadangan Minyak AS
Harga minyak menguat pada hari Rabu setelah stok minyak mentah AS jatuh ke level terendah dalam tiga tahun karena aktivitas penyulingan pulih dari badai baru-baru ini. Meski ada sedikit masalah dengan data- data ekonomi AS, permintaan bahan bakar secara keseluruhan telah pulih ke tingkat pra-pandemi. Produk yang dipasok selama empat minggu terakhir telah mencapai hampir 21 juta barel per hari, tidak jauh dari level tertinggi 2019. Persediaan minyak mentah AS pekan lalu turun 3,5 juta barel menjadi 414 juta barel, terendah sejak Oktober 2018, menurut Energy Information Administration (EIA). Juga mendukung harga adalah kesulitan oleh anggota OPEC yang berupaya untuk meningkatkan produksi. Kenaikan harga di pasar lain seperti gas alam juga mendukung minyak, dengan kekurangan pasar energi menyebabkan krisis pasokan di Eropa dan Asia. Minyak Brent naik 2,5% di $7,19 dan WTI AS juga menguat 2,5% menjadi $72,23.
Wall Street Menguat Pasca FOMC Meeting
Wall Street menguat pada hari Rabu karena sebagian besar investor menerima sinyal terbaru dari Federal Reserve, termasuk membuka jalan bagi bank sentral untuk segera mengurangi pembelian obligasi bulanannya. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 338,48 poin atau 1% ke 34.258,32, S&P 500 naik 41,45 poin atau 0,95% ke 4.395,64 dan Nasdaq Composite naik 150,45 poin atau 1,02% ke 14.896,85.
Fokus Hari ini: BoE & SNB Meeting, PMI Global
Bank of England (BoE) akan menggelar rapatnya, yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di 0,1% dan menjalankan program pembelian aset sebesar 875 miliar pondsterling. Namun, dengan data-data Inggris yang mulai membaik, terutama inflasi, BoE kemungkinan akan mulai membuka wacana pengetatan moneter. Selain BoE, SNB juga akan menggelar rapatnya. Fokus lainnya adalah data PMI global.