Fokus Hari Ini : BoE Meeting
Bank of England (BoE) akan menggelar rapatnya hari ini, yang diperkirakan akan mengumumkan rencana penambahan pembelian obligasi menjadi 745 miliar poundsterling dari sebelumnya 645 miliar poundsterling. Sementara suku bunga diperkirakan tetap berada di 0,10%. Selain BoE, fokus pasar lainnya adalah beberapa data AS, antara lain; Philly Fed manufacturing, serta jobless claims AS.
Dollar menguat kemarin setelah meningkatnya jumlah kasus baru virus corona di AS dan China yang mendorong investor kembali melirik aset safe haven. Pada hari Rabu, peningkatan jumlah kasus terjadi di Oklahoma. Sebanyak 2600 kasus baru ditemukan di Florida dan Arizona lebih dari 1800. Sehari sebelumnya enam negara bagian AS melaporkan peningkatan jumlah kasus, termasuk Texas, Nevada dan Oregon. Kemarin Beijing juga membatalkan beberapa penerbangan, menutup sekolah dan mengkarantina beberapa wilayah untuk mencegah penularan yang lebih luas. Namun, kenaikan dollar ini dibatasi oleh sentimen bullish setelah ketua the Fed Jerome Powell dalam testimoninya di parlemen AS menyatakan akan tetap mendukung ekonomi dengan semua alat kebijakan yang ada. Indeks dollar menguat 0,12%.
Sterling melemah setelah data CPI Inggris yang mengecewakan. Data kemarin menunjukkan CPI Inggris melambat ke 0,5% di Mei, sesuai perkiraan, namun lebih lambat dari bulan sebelumnya 0,8%. Sementara Core CPI melambat menjadi 1,2% dari sebelumnya 1,4%, lebih rendah dari perkiraan. Sterling juga masih dibayangi kekhawatiran Brexit karena minimnya perkembangan pembicaraan antara Inggris dan Uni Eropa.
Harga emas bergerak mendatar kemarin, didukung oleh kekhawatiran gelombang kedua penyebaran virus corona, serta ekspektasi rendahnya suku bunga, namun dibatasi oleh penguatan dollar AS. Meningkatnya jumlah kasus baru di AS dan China telah mendorong investor untuk kembali melirik asset safe haven, menekan sentimen aset berisiko. Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah kemarin, namun Nasdaq berhasil menguat tipis 0,05%. Harga emas berjangka AS turun tipis pada kisaran $1735,60.
Harga minyak melemah kemarin, namun mampu mengurangi kejatuhannya setelah data yang menunjukkan cadangan minyak AS mengalami kenaikan, namun cadangan di pusat penyimpanan minyak nasional turun. Dalam laporannya kearin, Energy Information Administrastion (EIA) mengatakan cadangan minyak AS naik 1,2 juta barel , melawan perkiraan penurunan 3,5 juta barel. Sebelumnya American Petroleum Institute (API) melaporkan kenaikan cadangan sebesar 3,9 juta barel. EIA juga melaporkan bahwa cadangan minyak di pusat peyimpanan di Cushing, Oklahoma turun sekitar 2,6 juta barel, namun cadangan minyak strategis (Strategic Petroleum Reserve) naik 1,7 juta barel. Sementara itu, trader juga mencermati laporan OPEC yang mengatakan permintaan minyak global akan turun 6,4 juta bph pada paruh kedua tahun ini. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan penurunan 11,9 juta di semester pertama. Harga minyak WTI turun 1,1% menjadi $37,96 dan Brent turun 0,6% menjadi $40,71.
Saham-saham Asia dan indeks saham berjangka AS melemah pada perdagangan sesi Asia hari ini karena investor masih dibayangi kekhawatiran mengenai meningkatnya jumlah kasus virus corona di AS dan China. Sentimen juga diperberat dengan penurunan harga minyak. Indeks Nikkei melemah melemah sekitar 0,52% di awal sesi Asia, sementara dua indeks berjangka AS, Dow Jones turun 0,85% dan S&P 500 melemah 0,75%.