Jum. Des 6th, 2024

Kumpulan Berita Fundamental Minggu Lalu

Jumat 17 April 2020
Download / Lihat :
Daily Bulletin / Market Summary / Trading Idea PDF

Dollar naik ke level tertinggi satu minggu kemarin karena faktor safe haven setelah rilis data jobless claims yang mengalami lonjakan 22 ribu dalam sebulan terakhir. Dengan terhentinya aktifitas bisnis, sebagai antisipasi pencegahan penyebaran virus corona, ekonomi AS telah merosot. Jobless claims AS dirilis lebih rendah 1,37 juta dari minggu sebelmnya, yaitu sebesar 5,25 juta. Namun dalam sebulan angkanya sudah di atas 20 juta. Kemerosotan ekonomi AS juga ditunjukkan dengan data-data lainnya, seperti aktifitas manufaktur di Philadelpia yang turun ke level terendah sejak 1980, serta home buliding turun tajam dalam 36 tahun terakhir. Indeks dollar menguat 0,40% menjadi 100,03.

Euro kembali melemah atas dollar sekitar 0,59% kemarin setelah pelaku pasar melihat bahwa bantuan Uni Eropa sebesar setengah triliun euro untuk mendukung negara-negara yang terdampak virus corona, dipandang tidak cukup, terutama bagi negara yang masih sarat utang, seperti Italia. Dollar juga menguat atas yen setelah pemerintah Jepang memperpanjang keadaan darurat di luar kota-kota besar.

Harga emas melemah tipis kemarin setelah data yang menunjukkan jobless claims AS turun lebih sedikit dari perkiraan dan setelah adalah kelonggaran lockdown. Meski demikian kekhawatiran resesi global masih mendukung sentimen emas. Jobless claims AS melonjak 5,2 juta orang, turun dari minggu sebelumnya 6,6 juta. Namun total dalam sebulan terakhir sudah di atas 20 juta orang. Sementara itu, presiden Trump berencana membuka kembali ekonomi setelah terhenti selama sebulan, meski ada kekhawatiran dari ahli medis, gubernur dan pengusaha. Harga emas spot turun 0,6% , sementara emas berjangka turun 0,3% .

Harga minyak bergerak mendatar kemarin setelah dilanda aksi jual di sesi sebelumnya karena kekhawatiran lemahnya permintaan dan oversuply. Rebound minyak didorong oleh laporan minyak bulanan OPEC yang memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan turun 6,58 juta barel. Perkiraan penurunan tersebut lebih kecil dari perkiraan International Energy Agency (IEA) rabu lalu mengenai penurunan permintaan 9,3 juta barel di tahun 2020. Sementara Rystad Energy, sebuah perusahaan riset energi independen, lebih dekat pandangannya dengan IEA. Lembaga riset tersebut memperkirakan penurunan 9,4 juta bph. Dengan proyeksi-proyeksi tersebut, harga minyak cenderung tertekan apalagi ekonomi AS juga terlhat melambat, yang tercermin dari data-data ekonomi terakhir. Jobless claims turun menjadi 5,25 juta, namun sudah di atas 20 juta selama sebulan. Sementara retail sales dan output industriĀ  mengalami penurunan tajam. Harga minyak WTI flat di kisaran $19,78, sementara Brent menguat 0,5% menjadi $27.82.

Kamis 16 April 2020

Dollar menguat kemarin berkat meningkatnya permintaan safe haven setelah data AS yang buruk meningkatkan kekhawatiran bahwa kerusakan ekonomi global yang disebabkan pandemi Covid-19 akan parah dan panjang. Data semalam menunjukkan retail sales jatuh ke level terendah di Maret. Sementara FED distrik New York melaporkan bahwa sektor manufaktur di kawasan tersebut jatuh ke level terendah, dua kali di bawah perkiraan konsensus Wall Street. Data lainnya, output industri juga turun tajam, yang kesemua data-data tersebut mendorong investor mengalihkan portofolionya ke safe haven dollar. Indeks dollar, yang sempat tertekan dalam beberapa hari, rebound 0,71% menjadi 99,98.

Loonie melemah atas dollar AS setelah rapat Bank of Canada (BoC) yang tetap mempertahankan suku bunga di 0,25%. Dalam rapatnya tersebut BoC mengatakan bahwa wabah coronavirus akan memicu kemerosotan ekonomi Kanada. BoC juga menambah pembelian obligasi pemerintah dan perusahaan melalui program Quantitative Easing (QE), dan siap untuk menyesuaikan skala atau durasi programnya jika perlu.

Harga emas melemah kemarin setelah mencapai level tertinggi tujuh tahun karena penguatan dollar dan aksi profit taking, meskiĀ  adanya kekhawatiran mengenai resesi global. Koreksi emas berbarengan dengan aset berisiko, seperti minyak dan saham global setelah adanya peringatan mengenai resesi global terburuk sejak 1930 yang disebabkan oleh virus corona. Sementara dollar menguat karena investor melirik mata uang tersebut sebagai safe haven. Harga emas spot turun 0,6% menjadi $1716,79 per ons.

Harga minyak jatuh ke bawah $20 per barel kemarin setelah laporan International Energy Agency (IEA) yang menunjukkan lemahnya permintaan minyak global. Laporan IEA kemarin menyebutkan permintaan minyak global kemungkinan akan turun sebesar 9,3 juta bph tahun ini karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan terhentinya mobilitas. Dalam laporannya tersebut, IEA juga memperkirakan permintaan di bulan April hanya sebesar 29 juta bph, lebih rendah dari tahun lalu, atau terendah sejak 1995. Sementara permintaan di kuartal kedua diperkirkaran meningkat 23,1 juta bph, masih di bawah level tahun lalu. Kenaikan tersebutĀ  terkait pemangkasan OPEC+ sebesar 9,7 juta bph, yang disepakati hari Minggu lalu. Harga minyak juga jatuh setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan cadangan minyak AS naik 19 juta barel, kenaikan mingguan tertinggi sepanjang masa. Laporan EIA tersebut sempat menekan WTI jatuh ke level terendah 18 tahun di $19.21. Laporan tersebut 65% lebih besar dari perkiraan, menjadikan cadangan minyak AS hampir 50 juta barel dalam tiga minggu terakhir. Sementara minyak Brent turun 5,6% menjadi $27,93.

Rabu 15 April 2020

Dollar turun ke level terendah dua minggu kemarin atas mata uang utama dunia lainnya karena meingkatnya sentimen risk appetite setelah rilis data ekonomi China yang lebih baik dari perkiraan. Data kemarin menunjukkan ekspor China turun 6,6%, lebih baik dari perkiraan penurunan 14%. Sementara import hanya turun kurang dari 1%, dibanding perkiraan penurunan 9,5%. Data perdagangan China tersebut telah mendorong sentimen bullish di pasar saham Asia. Sentimen risk-on juga meningkat setelah jumlah kematian di AS akibat virus corona turun tajam dan beberapa negara berencana membuka kembali ekonominya. Indeks dollar turun 0,50% menjadi 98,90.

Ausie menguat atas dollar kemarin setelah merespon positif data China. Australia merupakan salah satu mitra dagang terbesar Australia, dimana permintaan baku baku China bergantung pada negara tersebut. AUD/USD menguat 0,80% menjadi $0,6432, tertinggi dalam satu bulan terakhir. Sementara itu, pelemahan dollar AS juga membuat mata uang euro menguat 0,62% menjadi $1.0981.
Harga emas naik ke level tertinggi sejak 2012 kemarin berkat faktor safe haven karena virus corona telah memukul ekonomi global dan mendorong peluncuran stimulus besar-besaran di beberapa negara. Ekonomi dunia saat ini berada di jurang resesi dan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan turun 3% sepanjang 2020. The Fed sudah menggelontorkan stimulus $2,3 triliun minggu lalu, yang diikuti bank sentral lainnya. Suku bunga mendekati 0%, yang kesemuanya mendukung bullish emas.

Harga minyak anjlok 10% kemarin setelah rencana OPEC+ untuk memangkas produksi diimbangi oleh berita resistensi di Texas di mana beberapa pengebor di kawasan tersebut menolak untuk memangkas produksi. Amerika Serikat yang turut andil dalam pemangkasan output global, mengatakan bahwa pemotongan di AS akan bersifat sukarela dan ditentukan pasar. Hal ini akan menjadi masalah karena beberapa pengebor enggan memangkas produksinya lebih banyak dan mengatakan hal itu akan menimbulkan kesulitan. Sementara tu, Kepala Pioneer Natural Resources Scott Sheffield telah meminta kepada regulator Texas Railroad Commission (TRC) untuk memberlakukan pemangkasan yang lebih dalam. TRC akan membuat keputusan dalam beberapa hari ke depan. Setidaknya harus ada dua dari tiga anggota panel di komisi harus mendukung pemangkasan yang lebih dalam, namun saat ini hanya satu yang setuju. Minyak juga tertekan menjelang data cadangan minyak dari EIA yang diperkirakan naik 11,6 juta barel, setelah naik 30,6 juta barel dalam tiga minggu terakhir. Pagi tadi API merilis data cadangan minyak AS yang naik 13,1 juta barel.

Selasa, 14 April 2020

Dollar AS bergerak mendatar kemarin di tengah tipisnya volume perdagangan karena sebagian besar pasar Eropa tutup dalam perayaan Paskah. Pelemahan euro, serta mata uang berbasis komoditas membuat daya dorong atas greenback, namun dollar masih melemah atas poundsterling. Pasar keuangan masih dibayangi oleh kekhawatiran penyebaran virus corona, yang menyeret ekonomi global ke jurang resesi, mendorong pamor dollar AS sebagai safe haven. Namun berita yang menyebutkan turunnya beberapa jumlah kasus di Eropa telah meningkatkan risk appetite, mengurangi pamor safe haven dollar tersebut. Indeks dollar menguat tipis 0,04% menjadi 99.49.

USD/CAD jatuh ke level terendah satu bulannya kemarin, bahkan ketika loonie tertekan oleh penurunan harga minyak karena investor mengabaikan pemangkasan output OPEC+. USD/CAD turun 0.44% menjadi C$1.3893, terendah sejak 16 Maret. Loonie akan menjadi fokus minggu ini menjelang rapat regular Bank of Canada (BoC) besok, yang diperkirakan akan mengumumkan program stimulus.

Harga emas naik ke level tertinggi 7,5 tahun kemarin karena faktor safe haven di tengah dilema di bukanya kembali aktifitas ekonomi AS dengan risiko meningkatnya infeksi Covid-19. Emas reli minggu lalu setelah setelah the Fed mengumumkan mega stimulus sebesar $2,3 triliun. Emas juga naik ketika Presiden Trump mengatakan akan segera memutuskan  kapan warga negara AS akan kembali bekerja, meski Gubernur New York mengatakan Andrew Cuomo mengatakan bahwa dia lebih suka menunggu sinyal jelas dari paramedis.

Harga minyak gagal terangkat kemarin meski para produsen minyak sudah menyepakati pemangkasan  produksinya besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk mengembalikan keseimbangan pasar yang kehilangan permintaan akibat pandemi Covid-19, serta melimpahnya pasokan global. Sehari setelah OPEC+  sepakat memangkas produksi sebesar 9,7 juta bph, yang akan dimulai bulan Mei dan Juni, harga minyak cenderung flat. Pemangkasan tersebut hampir sama dengan 10% dari pasokan global. Baik minyak jenis Brent, maupun WTI sudah turun sekitar 50% sepanjang tahun ini. Negara-negara G20 telah didesak untuk mengurangi kelebihan pasokan, di mana produsen non-OPEC diperkirakan akan berkontribusi pada pengurangan produksi sebesar 5 juta barel bph, namun komitmen tersebut masih rendah setelah pembicaraan anatara para Menteri Perminyakan G20 dengan Arab Saudi. Kemarin harga minyak di tutup bervariasi karena pelaku pasar menyambut baik upaya OPEC+ tersebut, namun masih mempertanyakan keefektifitasnya. Minyak WTI turun 1,5% menjadi $22,41, sementara Brent naik 0,8% menjadi $31,74.

Daily Bulletin Senin 13 April 2020 :

Dollar melemah Jumat lalu setelah the Fed meluncurkan stimulus dan tanda-tanda bahwa jumlah terinfeksi virus corona mulai menurun, mengurangi permintaan safe haven dollar. Pada hari Kamis, The Fed mengumumkan program pinjaman $2,3 triliun kepada pemerintah daerah dan UMKM sebagai langkah pencegahan ekonomi AS melawan krisis virus corona. Sentimen risk-on meningkat minggu lalu setelah adanya tanda-tanda bahwa pandemi mulai melambat di AS dan Eropa. Namun beberapa analis tetap waspada mengingat sedikit informasi yang diketahui mengenai virus tersebut dan banyak negara-negara terus berjuang di tengah kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi tersebut.

Poundsterling melanjutkan kenaikannya Jumat lalu setelah laporan yang menyebutkan bahwa PM Inggris Boris Johnson sudah keluar dari ruang perawatan intensif. GBP/USD menguat 0,72% menjadi 1.24754. Sementara itu, ausie yang sensitif atas sentimen risk appetite melonjak 6% minggu lalu karena Australia sangat bergantung pada China dan harga-harga komoditi.

Harga emas naik ke level tertinggi 8 tahun minggu lalu setelah komentar ketua the Fed Jerome Powell yang akan kembali menggelontorkan stimulus $2,3 triliun untuk penanganan Covid-19. Komentar tersebut datang setelah data jobless claims AS yang kembali melonjak dalam tiga minggu berturu-turut, naik 6,6 juta.  Harga emas berjangka di tutup pada kisaran $1736,20 per ons, naik 5,8% selama sepekan. Sementara emas spot naik 4.5% selama sepekan, ditutup pada kisaran $1689,90.Harga minyak bergerak fluktuatif minggu lalu. Sempat naik tajam sekitar 12%, namun kembali jatuh 9% meski Jumat lalu meski OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi sebesar  9,7 juta bph mulai Mei-Juni mendatang. Di hari hari Jumat harga minyak sempai mencapai level tertinggi harian di $28,33, namun kembali jatuh dan ditutup pada kisaran pada kisaran $22,79, atau turun 9%. Selama sepekan WTI anjlok hampir 20%. Sementara minyak Brent, yang sempat mencapai level tertinggi harian di $36,38, selama sepekan turun 8%. Pada hari minggu, OPEC+ akhirnya sepakat untuk memangkas produksi untuk menopang harga minyak di tengah pandemi Covid-19 dan mengatakan bahwa mereka membuat kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan negara-negara produsen minyak lainnya, termasuk AS untuk membatasi pasokan minyak global sebesar 20%.  Sentimena ini bullish buat minyak, namun pemangkasan sebesar 10-15% mungkin tidak cukup untuk menahan kejatuhan harga, Goldman Sach dan UBS memperkirakan Brent akan kembali turun ke $20 dari harga $32 saat ini dan $70 awal tahun.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *