Mata uang safe haven yen dan dollar menguat di tengah buruknya data ekonomi global yang mendorong invetor mencari aset lindung nilai. Yen naik ke level tertinggi tujuh minggu atas dollar, sementara dollar naik ke leve tertinggi satu minggu atas mata uang utama dunia lainnya. Data manufaktur di kawasan zona dan Inggris terlihat suram, memukul mata uang euro dan sterling. Sementara data ADP AS menunjukkan lebih dari 20 juta kehilangan pekerjaan di bulan April. Indeks dollar menguat 0,3% menjadi 100,07. Terhadap yen, dollar melemah 0,4% menjadi 106,10 yen, setelah turun ke level terendah tujuh minggu di 106,06 yen. Yen juga menguat atas euro, dengan EUR/JPY turun ke level 114,43, terendah sejak November 2013.
Euro melemah 0,3% atas dolar di $ 1,0801 setelah keputusan pengadilan yang menentang partisipasi Jerman dalam program stimulus zona euro. Pengadilan tertinggi Jerman pada hari Selasa memberi waktu tiga bulan kepada ECB untuk membuktikan alasan program pembelian obligasi, atau akan kehilangan partisipasi Bundesbank dalam salah satu skema stimulus utamanya. Euro juga jatuh setelah buruknya serangkaian data di kawasan, diantaranya retail sales yang turun ke level terendah di Maret.
Harga emas turun kemarin karena aktifitas ekonomi dunia mulai berjalan normal setelah lockdown dalam jangka waktu yang cukup lama. Penguatan dollar dan ekspektasi bahwa supply emas akan tumbuh begitu kilang emas beroperasi kembali juga memberikan tekanan ke emas. Harga emas spot turun sekitar 1,5% menjadi $1683,40, sementara emas berjangka turun 1,4% menjadi $1684,84. Lockdowm enam minggu telah mengganggu pasokan emas global dan menyebabkan perbedaan harga di New York dan London. Di tahun ini, emas sudah naik 11% di tengah rusaknya ekonomi dunia akibat pandemi.
Harga minyak jatuh sekitar 4% semalam, meski data yang menunjukkan cadangan minyak AS naik lebih kecil dari yang diperkirakan. Harga minyak jenis WTI turun 2,3% menjadi $23,99 per barel. Sementara minyak jenis Brent turun 4% menjadi $29,72. Reli minyak yang sudah berlangsung dalam enam sesi berturut-turut memicu aksi profit taking investor. Dalam lima sesi terakhir, minyak WTI sudah naik dua kali lipat dan menyentuh level tertinggi satu bulan. Sementara Brent dalam enam sesi terakhir sudah naik 55%, menyentuh level tertinggi tiga minggu di $32,99. Sementara itu, data EIA menunjukkan cadangan minyak AS hanya naik 4,6 juta barel, lebih kecil dari perkiraan kenaikan 7,8 juta barel. Sementara dari sisi bearish, EIA melaporkan cadangan distilasi naik tiga kali lebih besar dari yang diperkirakan, atau naik 9,5 juta barel, dibanding perkiraan kenaikan 2,9 juta barel.
Saham-saham Asia di buka melemah, mengikuti kejatuhan Wall Street menyusul buruknya data-data ekonomi di belahan dunia, termasuk AS. Investor terus menggali hasil laporan pendapatan yang bervariasi. Saham-saham di Jepang turun, begitu juga Korea Selatan. Data ADP hari Rabu menunjukkan angka kontraksi sebesar 20,2 juta pada pertumbuhan lapangan kerja AS.
Fokus Hari Ini : BoE Meeting & Pidato Lagarde
Bank of England (BoE) akan menggelar rapatnya hari ini, yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya. Namun pelaku pasar tetap akan mencermati pernyataan pejabat BoE, khususnya terkait kebijakan dalam mengatasi dampak Covid-19. Selain BoE, pasar juga akan fokus pada pidato ketua ECB, Christine Lagarde, serta data jobless claims AS.