Ming. Sep 8th, 2024

Bursa Saham AS Melonjak Oleh Faktor Teknis

Inflasi AS Lebih Panas Dari Perkiraan, Ada Peluang Kenaikan Suku Bunga 100 bps.

Data harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September dan tekanan inflasi yang mendasari terus meningkat, memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan bulan depan. Indeks harga konsumen naik 0,4% bulan lalu setelah naik 0,1% di bulan Agustus. Perkiraan awal angka CPI naik 0,2%. Dalam 12 bulan hingga September, CPI meningkat 8,2% setelah naik 8,3% pada Agustus. Mengikuti data, dana ber- jangka fed fund juga memperkirakan peluang 13,4% dari kenaikan suku bunga 100-bps.

Bursa Saham AS Melonjak Oleh Faktor Teknis

Bursa saham AS melonjak menjadi ditutup lebih dari 2% lebih tinggi pada hari Kamis, karena dukungan teknis dan investor yang meliput taruhan pendek mendorong rebound dramatis dari aksi jual pada hari sebelumnya. Pembalikan tersebut menandai lom- patan hampir 194 poin di S&P 500 dari level terendah sesi ke level tertinggi, lompatan terbesar dalam satu hari sejak 24 Januari. Sektor Keuangan dan energi memimpin kenaikan di bursa S&P 500. Indek Dow Jones naik 827,87 poin, atau 2,83%, ke 30.038,72, S&P 500 naik 92,88 poin, atau 2,60%, ke 3.669,91 dan Nasdaq naik 232,05 poin, atau 2,23%, ke 10.649,15.

Dianggap Merespon Data Secara Berlebihan, Dolar AS Akhirnya Jatuh

Dolar jatuh setelah melonjak menyusul perkiraan awal atas laporan inflasi. Investor menganggap respons ini berlebihan. Green- back awalnya sempat memuncak ke tertinggi 32 tahun terhadap yen di 147.665 setelah data IHK, kemudian memangkas kenaikan untuk diperdagangkan naik 0,2% pada 147,25 yen. Euro awalnya jatuh terhadap dolar, kemudian rebound 0,7% ke $0,9773. Greenback melonjak terhadap franc Swiss sebelumnya, dan terakhir naik 0,2% pada 0,9995 franc. Dolar Australia sempat turun ke US$0,6170, sebelum dan naik 0,3% ke $0,6291 Poundsterling, membukukan kenaikan tajam terhadap dolar setelah laporan kemungkinan berbalik arah oleh pemerintah Inggris pada rencana fiskalnya. Pound naik ke $1,1306, atau 1,9%. Terhadap euro, Poundsterling naik ke level tertinggi lima minggu. Euro naik ke 86,41 pence, turun 1,1%. Pergerakan pasar uang saat ini adalah menunjukkan tanda-tanda pasar yang tertekan, ada ketakutan karena kehilangan titik data ringan. Pembalikan dolar adalah keju- tan. Ini adalah pasar yang sangat gelisah sehingga aliran kecil dapat memiliki dampak yang berlebihan.

Harga Emas Tertekan, Gagal Memanfaatkan Koreksi Dolar AS

Harga emas tertekan di $1.662, berbalik dari kenaikan sebelumnya, setelah dolar AS menelusuri kenaikan bersama dengan yield Obligasi AS menjelang data IHK. Imbal hasil Treasury 10-tahun AS menguat sekitar 3,96% setelah menghentikan tren turun. Kupon obligasi yang lebih kuat menggambarkan ketakutan resesi tetapi gagal mendorong dolar AS. Perlu dicatat,ketidaktahuan pembuat kebijakan Jepang dan Cina tentang dorongan IMF untuk suku bunga yang lebih tinggi juga seharusnya membebani Emas. Dengan demikian, Emas mengabaikan kesiapan Gubernur PBOC Yi Gang untuk stimulus yang kuat. Harga kemungkinan akan tetap suram .

Harga Minyak Turun, Para Pembeli Masih Berharap Dukungan Teknikal

Harga minyak mentah WTI turun ke $87,90 setelah memantul dari level terendah satu minggu untuk mencetak kenaikan penting pada hari sebelumnya. Harga berbalik arah dari garis support sebelumnya yang berusia 12 hari. Namun, pemulihan berkelanjutan secara teknis serta persilangan indicator bullish, menjaga harapan pembeli. Penembusan batas atas yang jelas dari resistensi di $88,65 diperlukan bagi para pembeli untuk mempertahankan kendali. Penurunan terjadi jika harga menembus di $85,15.

Fokus Pasar Hari Ini :

Penjualan Ritel AS untuk September, pembacaan awal Indeks Sentimen Konsumen Michigan (CSI) dan Ekspektasi Inflasi Konsumen 5 tahun Universitas Michigan (UoM) untuk Oktober akan sangat penting. Data penting lainnya adalah update covid dari China dan obrolan intervensi pasar oleh pembuat kebijakan China dan Jepang, tidak ketinggalan pesimisme politik di Inggris. Angka penjualan ritel inti, selain penjualan otomotif dianggap lebih bisa menggambarkan tren belanja konsumen AS. Dalam beberapa bulan ini angkanya terus menurun. Secara bulan ke bulan, diperkirakan akan mengalmi kenaikan tipis dari (-0.3%) menjadi (-0.1%). Semen- tara Angka penjualan ritel AS secara bulan ke bulan diperkirakan akan mengalami penurunan dari 0.3% menjadi hanya 0.2% sa- ja.Hasil yang positif atau lebih baik dari perkiraan akan membuat Dolar AS bisa menguat. Indek sentimen konsumen dari University of Michigan, akan memgkonfirmasi tren konsumsi ini, diperkirakan angkanya akan naik tipis dari 58.6 menjadi 58.7. Data ini menunjukkan sentimen konsuen masih tinggi, bersifat ekspansif. Berpeluang mendorong penguatan Dolar AS.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *