Dolar Jatuh Setelah Capai Level Tertinggi 15 Bulan
Dolar AS merosot hari Senin setelah mencapai tertinggi 15-bulan di Jumat menyusul data pekerjaan AS yang kuat. Investor terus mencerna laporan tersebut, sembari fokus pada data inflasi dan memantau komentar dari pejabat Federal Reserve untuk petunjuk kebijakan suku bunga. Di hari Rabu The Fed kembali menegaskan bahwa inflasi tinggi saat ini diperkirakan bersifat sementara dan mengatakan akan mulai memangkas program pembelian obligasi besar-besaran bulan ini, namun masih menunggu lebih banyak pertumbuhan pekerjaan sebelum menaikkan suku bunga. Sementara di hari Jumat data AS menunjukkan non-farm payroll tumbuh di atas ekspektasi pada Oktober karena lonjakan infeksi COVID-19 selama musim panas mereda, menunjukkan aktivitas ekonomi mendapatkan kembali momentum di awal kuartal keempat.
Clarida & Bullard Dukung Kenaikan Suku Bunga Tahun Depan
Di hari Senin, para pejabat The Fed mengalihkan fokusnya ke kebijakan suku bunga dengan Wakil Ketua Fed Richard Clarida mengatakan kondisi untuk kenaikan suku bunga dapat dipenuhi tahun depan karena pertumbuhan pekerjaan diperkirakan berlanjut dan inflasi sudah melebihi target. Pejabat The Fed lainnya, James Bullard mengulangi pandangannya bahwa Fed perlu menaikkan suku bunga 2 kali tahun depan. Fokus selanjutnya akan tertuju pada data CPI AS yang dirilis Rabu, untuk mengetahui arah kebijakan The Fed.
Emas Naik ke Level Tertinggi 2 Bulan Karena Pelemahan Dolar AS
Emas naik ke level tertinggi dua bulan pada hari Senin, didukung oleh penurunan dolar dan kekhawatiran inflasi yang berkelanjutan setelah bank sentral utama mengindikasikan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat. Spot emas naik 0,5% menjadi $1.825,64 per ons. Emas melonjak hampir 2% pada hari Jumat setelah Federal Reserve AS dan Bank of England (BoE) menahan setiap kenaikan suku bunga.
Minyak Naik Berkat Prospek Permintaan
Harga minyak naik hari Senin karena tanda-tanda positif untuk pertumbuhan ekonomi global mendukung prospek permintaan energi dan AS mengatakan sedang mempertimbangkan opsi untuk mengatasi kenaikan harga. Harga minyak Brent naik 0,83%, menjadi $83,44. Sementara WTI AS naik 0,84%, menjadi $81,95, setelah jatuh 3% minggu lalu. Presiden AS Joe Biden pada hari Sabtu menyambut baik pengesahan RUU infrastruktur senilai $ 1 triliun yang telah lama tertunda, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar. Dukungan harga lebih lanjut juga datang dari keputusan minggu OPEC+ untuk tidak mempercepat rencana kenaikan produksi mereka, meski ada tekanan dari AS. Biden telah meminta OPEC+ untuk memproduksi lebih banyak minyak mentah untuk mendinginkan pasar dan pada hari Sabtu, dengan mengatakan pemerintahannya memiliki “alat lain” untuk menghadapi harga minyak yang tinggi.
Wall Street Menguat, Penurunan Tesla Batasi Penguatan
Wall Street naik hari Senin ini setelah pengesahan RUU belanja infrastruktur, namun penguatannya dibatasi oleh penurunan saham Tesla. Saham Tesla jatuh setelah hasil polling di Twitter oleh CEO Elon Musk tentang apakah ia harus menjual sekitar 10% kepemilikan sahamnya di perusahaan pembuat mobil listrik yang dia dirikan. Jajak pendapat mengumpulkan lebih dari 3,5 juta suara, dengan 57,9% memilih ya.
Fokus Hari Ini: ZEW Jerman, PPI AS, Powell & Bailey
Hari ini Jerman akan merilis sentimen bisnis hasil survei ZEW bulan November, yang diperkirakan berada di angka 20,6. Memasuki pasar AS, akan dirilis data PPI, yang diperkirakan tumbuh 0,% di Oktober, lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,5%. Beberapa pejabat bank sentral juga akan menyampaikan pidatonya, mereka adalah ketua The Fed Jerome Powell dan Gubernur BoE Andrew Bailey.