Jum. Des 6th, 2024

Dollar melemah kemarin menyusul turunnya imbal hasil obligasi AS setelah the Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps dalam rapat mendadak kemarin. Setelah keputusan tersebut, ketua the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa fundamental ekonomi AS tetap kuat. Namun, virus corona menciptakan risiko bagi aktivitas ekonomi. Dengan risiko ini dan tujuan untuk mencapai penciptaan lapangan kerja yang maksimal serta menjaga stabilitas harga, the Fed memutuskan untuk menurunkan Federal Funds Rate sebesar 0,5 poin persentase menjadi 1-1,25%. Indeks dollar, yang mengukur bobot dollar atas enam mata uang utama dunia lainnya melemah 0,15% menjadi 97,21, setelah sempat menyentuh level terendah di 96.98.

Sterling menguat atas dollar kemarin, namun sentimen masih rentan di tengah ketidakpastian perundingan antara Inggris dan Uni Eropa, serta meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank of Englad (BoE). Pelaku pasar saat ini memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps poin ketika BoE menggelar rapatnya pada tanggal 26 Maret mendatang.

Harga emas kembali bergerak ke atas $1600 kemarin setelah the Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps dalam rapat insidentil, serta faktor safe haven di tengah kekhawatiran virus corona yang bisa memukul pertumbuhan. Harga emas berjangka naik 3,1% menjadi $1644,40 per ons, sementara harga emas spot menguat 2,9% menjadi $1636,45. Para anggota negara G7 berkomitmen untuk memperbaiki ekonomi yang rusak akibat virus corona, dengan menjanjikan stimulus moneter dan fiskal, berhasil mendorong sentimen emas. Reli emas bertambah setelah gubernur New York, Andrew Cuomo mengkonfirmasi adanya temuan 2 kasus yang terinfeksi virus corona menjadikan total kasus di AS lebih dari 100 orang.

Harga minyak bergerak variatif kemarin setelah pemangkasan suku bunga the Fed, diimbangi oleh ketidakpastian pemangkasan output menjelang pertemuan OPEC. Harga minyak sebelumnya mengalami rebound setelah meningkatnya ekspektasi bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps dalam rapatnya tanggal 18 Maret mendatang. Ekspektasi tersebut telah meningkatkan optimisme diantara investor yang berhadap adanya stimulus bagi pasar untuk menangkal dampak buruk akibat virus corona. Sementara itu, menjelang pertemuan OPEC minggu ini, Arab Saudi berusaha mendorong kesepakatan untuk memangkas output 1 juta bph, setelah pemangkasan 2,1 juta bph. Namun, usulan OPEC tersebut masih belum disetujui oleh Rusia, yang kerjasamanya sangat diharapkan. Harga minyak jenis WTI mengalami kenaikan 0,9% menjadi $47,18 per barel. Sementara minyak Brent turun 4 sen, atau 0,07% menjadi $51,86.

Saham-saham Asia melemah hari ini, setelah pemangkasan suku bunga darurat the Fed gagal mengangkat sentimen, yang masih tertekan oleh penyebaran virus corona. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sampai jatuh ke level 0,9060% hari ini. Sementara itu, saham-saham di Australia turun 1,4%, indeks saham berjangka Nikkei melemah dan indeks berjangka S&P 500 AS turun 0,4%.

Fokus Hari Ini:
Serangkaian data ekonomi di berbagai negara akan mewarnai pergerakan pasar hari ini. Australia tadi pagi sudah merilis data PDB yang tumbuh 0,5% di kuartal IV-2019. Kemudian data ISM sektor jasa di zona eruo dan Inggris. Sementara data-data AS yang akan dirilis adalah ADP-non farm payroll, ISM non-manufacturing dan data cadangan minyak dari EIA. Sementara event yang akan digelar adalah BoC meeting.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *