Dollar jatuh terhadap yen dan euro kemarin karena turunnya harga minyak yang dikombinasikan dengan kekhawatiran virus corona, memicu penurunan imbal hasil AS turun ke level terendah. Harga minyak jatuh setelah Arab Saudi mendiskon harga minyaknya dan akan menggenjot produksi setelah kesepakatan dengan Rusia tidak tercapai. Investor yang panik kemudian lari ke obligasi, membuat imbal hasil AS tenor 30 tahun di bawah 1% dan imbal hasil obligasi 10 tahun turun di bawah 0,5%. Kondisi tersebut menghapus daya tarik dollar AS. Terhadap yen, dollar melemah 3% menjadi 101,58, terendah sejak tiga tahun. Sementara euro naik 1% menjadi $1408. Indeks dollar turun ke level 17 atas mata uang utama dunia lainnya.
Mata uang komoditas juga berjatuhan kemarin karena diliputi kekhawatiran anjloknya harga minyak serta virus corona. Jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut saat ini sudah mencapai 107 ribu di seluruh dunia dan memukul ekonomi. Dollar Australia (Ausie) turun 6% ke level terendah 11 tahun atas yen, sementara dollar New Zealand (kiwi) jatuh lebih dari 7%.
Harga emas bergerak mendatar kemarin setelah naik ke level $1700 karena lemahnya permintaan dari toko perhiasan di China mengimbangi safe haven akibat kekhawatiran virus corona. Harga emas berjangka turun 0,2% menjadi $1672,40, setelah menyentuh level tertinggi tujuh tahun di $1703,10. Sedangkan emas spot flat di kisaran $1657,68. Metal Focus memperkirakan penjualan di China akan turun 6% tahun ini akibat virus corona. Toko perhiasan di China menyumbang 30% dari permintaan emas global. Sementara itu, permintaan safe haven dan kebijakan moneter loggar yang dijalankan oleh bank sentral dunia masih mendukung sentimen emas untuk jangka panjang.
Harga minyak anjlok sekitar 25% kemarin, penurunan terburuk dalam 30 tahun terakhir, dipicu oleh perang dagang minyak antara Arab Saudi dan Rusia, serta panic selling akibat kekhawatiran virus corona. Aksi jual terjadi setelah Rusia menolak usulan OPEC untuk memangkas produksi sebesar 1,5 juta bph, yang dimaksudkan unutk memitigasi lemahnya permintaan akibat virus corona. Setelah gagalnya perundingan minggu lalu, Rusia berencana untuk kembali menggenjot produksinya setelah tanggal 1 April. Secara mengejutkan, Arab Saudi mengumumkan akan memproduksi minyaknya sebesar 1 juta bph dan menurunkan harga jual minyak mentahnya. Harga minyak semakin jatuh ketika Goldman Sach mengatakan bahwa harga minyak bisa jatuh ke $20 per barel. Minyak WTI anjlok 24,6% menjadi $31,13 per barel, penurunan terbesar sejak 1991. Sementara Brent merosot 24% menjadi $34,36.
Saham-saham Asia kembali turun hari setelah Wall Street mencatat penurunan harian terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008. Namun tekanan jual mampu dibatasi oleh harapan stimulus gabungan untuk meredam kepanikan pasar. Indeks MSCI Asia-Pacific di luar Jepang melemah 0,3%, sementara indeks Nikkei turun 2,8%. Tiga indeks utama Wall Street masing-masing turun lebih dari 7% semalam.
Fokus Hari Ini:
Selain data PDB zona euro, tidak ada data ekonomi penting lainnya. Fokus pasar kemungkinan akan tertuju pada beberapa event yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, seperti pengumuman RAPBN Inggris dan ECB meeting. Selain itu, perkembangan dari perang dagang minyak antara Arab Saudi dan Rusia, yang memicu anjloknya harga minyak dunia, juga masih jadi sorotan pasar, disamping isu virus corona.