Sab. Okt 5th, 2024

Dolar AS Lanjutkan Koreksi Karena Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS, Reli Saham

Dolar AS jatuh ke level terendah dua minggu atas mata uang utama dunia lainnya pada hari Selasa, karena aksi ambil untung pasca penguatan bulan Maret. Selain itu turunnya imbal hasil obligasi AS juga memberikan tekanan pada mata uang AS. Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback atas enam mata uang lainnya, turun 0,239% menjadi 92,341, terendah sejak 23 Maret. Dolar telah menguat tahun ini, bersamaan dengan imbal hasil Treasury AS, karena investor bertaruh bahwa ekonomi AS akan pulih lebih cepat dari pandemi virus korona daripada negara maju lainnya, di tengah stimulus besar-besaran dan vaksinasi agresif. Di bulan Maret, dolar menguat sebesar 2,5%, kenaikan bulanan terbesar bagi dolar sejak akhir 2016. Turunnya imbal hasil Treasury AS turun pada hari Selasa, dan saham AS yang kembali mencetak rekor tertinggi baru, semakin melemahkan permintaan safe haven atas greenback.
Loonie Melemah Karena Kekhawatiran Gelombang Ketiga Covid-19
Loonie melemah atas greenback kemarin karena meningkatnya kekhawatiran akan gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Kanada dan investor tengah menunggu data ekonomi domestik yang bisa memberi petunjuk tentang arah kebijakan BoC. Loonie melemah 0,4% menjadi pada 1,2573. Data perdagangan Kanada untuk Februari akan dirilis pada hari Rabu, sedangkan data ketenagakerjaan Maret akan dirilis Jumat.
Emas Naik di Tengah Koreksi Dolar dan Turunnya Yield AS
Harga emas naik sekitar 1% pada hari Selasa, mencapai level tertinggi dalam lebih dari seminggu, didorong oleh penurunan dolar dan imbal hasil Treasury AS. Harga emas spot emas naik 0,8% menjadi $ 1,743,04 per ounce pada, setelah sempat mencapai level tertinggi sejak 25 Maret di $1.745,15. Sedangkan emas berjangka AS naik 0,% menjadi $1.743.
Minyak Naik Berkat Solidnya Data China dan AS
Solidnya data ekonomi China dan AS membantu mengangkat harga minyak sebesar 1% pada hari Selasa, menutup beberapa kerugian sesi sebelumnya. Brent naik 1%, menjadi $62,74 per barel. Sedangkan WTI naik 1,2%, menjadi di $59,33 per barel. Harga menguat setelah data yang menunjukkan aktivitas jasa AS menyentuh rekor tertinggi di bulan Maret. Sektor jasa China juga mengalami kenaikan paling tajam dalam tiga bulan. Selain itu, Inggris berencana melonggarkan lebih banyak pembatasan virus korona pada 12 April, memungkinkan bisnis termasuk semua toko, pusat kebugaran, salon rambut, dan tempat perhotelan luar ruangan untuk dibuka kembali. Harga rebound dari penurunan tajam di Senin, ketika kedua jenis tersebut
turun sekitar $3 karena meningkatnya pasokan minyak OPEC+ dan meningkatnya infeksi COVID-19 di India dan sebagian Eropa. OPEC+ pekan lalu sepakat melonggarkan pasokan pada bulan Meiā€”Juli .
Wall Street Koreksi, S&P 500 Masih Dekat Rekor
Bursa saham di Wall Street mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Selasa. Meski koreksi, indeks S&P 500 masih mendekati rekor penutupan tertinggi dalam beberapa sesi berturut-turut, karena investor mempertimbangkan data ekonomi AS yang lebih kuat. Indeks Dow Jones turun 0,29% menjadi 33.430,24, S&P 500 turun 0,10% ke 4.073,94 dan Nasdaq Composite turun 0,05% ke 13.698,38.

Fokus Hari ini : FOMC Minutes
Salah satu event yang ditunggu pasar hari ini adalah FOMC minutes, yang akan memberikan rincian pertemuan kebijakan bulan Maret. Investor akan mencermati apakah para pejabat the Fed akan menyinggung mengenai kekhawatiran inflasi atau kenaikan yield obligasi akhir-akhir ini. Fokus lainnya adalah PMI sektor jasa di Eropa, serta data cadangan minyak dari Energy Information Administration (EIA).

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *