Dolar AS melanjutkan penurunannya pada hari Senin dan mencapai posisi terendah beberapa tahun atas pound Inggris dan dolar Australia karena para trader fokus pada harapan vaksinasi virus korona dan prospek pertumbuhan ekonomi, serta inflasi yang dapat mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi. Sebelumnya dolar sempat naik berkat prospek inflasi di tengah banyak stimulus pemerintah AS dan kebijakan moneter longgar, yang mendorong kenaikan pada imbal hasil obligasi AS. Pada hari Senin, yield obligasi AS tenor tahun diperdagangkan stabil menjelang kesaksian Powell. Sementara itu, Euro naik 0,4% terhadap dolar menjadi $ 1,2162. Data pada hari Senin menunjukkan sentimen bisnis Jerman naik lebih dari perkiraan pada bulan Februari, terutama karena sektor industri yang tangguh di negara itu. IFO Jerman naik menjadi 92,4 di Februari dari bulan sebelumnya 90,3, di atas ekspektasi 90,5. Indeks dollar melemah 0,3% menjadi 90,046.
Pound dan Ausie Menguat Atas Dolar AS
Pound Inggris naik 0,5% menjadi $1,4066, tertinggi sejak April 2018 setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan jalan keluar dari lockdown atas keberhasilan Inggris dalam menyediakan vaksinasi COVID-19. Ausie juga menguat berkat kenaikan harga komoditas , naik ke $0,7917, tertinggi sejak Maret 2018. Australia sendiri akan secara masal melakukan vaksinasi pada Senin, yang turut memberi dorongan ke mata uang.
Emas Menguat Berkat Prospek Inflasi & Pelemahan Dolar AS
Harga emas naik lebih dari 1,5%, mendekati tertinggi satu minggu pada hari Senin, karena ekspektasi kenaikan inflasi memicu kekhawatiran di bursa saham, mendorong investor memburu logam mulia sebagai safe-haven. Emas juga diuntungkan oleh pelemahan dolar AS. Spot emas naik 1,5% menjadi $ 1,808.16, setelah mencapai level tertinggi sejak Feb. Semenetara emas berjangka AS naik 1,7% menjadi $ 1.808.40.
Minyak Naik Hampir 4% Karena Gangguan Produksi di Texas
Harga minyak naik hampir 4% pada hari Senin, didorong oleh perkiraan bahwa proses pemulihan produksi minyak mentah akan lambat AS setelah suhu dingin pekan lalu di Texas menghentikan produksi. Perusahaan minyak AS menutup produksi minyaknya antara 2 juta hingga 4 juta barel per hari (bph) karena cuaca dingin di Texas dan negara bagian penghasil minyak lainnya, dan kondisi dingin yang tidak biasa telah merusak instalasi yang membuat output offline lebih lama dari yang diharapkan. Harga minyak Brent naik 3,7% menjadi $ 61,49. Sementara WTI naik 3,8% menjadi $61,49. Produsen minyak shale di wilayah tersebut membutuhkan setidaknya dua minggu untuk sepenuhnya memulai kembali produksi normal. Sementara itu, produsen minyak OPEC+ akan bertemu pada 4 Maret, dengan kemungkinan akan melonggarkan pembatasan pasokan setelah April mengingat pemulihan harga.
Kekhawatiran Inflasi Bayangi Wall Street
Kejatuhan saham teknologi kembali menyeret turun indeks S&P 500 pada hari Senin. Tren kenaikan imbal hasil obligasi dan prospek kenaikan inflasi telah mengurangi minat terhadap saham-saham dengan pertumbuhan tinggi. S&P 500 telah jatuh dalam lima sesi berturut-turut, terpanjang dalam satu tahun. Menutup perdagangan Senin, Indeks Dow Jones naik 0,09%, S&P 500 turun 0,77% dan Nasdaq anjlok 2,5%.
Fokus Hari ini : Powell & Data Ketenagakerjaan Inggris
Hari ini ketua the Fed Jerome Powell akan tampil di depan komite DPR dan Senat AS untuk membahas ekonomi dan kebijakan moneter. Pasar memperkirakan Powell akan mengulangi sikap dovish Fed. Meski begitu, pandangan ekonomi yang optimis bisa mendorong dolar naik. Namun sebelum itu, pasar akan terlebih dahulu disuguhi data ketenagakerjaan Inggris di awal sesi Eropa.