ECB Galak, Powell Kurang Hawkish
Pasangan EURUSD naik +0,32%, melepaskan kerugian di awal perdagangan dan bergerak lebih tinggi setelah dolar AS melemah bersama dengan komentar bernada hawkish dari Presiden ECB Lagarde dan anggota Dewan Eksekutif ECB Schnabel. EUR/USD Jumat awalnya melemah setelah IHP April Jerman naik pada laju paling lambat dalam 2 tahun, faktor dovish untuk kebijakan ECB. Presiden ECB Lagarde mengatakan suku bunga harus “berkelanjutan” tinggi untuk mengekang inflasi, dan ECB perlu “bersiap dan mencapai” target inflasi 2%. Anggota Dewan Eksekutif ECB, Schnabel mengatakan, “ECB dapat melakukan apa pun yang diperlukan untuk membawa inflasi kembali ke target 2% kami dalam waktu yang tepat. Ini berarti menaikkan suku bunga ke tingkat yang cukup ketat dan mempertahankannya pada tingkat itu selama diperlukan. ” PPI April Jerman turun menjadi +4,1% y/y dari +6,7% y/y di bulan Maret, laju kenaikan paling lambat dalam 2 tahun.
Dolar AS Melemah, Penguatan Yen Tertahan Sikap Bank of Japan
USD/JPY turun -0,43% karena pelemahan dolar dan berita inflasi Jepang yang lebih kuat dari perkiraan yang menunjukkan IHK nasional Jepang bulan April selain makanan segar dan energi naik pada laju tercepat dalam 41 tahun, naik +4,1% y/y. Kenaikan imbal hasil Obligasi Jepang membatasi kenaikan yen, bersama dengan komentar bernada dovish dari Gubernur BOJ Ueda, yang mengatakan BOJ akan mengambil waktu ketika memutuskan penyesuaian kebijakan moneter. Ia meyakinkan bahwa BOJ akan melanjutkan pelonggaran ketika dia berkata, “Adalah tepat untuk mengambil waktu untuk memutuskan penyesuaian pelonggaran moneter menuju jalan keluar di masa depan.”
Menurut Pasar, Powell Kurang Hawkish Sehingga Harga Minyak Beringsut Naik
Harga emas beringsut lebih tinggi setelah naik lebih dari 1% di akhir pekan menyusul komentar yang kurang hawkish dari Ketua Fed Jerome Powell, ditengah ketidakpastian perundingan plafon utang AS dan stabilitas sektor perbankan yang menambah kenaikan permintaan emas sebagai asset safe-haven. Powell mengatakan bahwa ketidakpastian seputar dampak lagging dari kenaikan suku bunga di masa lalu dan pengetatan kredit bank baru-baru ini membuat tidak jelas apakah diperlukan lebih banyak pengetatan moneter. Harga emas naik 0,2% ke $1.979,79, sementara emas berjangka AS stabil di $1.981 per troy ons.
Harga Minyak Diyakini Bakal Naik Lagi
Bank of America meyakini harga minyak akan kembali di atas $80 pada semester kedua tahun ini dan naik menuju $90 karena masalah defisit pasokan. Pada pertengahan kwartal kedua ini rata-rata harga adalah di pertengahan $70-an dengan tren harga yang masih bullish. Keyakinan ini didasari oleh meningkatnya permintaan, pemotongan produksi OPEC+, dan kurangnya respons dari produsen minyak serpih AS.
Perundingan Plafon Utang Ditunda, Bursa Saham AS Turun
Bursa saham AS berakhir lebih rendah karena perundingan untuk menaikkan plafon utang AS ditunda. Keputusan ini memang mengejutkan pelaku pasar saat AS diyakini semakin dekat dengan tenggat waktu untuk default. Pun demikian kinerja secara mingguan membukukan kenaikan semua, oleh data ekonomi yang solid dan akhir musim pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. Indek Dow Jones turun 109,28 poin, atau 0,33%, ke 33.426,63, S&P 500 turun 6,07 poin, atau 0,14%, ke 4.191,98 dan Nasdaq turun 30,94 poin atau 0,24% ke 12.657,90.
Fokus Pasar Hari Ini :
Pertumbuhan pesanan mesin Jepang secara tahunan di bulan Maret ini diperkirakan akan merosot dari bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9.8% menjadi hanya 1.4% saja. Penurunan yang tajam ini menunjukkan kelesuan iklim bisnis. Hal ini membuat Yen berpotensi tertekan. Sebelum sesi perdagangan AS, James Bullard salah satu eksekutif Fed dijadwalkan akan memberikan pernyataan. Disusul oleh Barkin dan Bostic. Sebagian besar para eksekutif berpandangan hawkish atas kebijakan moneter mereka. Hal ini berpotensi membuat Dolar AS menguat.
Sementara itu, Zona Euro akan merilis angka kepercayaan konsumen. Sekilas angka di bulan Mei ini diyakini tumbuh moderat dari (-17.5) menjadi (-17). Hasil yang sesuai ekspektasi menunjukkan tingkat kepercayaan masih mengalami kontraksi yang signifikan. Hal ini berpeluang menekan Euro.