Jum. Des 6th, 2024

Dolar AS Melemah Setelah Data PMI Yang Mengecewakan

DOLLAR
Sterling Rebound dari Level Terendah 2 Bulan Setelah Risk-On Meningkat

Sterling menguat atas dolar AS pada hari Senin berkat pulihnya sentimen risk-on setelah kekhawatiran terhambatnya pertumbuhan global akibat penyebaran virus corona varian Delta, serta ekspektasi tapering The Fed, telah mendorong safe haven dolar minggu lalu, memukul mata uang lainnya. Minggu lalu, sterling jatuh ke level terendah dua bulan atas dolar AS karena trader menjual aset yang dianggap lebih berisiko.

Dolar AS Melemah Setelah Data PMI Yang Mengecewakan

Dolar AS merosot 0,57% pada hari Senin, setelah membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan pekan lalu. Sementara itu, sentimen risk-on meningkat setelah lemahnya data AS data menunjukkan Federal Reserve kemungkinan tidak akan terburu-buru menghapus kebijakan akomodatifnya. Pertumbuhan aktivitas bisnis AS melambat dalam tiga bulan berturut-turut pada Agustus karena kendala kapasitas, kekurangan pasokan, dan varian Delta dari virus corona yang menyebar dengan cepat, melemahkan rebound ekonomi, menurut data dari IHS Markit. Flash manufacturing PMI AS tumbuh 61,2 di Agustus, melambat dari pertumbuhan 63,4 di Junl. Angka ini juga dibawah perkiraan analis, yang memperkirakan pertumbuhan 62,4. Sementara service PMI juga mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan 55,2, dibanding dengan bulan lalu yang tumbuh 59,9, juga dibawah perkiraan 59,1.

Emas Naik di Atas $1800

Emas melonjak di atas level psikologis $ 1.800 pada hari Senin berkat penurunan dolar, mendorong investor ke bullion, bersamaan dengan meningkatnya kasus virus corona varian Delta, yang mendorong ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan menunda pengurangan stimulus ekonomi. Spot emas naik 1,3% menjadi

$1,803,29 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 5 Agustus di $1,806,23.

Minyak Pulih Setelah Anjlok Tujuh Sesi Berturut-turut Berkat Pelemahan Dolar AS

Harga minyak naik lebih dari 5% pada hari Senin, pulih dari penurunan tujuh hari berturut-turut berkat pelemahan dolar dan penguatan bursa saham global. Minyak mentah jenis Brent naik 5,5%, menjadi $68,75 per barel, setelah menyentuh level terendah sejak 21 Mei di $64,60 di awal sesi. Sementara WTI naik 5,6%, menjadi $65,64. Kedua jenis minyak tersebut mengalami penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari sembilan bulan minggu lalu, dengan Brent turun sekitar 8% dan WTI sekitar 9%. Namun, penurunan dolar AS memberikan dorongan pada hari Senin, membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar turun 0,57% setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari sembilan bulan pada hari Jumat, sementara indeks MSCI untuk saham global menguat tajam setelah mengalami penurunan mingguan terbesar sejak Juni pekan lalu.

Bursa Saham Global Reli Setelah Sentimen Risk-On Meningkat

Bursa saham global reli, sementara dolar AS merosot pada hari Senin karena investor semakin tidak khawatir bahwa Federal Reserve akan segera mulai mengubah sikap moneter akomodatifnya. Sentimen pasar juga meningkat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberikan persetujuan penuh untuk vaksin COVID-19 Pfizer. Indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 50 negara, naik 1,09%.

Fokus Hari ini: PDB Jerman & New Home Sales AS

Tidak begitu banyak data ekonomi ataupun event penting yang dirilis hari ini. Hanya ada beberapa data yang sifatnya low hingga medium impact, seperti PDB Jerman, yang diperkirakan tumbuh 1,5% di kuartal kedua 2021. Kemudian AS akan merilis indeks manufacturing Richmond, serta data penjualan rumah baru, yang diperkirakan meningkat menjadi 698 ribu di Juli, dari 676 ribu di Juni.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *