Sab. Nov 30th, 2024

Dolar AS Menguat Berkat Prospek Kebijakan Biden

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada hari Rabu di tengah harapan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dari pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden dan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung dari krisis virus corona. Kenaikan imbal hasil Treasury AS, yang didorong oleh ekspektasi bahwa pemerintahan Biden akan meningkatkan pengeluaran, telah membantu mengangkat dolar, meskipun sempat turun pada hari Selasa. Greenback juga mendapat dukungan dari ekspektasi kelanjutan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, bahkan ketika negara-negara di Eropa melakukan lockdown untuk menahan gelombang COVID-19 kedua. Imbal hasil pada obligasi bencmark turun menjadi 1,071%.
Namun analis melihat bahwa kenaikan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun di atas 1% telah mendukung dolar.
Indeks dolar menguat 0,37% menjadi 90,359.
Loonie Menguat Berkat Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS
Loonie menguat atas dolar AS pada hari Rabu karena penurunan imbal hasil obligasi membatasi penguatan greenback, dan setelah dan Wall Street kembali mendekati rekor tertinggi. Loonie menguat 0,1% menjadi 1.2700 dan menjadi satu-satu mata uang G10 yang berhasil unggul atas dolar AS. Loonie juga menguat meski harga minyak koreksi 0,6% karena kekhawatiran lonjakan infeksi virus corona.
Emas Bertahan Karena Prospek Inflasi
Harga emas stabil pada hari Rabu, didukung oleh data yang menunjukkan kenaikan inflasi AS dan ekspektasi stimulus fiskal yang lebih besar dari Pemerintahan Joe Biden dapat memicu inflasi yang lebih tinggi. Harga emas spot bertahan di level di $1,854.84 per ounce. Data semalam menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4% bulan lalu setelah kenaikan 0,2% di November.
Minyak Raih Level Tertinggi 11 Bulan
Harga minyak melemah pada hari Rabu di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus COVID-19 global akan menghambat permintaan bahan bakar. Sebelumhya , harga mendapat dukungan dari data cadangan minyak AS yang turun dalam lima minggu berturut-turut, turun 3,2 juta barel, lebih besar dari perkiraan penurunan 2,3 juta barel. Analis melihat bahwa permintaan bahan bakar telah pulih dari penurunan tajam musim semi lalu karena pandemi COVID-19 memburuk, tetapi adanya kebijakan pemerintah dunia yang terus memberlakukan pembatasan pada perjalanan, akan menahan permintaan energi selama berbulan-bulan. Sementara itu, negara-negara di Eropa mengumumkan lockdown virus korona yang lebih ketat dan lama pada hari Rabu karena varian COVID yang menyebar cepat yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan karena vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu selama dua hingga tiga bulan ke depan.

Wall Street Variatif, Dow Jones Koreksi
Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing- masing naik 0,23% dan 0,43%, sementara Dow Jones terkoreksi 0,03%. Kenaikan S&P 500 didorong oleh sektor-sektor defensif yang memimpin kenaikan karena investor menunggu rincian rencana stimulus fiskal AS berikutnya dan Kongres memulai dengar pendapat tentang pemakzulan Presiden AS Donald Trump.

Fokus Hari ini : ECB Minutes, Jobless Claims AS & Powell
Fokus pasar hari ini kemungkinan akan tertuju pada ECB minutes, yang merupakan notulen dari rapat ECB bulan lalu. Investor akan mencari petunjuk mengenai arah kebijakan moneter ke depan dan kemungkinanya menyinggung mengenai skala QE untuk tahun ini. Data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini adalah jobless claims dan juga ada pidato dari ketua the Fed Jerome Powell.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *