Ming. Sep 8th, 2024

Dolar AS Menguat Dibantu Kenaikan Yield Obligasi

DOLLAR

Perekonomian Inggris Melambat, Poundsterling Menderita

Ekonomi Inggris melambat lebih tajam dari yang diperkirakan pada bulan Februari, mencerminkan pukulan yang terjadi pada produksi mobil akibat kekurangan komponen, gangguan badai dan pengurangan pengeluaran bagi kesehatan karena warga Inggris bersiap untuk tekanan biaya hidup yang lebih ketat. PDB bulan Februari hanya tumbuh 0.1%, merosot dari bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 0,8%, angka ini di bawah perkiraan awal sebesar 0,3%. Akibatnya Poundsterling melemah.

Wall Street Melemah Tajam Oleh Dua Faktor

Wall Street ditutup melemah tajam karena investor memulai liburan singkat dalam suasana risk-off, dimana terjadi kenaikan imbal hasil obligasi sehingga membebani saham-saham berkembang terkemuka menjelang data CPI sebagai salah satu indikasi inflasi yang penting. Ketiga indeks saham utama AS berakhir jauh di wilayah negatif, dengan saham teknologi dan teknologi yang berdekatan menarik Nasdaq turun 2,2%. Ada dua sentiment yang mendorong aksi jual di bursa, setidaknya dalam dua bulan terakhir. Pertama, kenaikan suku bunga AS yang merontokkan saham-saham disektor teknologi dan berkembang. Kedua, perlambatan ekonomi yang membebani saham-saham sektor energi dan material. Hari ini keduanya muncul dan menjadi pendorong penurunan indek saham. Dow Jones turun 413,04 poin, atau 1,19%, ke 34.308,08, S&P 500 turun 75,75 poin, atau 1,69%, ke 4.412,53 dan Nasdaq turun 299,04 poin, atau 2,18%, ke 13.411,96.

Dolar AS Menguat Dibantu Kenaikan Yield Obligasi

Dolar menguat, dibantu oleh yield obligasi AS yang naik. Yen mengalami aksi jual terbesar, menyentuh posisi terendah di 125 per dolar. Yield Obligasi AS melonjak dengan naik tujuh basis poin ke atas 2,77% setelah yakin Fed akan memangkas kepemilikan asetnya dan menaikkan suku bunga secara tajam lebih tinggi. Dolar Australia seiring dengan penurunan harga bijih besi yang menyentuh level terendah dalam tiga minggu di $0,7418. Poundsterling tergelincir 0,15 menjadi $ 1,3015.

Kenaikan Harga Emas Tergerus Pernyataan Eksekutif FED.

Kenaikan yang terjadi pada harga emas harus berkurang meski tetap ditutup dalam posisi naik, setelah Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans mengisyaratkan dia tidak akan menentang kenaikan suku bunga ke pengaturan netral, yang akan membutuhkan beberapa kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral mendatang. Harga Emas ditutup naik 0,1% ke $1.948,2. Diyakini emas sebagai asset lindung nilai terhadap inflasi, harus menghadapi tekanan dari kenaikan suku bunga AS. Kenaikan harga selanjutnya dapat ditopang oleh kenaikan harga konsumen AS bulan Maret, dimana diharapkan dengan kenaikan harga ini akan menaikan inflasi lebih lanjut selain dampak perang Ukraina pada biaya energi. Perang yang terus berlanjut dan tanpa solusi yang jelas akan menjadi masalah jangka panjang, yang bisa memberikan dukungan harga emas pula.

Harga Minyak Masih Turun, Potensi Kenaikan Pasokan Jangka Pendek

Harga minyak turun sekitar 4%, oleh kekhawatiran penguncian di China akan memangkas permintaan 1,3 juta barel per hari (bph)dan rencana pelepasan cadangan minyak strategis milik sejumlah negara anggota Badan Energi Internasional (IEA), akan melepaskan 240 juta barel minyak selama enam bulan ke depan, setara 1,3 juta bph, dianggap cukup untuk mengimbangi kekurangan pasokan minyak Rusia sebesar 1 juta bph. WTI turun $3,97, atau 4,0%, ke $94,29. Brent berjangka turun $4,30, atau 4,2%, ke $98,48 per barel.

Fokus Pasar Hari Ini :

Pelaku pasar akan memperhatikan data angka inflasi yang mungkin akan menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun ini. Jika demikian, ini dapat mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan lebih sering dilakukan oleh The Fed. Dolar AS akan diuntungkan dan sejumlah aksi jual di bursa saham akan berlanjut. Sementara masalah geopolitik, akan membuat investor kembali melirik asset safe haven seperti Emas dan Dolar AS, atau mata uang safe haven seperti Yen Jepang dan Franc Swiss. Diyakini bahwa Rusia akan meluncurkan serangan baru, meskipun negosiasi damai sedang berlangsung. (LH)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *