Dolar menguat pada hari Rabu karena investor memperkirakan pertumbuhan AS relatif lebih kuat dibanding kawasan lain, sementara safe haven yen Jepang melemah ke level terendah tujuh bulan. Investor telah meningkatkan taruhan pada pertumbuhan dan inflasi AS karena pemerintah mempersiapkan stimulus fiskal baru, dan spekulasi meningkat bahwa Federal Reserve juga bisa mendekati normalisasi kebijakan moneter daripada yang diperkirakan sebelumnya. Saat ini pasar melihat perbedaan pertumbuhan AS yang cepat pulih, sementara di Eropa yang tersendat. Data pada hari Rabu menunjukkan bahwa ekonomi zona euro hampir pasti berada dalam double-dip resesi karena lockdown COVID-19 terus menghantam industri jasa. Sementara di AS, data ADP menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sebesar 117.000 di bulan Februari. Indeks dolar naik 0,14% menjadi 90,924. Yield obligasi AS tenor 10 tahun juga naik menjadi 1,46%.
Sterling Kokoh Setelah Pengumuman RAPBN Inggris, Ausie Melemah
Sterling stabil terhadap dolar pada hari Rabu dan menguat terhadap euro setelah pengumuman anggaran ekspansif yang dirancang untuk menopang ekonomi Inggris saat bersiap untuk pembukaan kembali dari penguncian. Pair GBP/USD naik 0,03% menjadi di $1,3955. Sementara mata uang berisiko termasuk dolar Australia merosot karena saham jatuh, menunjukkan sentimen risiko yang memburuk.
Emas Anjlok Karena Kenaikan Yield Obligasi & Dolar AS
Harga emas merosot lebih dari 2% ke level terendah hampir sembilan bulan pada hari Rabu karena peningkatan imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar, memukul daya tarik atas logam mulia tersebut. Harga spot emas turun 1,2% menjadi $ 1,717,67 per ons, setelah jatuh ke level terendah sejak Juni 2020 di
$1.701.40. Sedangkan Emas berjangka AS ditutup turun 1% pada $ 1.715,80.
Minyak Menguat Setelah Cadangan Bensin AS Turun, EIA
Harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Rabu, didorong oleh penurunan besar dalam persediaan bahan bakar AS dan ekspektasi bahwa produsen OPEC+ mungkin memutuskan untuk tidak meningkatkan produksi ketika mereka bertemu minggu ini. Data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan Stok bensin AS turun 243,5 juta barel minggu lalu dan produksi penyulingan jatuh menjadi 143 juta barel, terbesar sejak 2003, setelah suhu dingin di Texas yang menutup produksi. Sementara itu, cadangan minyak mentah naik 21,6 juta barel, rekor terbesar, menjadi 484,6 juta barel. Sebelumnya, harga minyak melonjak setelah Reuters, mengutip tiga sumber, melaporkan bahwa kelompok OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk tidak menghentikan pengurangan produksi dari Maret hingga April daripada meningkatkan produksi. Minyak Brent naik2,2%, menjadi di $64,07 per barel dan WTI naik 2,6%, menjadi di $61,28 per barel.
.
Aksi Jual Saham Teknologi Kembali Tekan Wall Street
Tiga indeks saham utama di Wall Street kembali tertekan di tengah kejatuhan saham-saham teknologi. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,39% menjadi 31.270,09. Sedangkan S&P 500 melorot 1,31% menjadi 3.819,72. Nasdaq Composite turun 2,7% menjadi 12.997,75. Ini merupakan level terendah sejak Januari. Dengan penurunan ini, kenaikan Nasdaq sejak awal tahun menjadi kurang dari 1%.
Fokus Hari ini : OPEC-JMMC Meeting & Pidato Powell
OPEC dan produsen minyak lainnya, atau yang lebih dikenal dengan OPEC+ akan menggelar rapatnya pada hari ini. Pertemuan ini kemungkinan akan membahas mengenai penambahan kuota produksi, seiring dengan pulihnya harga minyak dari level terendah tahun lalu. Selain rapat OPEC+, pasar juga akan mencermati pidato ketua the Fed Jerome Powell, yang akan memberi petunjuk mengenai arah kebijakan bank sentral.
Dolar AS Menguat Karena Prospek Pertumbuhan AS
