Indeks dolar AS naik 0,65% atas mata uang utama dunia lainnya pada hari Selasa ke level tertinggi dua minggu, sementara imbal hasil pada Treasury AS merosot setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kepada Kongres bahwa inflasi tidak akan lepas kendali. Dolar naik berkat permintaan safe haven di tengah kekhawatiran pasar mengenai gelombang ketiga pandedi COVID-19 di Eropa. Jerman memperpanjang pengunciannya dan mendesak warganya untuk tinggal di rumah selama liburan Paskah. Kekhawatiran tersebut membawa bursa saham global melemah pada perdagangan Selasa. Sementara itu, Pernyataan Menteri Keuangan Janet Yellen yang mengatakan bahwa ekonomi AS tetap dalam krisis dari pandemi membuat investor waspada. Yellen berbicara pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR di mana Gubernur Federal Reserve Jerome Powell juga berbicara kepada komite tersebut.
Kiwi Jatuh Setelah Kebijakan Pemerintah Selandia Baru di Sektor Perumahan
Dolar Selandia Baru (Kiwi) jatuh setelah langkah-langkah baru untuk mendinginkan pasar perumahan. Pemerintah Selandia Baru memperkenalkan langkah-langkah untuk mengekang spekulasi di pasar perumahan yang sedang panas, di mana harga rumah telah naik 23% dalam 12 bulan. Kiwi jatuh 2,27% menjadi $0,70, terendah daan tiga bulan terakhir.
Emas Turun Karena Penguatan Dolar AS
Harga emas tergelincir pada hari Selasa setelah dolar naik ke level tertinggi dua minggu, mengabaikan penurunan imbal hasil Treasury AS. Harga emas spot turun 0,7% menjadi $1,726,76. Sementara emas berjangka AS turun 0,8% menjadi $ 1.725,10. Namun, penurunan mampu dibatasi setelah the Fed mengisyaratkan suku bunga tetap rendah dan kemungkinan stimulus fiskal lebih lanjut.
Minyak Jatuh Setelah Data API, Lockdown Eropa
Harga minyak jatuh sekitar 6% pada hari Selasa karena kekhawatiran atas pembatasan pandemi baru dan peluncuran vaksin yang lambat di Eropa, ditambah dengan kekhawatiran mengenai oversupply. Minyak mentah berjangka Brent turun 5,9%, menjadi $60,79 per barel, setelah mencapai sesi terendah $60,50. Sedangkan WTI turun 6,2%, menjadi $57,76 per barel, setelah menyentuh level terendah $ 57,32. Harga turun lagi setelah penutupan pasar ketika kelompok Industri API melporkan cadangan minyak AS melonjak 2,9 juta barel minggu lalu, melawan ekspektasi penurunan sekitar 300.000 barel. Tekanan minyak bertambah setelah beberapa Eropa kembali lockdown. Jerman, konsumen minyak terbesar Eropa, memperpanjang pengunciannya hingga 18 April. Sementara di Perancis, hampir sepertiga kota memasuki penguncian selama sebulan pada hari Sabtu menyusul lonjakan kasus di Paris dan sebagian Perancis utara.
Wall Street Jatuh Karena Kekahawatiran Kenaikan Pajak
Tiga indeks saham utama Wall Street merosot pada penutupan perdagangan Selasa karena kekhawatiran biaya belanja infrastruktur dan potensi kenaikan pajak untuk membayar stimulus bantuan Presiden Joe Biden sebesar US$ 1,9 triliun. Indeks Dow Jones turun 0,94%, indeks S&P 500 melemah 0,76% dan Nasdaq Composite anjlok 1,12%.
Fokus Hari ini : PMI Global, Pidato Powell & Yellen
Hari ini akan dirilis data PMI global, yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa. Untuk sektor manufaktur, negara-negara di kawasan Eropa diperkirakan mengalami pertumbuhan, sementara sektor jasa masih kontraksi. Sedangkan di AS, baik manufaktur maupun jasa terlihat masih mengalami ekspansi. Selain data PMI, fokus pasar lainnya adalah pidato hari kedua Powell dan Yellen di Senat AS.