Dolar menguat atas mata uang utama dunia lainnya pada hari Jumat, mengikis kerugiannya, setelah proyeksi kenaikan inflasi inflasi AS dan China, mendorong imbal hasil obligasi AS. Data hari Jumat, menunjukkan PPI AS naik melebihi perkiraan pada bulan Maret, menjadikan kenaikan tahunan terbesar dalam 9,5 tahun. Hal ini sesuai dengan perkiraan karena dibukanya kembali ekonomi di tengah kesehatan masyarakat yang stabil dan gelontoran stimulus. Inflasi sempat jatuh ketika dimulainya pandemi di saat banyak negara bagian menutup aktifitas bisnis untuk meredam gelombang pertama COVID-19. Sebelumnya, data CPI dan PPI China menunjukkan kenaikan di atas perkiraan, masing-masing naik 0,4% untuk CPI dan 4,4% untuk PPI. Indeks dolar menguat 0,10% menjadi 92,163. Terlepas dari kenaikan hari Jumat, indeks dolar masih turun sekitar 0,9% minggu lalu, penampilan mingguan terburuk tahun ini.
Loonie Naik Setelah Data Ketenagakerjaan Kanada Lebih Baik dari Perkiraan
Dolar Kanada (loonie) menguat atas greenback pada hari Jumat setelah data ketenagakerjaan Kanada diirilis melebihi ekspektasi, mengimbangi turunnya harga minyak. Solidnya data ekonomi Kanada tersebut meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Canada (BoC). Loonie naik 0,3% menjadi 1.2530, yang sekaligus mencatat penguatan mingguan sebesar 0,3%.
Emas Koreksi di Jumat, Namun Menguat Selama Sepekan
Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Jumat, terbebani oleh lonjakan imbal hasil treasury AS dan rebound dolar. Harga spot emas turun 0,7% menjadi $ 1,744.07, setelah sepat mencapai level tertinggi sejak 1 Maret di $1,758.45 pada hari Kamis. Namun, dalam sepekan masih menguat sekitar 0,9%. Dolar dan yield obligasi AS rebound dari level terendah dua minggu setelah data PPI AS, mengurangi daya tarik emas.
Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Oversupply
Harga minyak turun pada pada hari Jumat di tengah meningkatnya pasokan dari produsen minyak dan kekhawatiran atas gambaran yang beragam tentang dampak pandemi COVID-19 pada permintaan bahan bakar. Brent turun tipis 0.3% menjadi $63.04 per barrel dan WTI turun 22 sen menjadi $59.38. Kedua jenis minyak tersebut masing-masing turun 2%-3% pekan lalu. Tekanan minyak datang setelah keputusan OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan pasokan sebesar 2 juta barel per hari (bph) antara Mei dan Juli. Sementara itu, pengebor AS mempertahankan jumlah rig minyak tidak berubah minggu ini, menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat, dengan analis memperkirakan jumlah rig naik karena diperlukan untuk menjaga produksi tetap stabil. Lockdown baru di beberapa bagian dunia dan masalah dengan program vaksinasi juga dapat mengancam prospek permintaan minyak.
Wall Street Menguat, S&P 500 dan Dow Jones Kembali Cetak Rekor
Wall Street kompak menguat pada akhir perdagangan Jumat, dengan S&P 500 dan Dow Jones mencatat rekor tertinggi dan membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, sebagian karena kenaikan saham
-saham tumbuh (growth stock). Indeks Dow Jones naik 0,89%, S&P 500 naik 0,77% dan Nasdaq Composite naik 0,51%. Dalam sepekan, S&P naik 2,71%, Dow Jones naik 1,96% dan Nasdaq naik 3,12%.
Fokus Minggu ini : Powell, Inflasi AS PDB China & Data Ketenagakerjaan Australia Serangkaian data dan event akan kembali mewarnai pergerakan pasar keuangan di minggu ini. Ketua the Fed Jerome Powell akan kembali menyampaikan pidatonya. Selain itu ada Business Outlook Survey dari BoC, serta rapat regular bank sentral New Zealand (RBNZ). Sementara data-data ekonomi yang akan dirilis antara lain; data perdagangan dan PDB China, inflasi dan retail sales AS, serta data ketenagakerjaan Australia.