Dolar melemah pada hari Kamis, mengakhiri kenaikan dua hari berturut-turut karena harapan untuk pemulihan ekonomi yang cepat dari krisis kesehatan global diredam oleh data pasar tenaga kerja yang mengecewakan, yang membuat pelaku pasar dalam suasana risk-off. Kenaikan tak terduga dalam klaim pengangguran mingguan mengurangi antusiasme atas data optimis minggu ini, sehari setelah risalah dari pertemuan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve AS menunjukkan bank sentral bertekad untuk terus mendukung pemulihan ekonomi. Indeks dolar turun 0,33% menjadi 90,601 setelah dua hari berturut-turut mengalami penguatan. Euro naik 0,38% menjadi $ 1,2086, sementara yen menguat atas greenback dan ditutup flat pada level 105,685, namun masih di bawah moving average 200 hari. Sterling naik 0,77% menjadi di 1,397, dan mencapai tertinggi terhadap euro pada 86,525 pence.
Loonie Menguat Berkat Pelemahan Dolar AS
Dolar Kanada menguat atas greenback pada hari Kamis di tengah pelemahan dolar atas hampir semua mata uang menyusul data jobless claims AS yang mengecewakan. Data semalam menunjukkan jobless claims AS naik 861 ribu, diluar perkiraan penurunan 775 ribu. Sementara data minggu sebelumnya juga direvisi naik menjadi 848 ribu. Loonie menguat 0,2% menjai 1,2672 dolar AS.
.
Emas Bertahan di Level Terendah 11 Minggu
Emas bertahan di dekat posisi terendah 11 minggu pada hari Kamis karena optimisme investor akan pemulihan ekonomi global meningkatkan imbal hasil Treasury AS dan membuat logam mulia kurang menarik. Harga spot emas turun 0,1% lebih rendah menjadi $ 1.774.21 per ons, mendekati level terendah sejak 30 November di $1.767,20, yang dicapai sebelumnya.
Harga Minyak Koreksi Karena Profit Taking
Harga minyak turun pada hari Kamis karena aksi profit taking setelah reli di sesi-sesi sebelumnya, yang didorong oleh suhu dingin di negara bagian penghasil energi terbesar AS. Harga minyak Brent turun 0,6% di $ 63,93 per barel, setelah sempat menyentuh $65,52, tertinggi sejak Januari 2020. Sedangkan WTI AS melemah 1%, menjadi $60,52, setelah sebelumnya mencapai $62,26, tertinggi sejak Januari 2020. Brent sudah naik selama empat sesi berturut-turut, sementara WTI naik selama tiga sesi. Meskipun beberapa rumah tangga Texas mengalami pemulihan listrik pada hari Kamis, negara bagian itu memasuki hari keenam suhu dingin. Kota tersebut tengah bergulat dengan pemadaman penyulingan dan penutupan minyak serta gas yang mengalir melewati perbatasannya ke Meksiko. Harga minyak juga turun meski data EIA menunjukkan cadangan minyak AS turun 7,3 juta barel, lebih besar dari perkiraan penurunan 2,4 juta barel.
Wall Street Melemah Karena Aksi Jual Saham Tekonologi, Data Jobless Claims AS
Tiga indeks saham utama Wall Street kompak melemah pada perdagangan hari Kamis karena investor berpaling dari saham teknologi raksasa. Tekanan bagi bursa saham AS ini bertambah setelah klaim pengangguran mingguan AS naik di pekan lalu yang menunjukkan pemulihan yang rapuh pada pasar tenaga kerja. Indeks Dow Jones melemah 0,38%, S&P 500 turun 0,44% dan Nasdaq Composite merosot 0,72%.
Fokus Hari ini : PMI Global & Retail Sales Inggris
Hari ini akan dirilis data PMI global, yang akan menunjukkan seberapa kuat kondisi ekonomi di negara- negara tersebut. Untuk sektor jasa, negara-negara di kawasan Eropa masih terlihat mengalami kontraksi akibat dampak dari pandemi. Sementara di AS menunjukkan pertumbuhan. Sedangkan aktivitas manufaktur masih menunjukkan ekspani di semua negara. Selain data PMI, ada juga retail sales Inggris.