Ming. Sep 8th, 2024

Dolar AS Turun Tipis di Tengah Berita Tentang Konflik Rusia-Ukraina

dollar

The Fed Berbeda Pendapat Soal Kenaikan Suku Bunga

Pejabat Fed berbeda pendapat tentang seberapa agresif untuk mulai menaikkan suku pada pertemuan mereka di bulan Maret, dengan Presiden Fed St. Louis James Bullard pada hari Senin mengulangi seruan untuk laju kenaikan suku bunga Fed yang lebih cepat. Pejabat Fed lainnya tidak bersedia untuk berkomitmen pada kenaikan 50 bps, atau bahkan khawatir hal itu dapat menimbulkan masalah.

Dolar AS Turun Tipis di Tengah Berita Tentang Konflik Rusia-Ukraina

Dolar AS turun tipis pada hari Selasa karena investor menyerap berita terbaru tentang kebuntuan Rusia- Ukraina, di mana indeks dolar dengan cepat memangkas kerugiannya di akhir perdagangan setelah Presiden Joe Biden mengatakan bahwa serangan Rusia di Ukraina tetap menjadi kemungkinan. Biden, dalam pidato yang disiarkan secara nasional, juga mengatakan laporan bahwa beberapa pasukan Rusia telah pindah dari perbatasan Ukraina belum diverifikasi oleh AS. Biden juga mengatakan AS “tidak mencari konfrontasi langsung dengan Rusia” tetapi jika Rusia menyerang AS di Ukraina, “Kami akan merespons dengan paksa.” Sebelumnya, Rusia mengatakan bahwa beberapa pasukannya kembali ke pangkalan setelah latihan di dekat Ukraina, berita yang mampu mengurangi kecemasan investor atas krisis di wilayah tersebut. Kekhawatiran atas kebuntuan telah mendorong kenaikan baru-baru ini di safe-haven dolar, tetapi sebagian besar investor mengambil pandangan risk-on pada hari Selasa, dengan saham AS naik. Indeks dolar AS turun 0,3%.

Emas Koreksi Karena Konflik Rusia-Ukraina Sedikit Mereda

Harga emas turun dari tertinggi multi-bulan setelah berita bahwa beberapa tentara Rusia di dekat Ukraina kembali ke pangkalan mereka, mengurangi permintaan untuk aset safe-haven. Spot emas turun 0,8% pada

$1.855,06 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 11 Juni di $1,879,48.

Minyak Jatuh Setelah Mencapai Level Tertinggi 7 Tahun

Harga minyak mentah jatuh lebih dari 3% pada hari Selasa setelah sempat naik ke level tertinggi tujuh tahun sebelumnya. Koreksi minyak terjadi setelah Rusia mengabarkan militernya pulang kembali ke pangkalan setelah latihan di dekat Ukraina. Langkah Rusia itu dinilai mengurangi ketegangan antara Moskow dan Barat. Belum jelas seberapa banyak unit militer yang ditarik setelah penambahan sekitar 130.000 tentara Rusia. Minyak mentah Brent turun 3,3% menjadi US$ 93,28 per barel, sementara WTI AS turun 3,6% ke US$ 92,07 per barel. Kedua benchmark minyak tersebut mencapai harga tertinggi sejak September 2014 pada hari Senin. Menggarisbawahi keseimbangan pasokan dan permintaan yang ketat, cadangan minyak mentah AS turun 1,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 11 Februari, menurut Reuters mengutip sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa.

Ketegangan Rusia-Ukraina Mereda, Wall Street Naik Tajam

Tiga indeks utama Wall Street menguat tajam setelah tanda-tanda ketegangan yang mereda di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina memicu aksi beli di bursa saham. Indeks Dow Jones Industrial ditutup naik 422,67 poin atau 1,22% menjadi 34.988,84, indeks S&P 500 menguat 69,4 poin atau 1,58% ke 4.471,07 dan indeks Nasdaq Composite melonjak 348,84 poin atau 2,53% ke level 14.139,76.

Fokus Hari Ini : Inflasi Inggris & Kanada, Retail Sales AS

Inggris akan merilis data inflasi, di mana CPI diperkirakan berada di angka 5,4%, lebih tinggi dari target inflasi 2% BoE. Tingginya angka inflasi tersebut, telah memaksa BoE untuk menaikkan suku bunganya dalam dua bulan terakhir menjadi 0,5%. Kanada juga akan merilis data inflasi, yang diperkirakan tumbuh 0,6% di Januari. Sementara di AS sendiri akan dirilis data retail sales, yang diperkirakan tumbuh 2,1% di Januari.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *