Sen. Feb 10th, 2025

Dolar Capai Level Tertinggi 3 Minggu Setelah Data Retail Sales AS

dollar
Sterling Melemah Karena Solidnya Data Retail Sales AS

Sterling melemah atas dolar setelah data retail sales AS, sementara anjloknya bursa saham Asia juga membebani sterling. Sterling mendapatkan momentum minggu ini setelah trader menilai langkah Bank of England selanjutnya setelah data menunjukkan inflasi Inggris naik pada Agustus sebesar 3,2% secara tahunan, lompatan bulanan terbesar dalam dalam 24 tahun, memicu ekspektasi kenaikan suku bunga BoE.

Dolar Capai Level Tertinggi 3 Minggu Setelah Data Retail Sales AS

Dolar AS naik ke level tertinggi dalam hampir tiga minggu hari Kamis setelah data menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga tumbuh di bulan Agustus, meredakan kekhawatiran tentang perlambatan tajam pada pertumbuhan ekonomi. Indeks dolar, yang mengukur bobot dolar AS atan enam mata uang lainnya, naik 0,5% menjaid 92,866, tertinggi sejak 27 Agustus. Data semalam menunjukkkan Penjualan ritel naik 0,7% bulan lalu, didorong oleh belanja kembali ke sekolah dan pembayaran kredit pajak anak, sementara data untuk Juli direvisi turun. Data lainnya, jobless claims AS naik 20.000 menjadi 332.000. Para ekonom memperkirakan kenaikan 330.000. Analis melihat bahwa data tersebut bisa meningkatkan ekspektasi seberapa cepat bank sentral AS akan mulai mengurangi stimulus. Investor akan mencari kejelasan tentang prospek tapering dan suku bunga pada pertemuan kebijakan dua hari Fed yang berakhir Rabu depan.

Emas Anjlok Hampir 3% Setelah Rilis Data Retail Sales AS

Emas turun hampir 3% pada hari Kamis setelah data penjualan ritel AS yang kuat mendorong dolar dan memberi amunisi untuk taruhan bahwa Federal Reserve dapat mempercepat tapering. Spot emas turun 2,1% menjadi $1.755,75, setelah mencapai level terendah lebih dari satu bulan di $1.744,30. Penguatan dolar AS memukul daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.

Minyak Stabil Setelah Capai Level Tertinggi Beberapa MInggu

Harga minyak stabil pada hari Kamis setelah mencapai tertinggi multi-minggu sehari sebelumnya setelah surutnya ancaman Badai Nicholas terhadap produksi minyak mentah Teluk AS. Minyak Brent naik 0,3%, pada $75,67 per barel, setelah hari Rabu Brent menyentuh $76,13, tertinggi sejak 30 Juli. Sementara WTI AS unchanged pada $72,61 per barel, setelah naik ke level tertinggi sejak 2 Agustus pada hari Rabu. Perusahaan energi Teluk A.S. telah dapat memulihkan layanan pipa dan listrik dengan cepat setelah Badai Nicholas melewati Texas awal pekan ini, memungkinkan mereka untuk fokus pada upaya untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh Badai Ida beberapa minggu sebelumnya. Minyak melonjak pada hari Rabu, didukung oleh data yang menunjukkan cadangan minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan 6,4 juta barel pekan lalu, dengan fasilitas minyak lepas pantai masih belum pulih dari dampak Ida.

Wall Street Variatif, Nasdaq Naik

Wall Street variatif, cenderung melemah pada hari Kamis setelah data penjualan ritel yang kuat secara tak terduga menggarisbawahi kekuatan pemulihan ekonomi AS. Pelemahan disebabkan karena kenaikan imbal hasil Treasury AS menekan saham teknologi favorit. Nilai tukar dolar yang meningkat membebani eksportir. Indeks Dow Jones turun 0,18%, S&P 500 melemah 0,16%, sementara Nasdaq Composite naik 0,13%.

Fokus Hari ini: Retail Sales Inggris, CPI Zona Euro & Sentimen Konsumen AS

Hari ini investor akan kembali disuguhi beberapa data dari berbagai negara. Di mulai dari Inggris yang akan merilis retail sales, yang diperkirakan tumbuh 0,5% di Agustus, setelah di Juli mengalami kontraksi 2,5%. Kemudian zona euro akan merilis data inflasi, dimana CPI tahunan diperkirakan mengalami kenaikan 3,0% di Agustus. Sementara di AS akan dirilis sentimen konsumen yang diperkirakan naik ke 71,9 di September.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *