Rab. Des 4th, 2024

Dolar Jatuh ke Level Terendah Empat Minggu Karena Turunnya Yield Obligasi AS

Dolar AS jatuh ke level terendah empat minggu atas mata uang utama dunia lainnya pada hari Jumat karena turunnya imbal hasil Treasury AS dan setelah investor semakin percaya pada kebijakan the Fed yang akan menjaga sikap kebijakan akomodatif. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun turun ke level terendah satu bulan di 1,528%, menjauh dari level 1,776% Maret, yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari setahun. Penurunan terjadi bahkan saat data penjualan ritel dan data pekerjaan AS dirilis lebih kuat dari perkiraan. Pada hari Jumat, yield obligasi tenor 10 tahun tersebut berhasil pulih dan diperdagangkan pada 1,5675%. Selain itu, dolar juga turun karena profit taking pasca menguat di Maret. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, turun 0,111% menjadi 91,561, terendah sejak 18 Maret. Selama sepekani indeks turun 0,7%, penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Loonie Menguat Berkat Meningkatnya Risk-On
Dolar Kanada menguat atas greenback pada hari Jumat berkat sentimen risk-on dan investor menunggu RAPBN pemerintah Kanada, seerta Keputusan suku bunga Kanada. Loonie menguat 0,3% menjadi 1,2501. Dalam sepekan loonie naik sekitar 0,2%, melanjutkan penguatan di minggu sebelumnya. Wall Street naik ke rekor tertinggi dan dolar AS jatuh ke level terendah 4 minggu terhadap sekeranjang mata uang.
Emas Naik ke Level Tertinggi 7 Minggu
Harga emas naik level tertinggi dalam tujuh minggu dan mencatatkan penguatan mingguan terbaik sejak pertengahan Desember 2020, didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan tajam pada yield Treasury di sesi sebelumnya. Jumat lalu, harga emas spot menguat 0,7% menjadi US$ 1.776,51 per ons troi, setelah sempat mencapai tertinggi sejak 25 Februari di US$ 1.783,55. Harga emas pun naik 1,87% minggu lalu.
Minyak Koreksi, Namun Menguat Selama Sepekan
Harga minyak melemah tipis pada hari Jumat, namun masih mencatatkan kenaikan mingguan karena prospek permintaan yang lebih kuat dan tanda-tanda pemulihan ekonomi di China dan AS, yang mengimbangi kekhawatiran tentang meningkatnya infeksi Covid-19. Di Jumat, harga minyak Brent turun 0,3% ke level US$66,77 per barel dan WTI melemah 0,5% menjadi US$63,13 per barel. Selama sepekan Brent naik 6,07% dan WTI melonjak 6,42%. Penguatan minyak didorong oleh pertumbuhan ekonomi China di kuartal pertama mencapai 18,3% secara yoy. Kemudian, kenaikan tajam pada penjualan ritel di AS dan penurunan klaim pengangguran yang dirilis pada hari Kamis membuat optimisme perbaikan ekonomi global
semakin tampak. Minyak juga naik ketika IEA dan OPEC meningkatkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2021, serta turunnya cadangan minyak AS sebesar 5,9 juta barel.

Wall Street Menguat, Dow dan S&P 500 Kembali Cetak Rekor
Wall Street menguat di Jumat, dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones kembali mencetak rekor, didorong oleh solidnya data ekonomi AS yang menunjukkan momentum dalam pemulihan ekonomi pasca dilanda pandemi, serta kinerja yang baik dari saham perbankan. Indeks Dow Jones 0,48%, S&P 500 menanjak 0,36% dan Nasdaq naik 0,1%. Selama sepekan, S&P 500 naik 1,4%, Dow Jones menguat 1,2% dan Nasdaq naik 1,1%.

Fokus Minggu ini : BoC & ECB Meeting, Data Inflasi Inggris & Kanada
Serangkaian data, serta event akan kembali menghiasi pergerakan pasar keuangan di minggu ini. Diawali dari Kanada yang akan mengumumkan RAPBN-nya, dilanjutkan oleh data ketenagakerjaan Inggris. Kemudian ada data inflasi dari Inggris dan Kanada. Sementara itu, Bank of Canada (BoC) juga akan menggelar rapatnya. Selain BoC, ECB juga akan mengadakan rapat regularnya dan terakhir data Manufacturing PMI AS.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *