Rab. Mar 27th, 2024

Dolar Jatuh Setelah Data Inflasi AS

By DIMAS DWI Feb 11, 2021
Долларовые купюры в Торонто 22 октября 2008 года. Курс доллара снижается, потому что нежелание рисковать заставляет инвесторов покупать иену. REUTERS/Mark Blinch

Dolar Amerika Serikat (AS) turun ke level terendah dua minggu pada hari Rabu, dipicu oleh pelemahannya atas sterling dan euro, dan terbebani oleh data AS yang menunjukkan lemahnya inflasi, dipadu dengan turunnya imbal hasil Treasury. Benchmark imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun AS berada di 1,137%, turun sekitar 2 basis poin dari level Selasa. Sementara itu, komentar Ketua the Fed Jerome Powell tidak membantu dolar, karena ia memberikan nada dovish dan menegaskan bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini sampai ekonomi mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi tetap di atas 2% untuk beberapa waktu. Dolar AS sebelumnya terpukul oleh data yang menunjukkan inflasi AS masih lesu. CPI AS tumbuh melambat 0,3 di Januari, dari sebelumnya 0,4%, sesuai ekspektasi. Namun Core CPI stagnan di 0,0%, setelah pertumbuhan 0,1% di Desember, lebih rendah dari perkiraan 0,2%.
Loonie Flat, Bertahan Dekat Level Tertinggi 3 Minggu
Dolar Kanada (loonie) bergerak flat atas grenback pada hari Rabu, bertahan dekat level terkuatnya dalam hampir tiga minggu, karena reli minyak berlanjut dan pelemahan dolar AS secara umum. Loonie diperdagangkan pada kisaran di 1,2693 atas greenback, setelah menyentuh level intraday terkuatnya sejak 22 Januari pukul 1,2667.
Pelemahan dolar AS & Stimulus Angkat Emas Dekati Level Tertinggi Satu Minggu
Emas naik pada hari Rabu, bergerak dekat level tertinggi satu minggu yang dicapai di sesi sebelumnya, seiring melemahnya dolar dan meningkatnya harapan akan paket stimulus AS meningkatkan pamor emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Harga emas spot emas naik 0,3% menjadi $ 1,842.51 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 2 Februari di $ 1.848.40. Emas berjangka naik 0,5% di $1846,60.
Minyak Lanjutkan Reli dalam 9 Hari
Harga minyak naik pada hari Rabu, memperpanjang reli untuk hari kesembilan, dan merupakan penguatan beruntun terpanjang dalam dua tahun, didukung oleh pemangkasan pasokan produsen dan harapan peluncuran vaksin, akan mendorong pemulihan permintaan. Turunnya cadangan minyak mentah AS juga turut mendukung. Stok minyak mentah pekan lalu turun untuk minggu ketiga berturut-turut, turun 6,6 juta barel menjadi 469 juta barel, terendah sejak Maret, menurut data dari EIA. Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 985.000 barel. Harga minyak Brent ditutup naik 0,6% menjadi $61,47 per barel. Sementara WTI naik 0,6% menjadi $ 58,68 per barel. Minyak telah melonjak sejak November karena pemerintah memulai upaya vaksinasi untuk COVID-19 sambil memberlakukan paket stimulus besar untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, dan produsen top dunia membatasi pasokan.

Wall Street Koreksi Karena Penurunan Saham Keuangan dan Teknologi
Wall Street menghentikan rally pada perdagangan Rabu, dipicu oleh penurunan saham-saham keuangan dan aksi jual saham-saham teknologi raksasa yang terus berlanjut. Indeks Dow Jones naik 61,97 poin atau 0,20% ke 31.437,80, S&P 500 turun 1,35 poin atau 0,03% ke 3.909,88 dan Nasdaq Composite turun 35,16 poin atau
0,25% ke 13.972,54.

Fokus Hari ini : Jobless Claims AS & EU Economic Forecast
Dua pasar utama di Asia (Jepang dan China), hari ini tutup dalam perayaan libur nasional. Seiring dengan liburnya pasar tersebut, pergerakan di sesi Asia kemungkinan akan terbatas. Meski begitu, perkembangan stimulus serta peluncuran vaksin masih jadi sorotan pasar. AS akan merilis data jobless claims yang diperkirakan turun 755 ribu. Sementara di Eropa ada EU Economic Forecast.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *