Dolar AS naik ke level tertinggi tiga minggu pada hari Senin karena investor bertaruh pada pertumbuhan dan inflasi yang lebih cepat di AS. Dolar telah menguat dalam beberapa sesi terakhir bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan dan inflasi akan meningkat karena pemerintah mempersiapkan stimulus fiskal baru, dan program vaksinasi agresif. Imbal hasil Treasury tenor 10 tahun naik menjadi 1,432% pada hari Senin, namun masih di bawah level tertinggi satu tahun 1,614% yang dicapai pada hari Kamis. Analis menilai bahwa dolar diuntungkan pada selisih imbal hasil dan ekspektasi pertumbuhan dibandingkan dengan negara lain. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Richmond Thomas Barkin pada hari Senin memperingatkan terhadap investor yang mendahului Fed dalam mengantisipasi pengetatan moneter karena ekonomi membaik. Indeks dolar AS menguat 0,28% menjadi 91,024.
Ausie Pulih Dari Level Terendah 3 Minggu Setelah Langkah RBA
Dolar Australia menguat setelah bank sentral Australia (RBA) membeli lebih banyak obligasi dari perkiraan dalam upaya untuk membendung imbal hasil yang meningkat pesat. Ausie rebound dari posisi terendah tiga minggu hari Jumat setelah RBA meningkatkan pembelian obligasi menjadi A$4 miliar, meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral lain juga dapat membeli lebih banyak obligasi jika imbal hasil terus melonjak.
Emas Jatuh 1% Karena Penguatan Dollar, Sentimen Risk-On
Harga emas melemah 1% pada hari Senin karena penguatan dolar dan meningkatnya minat risiko, menutupi dukungan dari penurunan imbal hasil Treasury AS. Harga spot emas turun 0,6% menjadi $ 1.723.30 dan emas berjangka AS turun 0,3% turun di $1.723.Dollar naik ke level tertinggi tiga minggu, sementara optimisme atas stimulus ekonomi dan perkembangan positif pada vaksin COVID-19 mengangkat sentimen risiko.
Minyak Melemah Karena Kekhawatiran Pasokan, Data China
Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Senin karena kekhawatiran bahwa konsumsi minyak mentah China melambat dan OPEC dapat meningkatkan pasokan global setelah pertemuan minggu ini. Brent menetap di $63,69, turun 1,1%, dan WTI menetap di $60,64 per barel, melemah 1,4%. Pertumbuhan aktivitas pabrik China merosot ke level terendah sembilan bulan di bulan Februari, meningkatkan kekhawatiran atas pembelian minyak mentah China dan menekan harga minyak. Investor juga khawatir bahwa OPEC dan sekutunya, atau yang dikenal OPEC+, akan segera meningkatkan produksi minyak. Produksi minyak OPEC turun pada Februari karena pemangkasan sukarela oleh Arab Saudi menambah pengurangan yang disepakati di luar kesepatan pakta. Kelompok tersebut akan bertemu pada hari Kamis dan membahas kemungkinan untuk mengizinkan sebanyak 1,5 juta barel per hari minyak mentah kembali ke pasar.
Wall Street Melonjak Berkat Perkembangan Vaksin, Stimulus AS
Bursa saham Wall Street melonjak pada awal pekan pertama bulan Maret berkat perkembangan positif vaksin dan disetujuinya paket stimulus fiskal AS. Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson menjadi vaksin ketiga yang mendapatkan persetujuan AS pekan lalu. Sementara stimulus fiskal mendorong ekspektasi pemulihan ekonomi yang cepat. Indes Dow Jones naik 1,95%, S&P 500 menguat 2,38% dan Nasdaq melesat 3,01%.
Fokus Hari ini : RBA Meeting, Retail Sales Jerman, PDB Kanada
Reserve Bank of Australia (RBA) akan menggelar rapatnya hari ini, yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga pada level 0,10%. Pasar akan mencermati pernyataan gubernur RBA Phillip Lowe mengenai arah kebijakan ke depan. Di Eropa, Jerman akan merilis data retail sales, yang diperkirakan tumbuh 0,2% di Januari, setelah di Desember terkontraksi 9,6%. Di pasar AS, Kanada akan merilis data PDB.