Pound Stabil Setelah Pengangkatan Sunak
Pound memantul dari posisi terendah intraday pada hari Senin setelah mantan menteri keuangan Rishi Sunak menjadi perdana menteri berikutnya, mengangkat rasa percaya investor pada kekokohan keuangan Inggris. Sterling fluktuatif $1,1402 – $1,1274, dalam sesi bergejolak yang dimulai dengan saingan Sunak Boris Johnson menarik diri dari kontes kepemimpinan pada Minggu malam. Sunak, salah satu politisi terkaya di Westminster, akan diminta untuk membentuk pemerintahan oleh Raja Charles III, menggantikan Liz Truss, yang hanya bertahan enam minggu setelah program ekonominya mengguncang pasar keuangan. BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, mengatakan dalam catatan mingguan kredibilitas fiskal Inggris telah membaik, tetapi kerusakan yang ditimbulkan oleh “anggaran mini” Truss pada akhir September belum sepenuhnya pulih. Pound stabil hari ini di 1,1303 atas dolar dan turun 0,2% terhadap euro ke 87,40 pence.
Dolar Rebound Setelah Aksi Intervensi Otoritas Jepang
Dolar Amerika Serikat (AS) melewati dugaan intervensi Jepang lainnya untuk naik terhadap yen pada hari Senin. Dolar naik ke 149,70 yen di awal perdagangan, setelah sempat jatuh ke 145,28, dalam apa yang menurut para pedagang dan analis tampaknya campur tangan tangan Bank of Japan. Jepang kemungkinan menghabiskan rekor 5,4 triliun-5,5 triliun yen ($36,16 miliar-$36,83 miliar) dalam intervensi pembelian yen Jumat lalu, menurut perkiraan oleh perusahaan pialang pasar uang Tokyo. Pihak berwenang Jepang tidak mengkonfirmasi apakah ada intervensi atau tidak.
Emas Terkoreksi Karena Naiknya Dolar AS & Imbal Hasil Obligasi AS
Harga emas tergelincir pada hari Senin, terbebani oleh dolar yang kuat dan imbal hasil obligasi AS yang meningkat, sementara ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif lainnya oleh Federal Reserve membuat investor berhati-hati. Spot emas turun 0,5% menjadi $1.648,60 per ons pada 13:50. ET (1750 GMT). Emas berjangka AS menetap 0,1% lebih rendah pada $1,654.10.
WTI Jatuh Karena Masih Lemahnya Permintaan China
Harga minyak turun pada hari Senin setelah data yang menunjukkan permintaan dari China tetap lesu pada bulan September dan dolar AS yang kuat membebani, sementara data aktivitas bisnis AS yang melemah mengurangi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif, membuat penurunan jadi terbatas. Minyak berjangka Brent menetap di $93,26 per barel, turun 0,3%, setelah naik 2% minggu lalu. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,6% pada $84,58 per barel. Meskipun lebih tinggi dari Agustus, impor minyak mentah China September sebesar 9,79 juta barel per hari turun 2% di bawah tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan pada hari Senin, karena penyulingan independen membatasi throughput di tengah margin tipis dan permintaan yang lesu.
Wall Street Lanjutkan Reli Setelah Berkurannya Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Agresif
Tiga Indeks utama Wall Street ditutup naik pada perdagangan Senin, melanjutkan reli pekan lalu karena tanda-tanda pelemahan ekonomi muncul sebagai efek kebijakan agresif The Fed. Kondisi tersebut mencuatkan ekspektasi bahwa The Fed kemungkinan akan memperlambat kenaikan suku bunga. Indeks Dow Jones naik 1,34%, S&P 500 naik 1,19% dan Nasdaq Composite bertambah 0,86% .
Fokus Hari Ini : IFO Jerman & Consumer Confidence AS, Pidato Waller
Jerman akan merilis survei IFO, yang diperkirakan berada di 83,4 di Oktober, lebih kecil jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 84.3. Sementara di AS, akan dirilis connsumer confidence, yang diperkirakan berada di 105,7 di Oktober. Setelah itu, pasar akan fokus kepada pidato salah satu ketua The Fed Christoper Waller, yang akan memberikan gambaran mengenai arah kebijakan The Fed ke depan.