Rab. Des 4th, 2024

Dollar AS lengser dari level tertinggi, ada apa?

Dollar AS lengser dari level tertinggi satu minggu kemarin karena kisruh politik di DPR AS mengenai paket stimulus untuk ekonomi AS. Dollar AS sempat terangkat setelah rilis data CPI yang lebih tinggi dari perkiraan. Data semalam menunjukkan inflasi AS naik 0,6% di Juli, setelah rebound 0,6% di Juni. Core CPI juga naik 0,6% di Juli, kenaikan tertinggi sejak Januari 1991. Namun, reaksi pasar terhadap data tersebut hanya sesaat karena fokus pasar tertuju pada paket stimulus AS, yang masih mengalami kebuntuan di DPR AS. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kemarin mengatakan bahwa Gedung Putih dan para pejabat tinggi Demokrat di Kongres mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan tentang bantuan virus corona tanpa adanya pembicaraan. Sementara ketua DPR AS Nancy Pelosi menggambarkan kedua belah pihak sebagai “jarak bermil-mil” dengan “jurang” di antara mereka. Indeks dollar melemah 0,3% menjadi 93,418.

Dollar Kanada (loonie) terus menguat atas dollar AS. Sentimen loonie membaik setelah adanya tanda-tanda ekonomi Kanada mulai rebound setelah terdampak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari data ketenagakerjaan Kanada minggu lalu, yang menciptakan 415,5 ribu pekerjaan di Juli, di atas proyeksi 295 ribu, sementara tingkat pengangguran turun tajam menjadi 10,9% dari 12,3%.

Harga emas menguat kemarin setelah imbal hasil obligasi AS menjauh dari level tertinggi kemarin, mendorong koreksi dollar. Logam mulia tersebut sebelumnya sempat anjlok ke level terendah sejak Juli pada level $1863,24. Harga kemudian pulih dan kembali berhasil bertengger di atas 1900. Ketidakpastian mengenai stimulus lanjutan AS telah menekan dollar, membantu penguatan emas.

Minyak menguat setelah data yang menunjukkan cadangan minyak AS turun lebih banyak dari perkiraan, mengimbangi kekhawatiran investor mengenai lesunya permintaan. Harga minyak WTI naik 2,6% menjadi $42,70 dan Brent menguat 2,1% menjadi $45,45 per barel. Data dari Energy Information Adminstration (EIA) menunjukkan cadangan minyak AS turun 4,5 juta barel minggu lalu, lebih besar dari perkiraan penurunan 2,9 juta barel. Turunnya cadangan tersebut setelah import minyak turun 289 ribu per barel, EIA menambahkan. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak bergerak sideway di tengah kekhawatiran apakah pemulihan permintaan minyak mentah akan berlanjut karena musim mengemudi musim panas AS, yang cenderung meningkatkan permintaan gas, hampir berakhir. Menambah kekhawatiran permintaan minyak, OPEC dalam laporannya kemarin, memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan turun sebesar 9,06 juta bph tahun ini, lebih besar dari penurunan 8,95 juta bph yang diproyeksikan bulan lalu.

Tiga indeks utama Wall Street menguat kemarin, menempatkan indeks S&P 500 tepat di bawah level tertinggi sepanjang masa. Sentimen positif yang medorong penguatan Wall Street adalah pernyataan presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa pemerintah AS akan membeli 100 juta vaksin virus corona eksperimental Moderna, yang saat ini sedang uji klinis tahap akhir pada manusia.

Fokus Hari ini: Data Ketenagakerjaan Australia & Jobless Claims AS
Australia pagi tadi sudah merilis data ketenagakerjaan, di mana tinkgat pengangguran naik menjadi 7,5% di bawah perkiraan 7,8%, sementara penciptaan lapangan kerja tumbuh menjadi 114,7 ribu, juga di atas prediksi 30,0 ribu. Setelah itu ada data inflasi dari Jerman, yang kemudian dilanjut data jobless claims AS, yang diperkirakan turun 1,120 ribu minggu lalu dari minggu sebelumnya 1,186 ribu.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *