Dolar AS melemah kemarin karena meningkatnya saham teknologi, yang mendorong aset berisiko. Namun mata uang AS masih bertahan di atas level terendah dua tahun karena efek FOMC minutes yang dianggap tidak terlalu dovish dari perkiraan. Kenaikan saham Apple Inc, Amazon.com Inc dan Microsoft Corp, mengangkat Wall Street, mengurangi pamor safe haven dollar. Namun indeks dolar masih sekitar 0,70% lebih tinggi dari level terendah dua tahun di 92,124 yang dicapai pada hari Selasa, karena efek dari risalah rapat Fed yang dirilis Rabu dan data ketenagakerjaan yang lemah pada Kamis bertahan. Dollar sempat terangkat setelah data yang menunjukkan klaim tunjangan pengangguran naik secara tak terduga menjadi 1,106 juta, setelah minggu sebelumnya turun di bawah 1 juta untuk pertama kalinya sejak pandemi. Indeks dollarmelemah 0,27% menjadi 92,764.
Para trader di Eropa tengah menunggu data manufaktur zona euro dan Jerman. Konsensus yang berkembang adalah euro akan terus menguat karena pemerintah Eropa telah mengambil tindakan tegas terhadap langkah-langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan. Sementara di AS, kongres masih berselisih mengenai stimulus, yang menurut analis adalah alasan lain untuk mendukung euro daripada dolar.
Setelah merosot di hari Rabu pasca FOMC minutes, harga emas kembali menanjak kemarin berkat pelemahan dollar menyusul data jobless claims yang naik di atas 1 juta, melawan prediksi penurunan 930 ribu. Analis melihat bahwa fundamental emas masih belum berubah dan sangat prematur untuk mengatakan bahwa telah terjadi pemulihan global sehingga suku bunga akan mulai naik dan dolar menguat.
Harga minyak melemah kemarin setelah jobless claims AS naik di luar perkiraan, menambah pandangan kekhawatiran dari The Fed tentang pemulihan ekonomi AS yang membebani harga. Jobless claims AS secara mengejutkan kembali ke atas angka 1 juta menjadi 1.106.000, naik 135.000 dari level revisi pekan sebelumnya, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS. Meningkatnya klaim pengangguran menambah kekhawatiran mengenai percepatan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, dan dengan ekstensi – pemulihan permintaan minyak. Pasar minyak dan saham sebelumnya telah terpukul setelah Fed merilis risalah dari pertemuan 28-29 Juli pada hari Rabu. Dalam minutes tersebut, the Fed mencatat bahwa jalur ekonomi akan sangat bergantung pada perkembangan virus dan bahwa krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan sangat membebani kegiatan ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat dan menimbulkan risiko yang cukup besar bagi prospek ekonomi dalam jangka menengah.
Tiga indeks utama Wall Street kembali menguat kemarin, meski data jobless dirilis lebih buruk dari perkiraan. Kenaikan Wall Street didukung oleh penguatan saham-saham teknologi, terutama di Nasdaq. Sentimen Wall Street sempat terpukul setelah jobless claims AS kembali naik ke atas 1 juta. Namun, kenaikan saham Apple Inc, Amazon dan Microsoft mampu membalikkan keadaan.
Fokus Hari ini: PMI
Ekonomi global mulai terlihat pulih setelah di bulan Maret-Mei rapuh akibat pandemi. Hal ini terlihat dari data PMI, baik manufaktur maupun jasa, yang menunjukkan ekspansi di bulan Juni. Untuk figur bulan juli, PMI di berbagai negara besar, seperti Jerman, Inggris, serta AS juga diperkirakan menunjukkan angka ekspansi. Solidnya data PMI tersebut kemungkinan bisa mengangkat aset berisiko, melemahkan safe haven.