Dollar Lengser Dari Level Tertinggi Dua Bulan
Dollar AS lengser dari level tertinggi dua bulan atas mata uang utama dunia lainnya karena rebound saham setelah empat minggu berturut-turut mengalami penurunan menjelang minggu yang sibuk atas banyaknya data ekonomi yang dirilis, serta perkembangan politik di Amerika Serikat (AS). Rebound saham AS di akhir pekan lalu membantu memperlambat kenaikan dolar, yang dianggap sebagai safe haven. Namun, adanya tanda-tanda perlambatan dalam pemulihan ekonomi dari pandemi serta ketidakpastian politik telah membuat investor tetap defensif. Tigai Indeks di Wall Street naik lebih dari 1%. Dollar dalam beberapa bulan terakhir telah berkorelasi terbalik dengan saham. Jika saham menguat, dollar cenderung turun. Indeks dollar AS melemah 0,317% menjadi 94,155, setelah menyentuh level tertinggi dua bulan pada level 94,745.
Sterling Naik Lebih dari 1% di Tengah Pembicaraan Brexit
Pound Inggris naik lebih dari 1% kemarin di tengah harapan bahwa Inggris dapat mengamankan kesepakatan perdagangan Brexit dengan Uni Eropa pada Oktober atau setidaknya menghindari jalan keluar dari blok tersebut. Kesepakatan harus dicapai pada akhir Desember, namun kedua belah pihak telah menetapkan tenggat waktu awal untuk bulan depan karena akan memakan waktu untuk menandatangani kesepakatan.
Emas Rebound Berkat Koreksi Dollar AS
Emas naik pada hari Senin, menghapus penurunan sebelumnya berkat pelemahan dollar AS yang turun level tertinggi dua bulan menjelang debat presiden AS minggu ini, meskipun rebound pasar saham membatasi kenaikan logam mulia tersebut. Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden akan saling berhadapan dalam debat presiden pertama mereka pada hari Selasa. Harga emas spot naik 0,3%.
Minyak Menguat Berkat Pembicaraan Stimulus
Harga minyak naik 1% pada penutupan perdagangan Senin setelah ekuitas global menguat di tengah harapan paket stimulus tambahan AS. Namun, meningkatnya kasus virus memicu kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar dan membatasi kenaikan membuat harga. Minyak menguat bersamaan dengan bursa Wall Street setelah pembicaraan politik Amerika berlanjut untuk stimulus tambahan bantuan COVID- 19 setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada hari Minggu mengatakan kesepakatan dengan Gedung Putih dapat dicapai. Harga minyak juga menguat berkat pelemahan dollar AS. Namun, krisis kesehatan global, yang telah memangkas konsumsi bahan bakar global, membuat kenaikan harga minyak tertahan. Beberapa negara bagian Midwest AS telah melihat lonjakan 25% dalam tingkat tes COVID-19 positif, dan jumlah infeksi baru secara nasional telah tumbuh rata-rata menjadi 46.000 setiap hari dibandingkan dengan 35.000 pada dua minggu lalu. Harga minyak WTI naik 0,87% menjadi $40,60 dan Brent naik 1,22% menjadi $42,43.
Wall Street Menguat, Ditopang Saham-saham Keuangan
Tiga indeks utma wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin, dipimpin saham-saham keuangan yang sebelumnya selalu mengalami tekanan oleh kekhawatiran meningkatnya pandemi virus corona. Indeks Dow Jones naik 1,51%, S&P 500 menguat 1,61% dan Nasdaq melesat 1,87%. Berita positif mengenai pembicaraan stimulus fiskal AS tambahan menjadi salah satu faktor yang mengangkat sentimen.
Fokus Hari Ini: The Fed & Consumer Confidence AS
Beberapa pejabat the Fed akan tampil di hadapan publik. Mereka adalah Richard Clarida, Randal Quarles dan John William. Pasar tentunya ingin mengetahui apa yang akan disampaikan mereka, khusunya mengenai kebjiakan suku bunga dan pandangannya mengenai inflasi. Fokus pasar lainnya adalah consumer confidence AS, yang diperkirakan naik menjadi 89,5 di September dari sebelumnya 84,8.