Dollar pulih dari posisi terendah kemarin, namun para trader tetap waspada karena adanya perkiraan bahwa the Fed akan mengulangi komitmennya untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama untuk memastikan pemulihan ekonomi berlanjut. Indeks dolar AS, yang mengukur bobot dollar atas enam mata uang utama lainnya, naik 0,07% menjadi 93,13, setelah jatuh ke sesi terendah 92,79. The Fed akan menggelar rapat dua harinya, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada kisaran 0 hingga 0,25%. Pernyataan kebijakan tersebut juga akan disertai dengan proyeksi ekonomi terbaru dari the Fed. Pergeseran kebijakan terbaru The Fed telah memicu ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap lebih rendah lebih lama dan itu alasan bagi trader untuk bertahan pada posisi short mereka.
Sterling menguat kemarin menyusul data ketenagakerjaan Inggris yang lebih baik dari perkiraan dan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meloloskan RUU yang akan melanggar perjanjian Brexit, meskipun analis mengatakan kenaikan itu kemungkinan hanya sementara. Johnson memenangkan voting, namun menghadapi pertentengan dari partainya sendiri saat RUU tersebut disahkan melalui parlemen.
Harga Emas lengser dari level tertinggi hampir dua minggu kemarin karena penguatan dollar. Namun, ekspektasi bahwa kebijakan the Fed yang dovish membatasi penurunan asset safe haven tersebut. Harga emas spot turun 0,3% menjadi $1950,92, setelah sempat naik ke $1971,71. Sementara emas berjangka AS turun 0,2% menjadi $1959,20. Investor kini tengah menantikan pernyataan the Fed dalam rapatnya nanti.
Harga minyak mengalami kenaikan pertamanya dalam hampir seminggu kemarin, karena terhentinya produksi menjelang badai yang melanda Pantai Teluk Meksiko AS. Harga minyak mentah naik seiring Badai Sally menutup 27% produksi minyak dan 28% produksi gas alam di Gulf Coast. Meski begitu, perkiraan mengenai cadangan minyak yang akan mengalami kenaikan, bisa membatasi kenaikan. Para trader memperkirakan bahwa Energy Information Administration (EIA) akan melaporkan kenaikan cadangan minyak sebesar 1,271 juta barel minggu lalu, setelah di minggu sebelumnya juga mengalami kenaikan 2,032 juta barel. Sementara itu, International Energy Agency (IEA) Senin lalu mengatakan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global turun 8,4 juta barel per hari (bph) secara tahunan menjadi 91,7 juta barel bph. Itu merupakan kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan penurunan 8,1 juta. Harga minyak WTI naik 2,7% menjadi $38,28 per barel, sementara Brent menguat 2,3% menjadi 40,85.
Tiga indeks utama Wall Street kembali menguat pada penutupan perdagangan Selasa menjelang FOMC meeting. Investor berharap Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan moneter ultra longgar dalam rapat pekan ini. Indeks Nasdaq Composite melesat 1,21%, Indeks S&P 500 menguat 0,52% ke 3.401,20, namun indeks Dow Jones Industrial Average hanya menguat tipis 0,01%.
Fokus Hari ini: FOMC Meeting
Semua pusat perhatian akan tertuju pada the Fed yang akan menggelar rapatnya Kamis dini hari. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga mendekati nol, yang sudah dijalankan sejak Maret. Fokus pasar adalah pandangan Fed mengenai pemulihan ekonomi. Jika ada nada hawkish, bisa menguatkan dollar AS. Namun, sebelum itu, ada data retail sales AS yang juga layak dicermati.