Dollar menutup perdagangan minggu lalu dengan hasil negatif menyusul data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan dan turunnya yield obligasi AS. Payroll hanya tumbuh 266.000 di April, di bawah prediksi
978.000 dan tingkat pengangguran naik ke 6.1%, lebih buruk dari prediksi 5,8%. Data itu memupuskan harapan adanya tapering moneter dan menekan yield obligasi AS, yang turun ke bawah 1,5%. Untuk minggu ini, data terpenting AS yang akan diumumkan adalah penjualan ritel dan inflasi. Angka yang rendah dari keduanya bisa semakin mengurangi ekspektasi taper.
Greenback Anjlok, Euro & Pound Reli
Kejatuhan dollar karena data payroll yang buruk memberi ruang bagi euro dan pound untuk meraih momentum bullish. Euro juga menyentuh level tertinggi dalam dua bulan setelah ada pejabat ECB yang menyebut pembahasan taper tergantung pada kondisi ekonomi bulan depan. Sedangkan pound terangkat setelah sempat lesu karena BOE tidak menyinggung taper. Pergerakan euro minggu ini akan dipengaruhi oleh data ZEW Economic Sentiment dan ECB Minutes. Sementara di Inggris, fokus utama adalah data PDB kuartal I 2021 dan pidato Gubernur BOE Andrew Bailey.
Emas Lanjutkan Gain Berkat Jatuhnya Dollar
Emas melanjutkan penguatannya dan berhasil mencatat kenaikan mingguan saat dollar terhempas oleh data ketenagakerjaan AS. Buruknya data payroll mengecilkan ekspektasi the Fed bisa memberi sinyal taper dalam waktu dekat. Di saat yang sama, yield obligasi AS turun tajam, menambah ruang bagi emas untuk terus melaju. Dengan penguatan minggu lalu, emas berhasil Kembali dalam tren bullshnya. Pergerakan minggu ini bergantung pada arah dollar dan data inflasi AS. Emas naik 35% minggu lalu ke $1830 per troy ons.
Minyak Flat, Namun Tetap bullish
Harga Harga minyak flat akhir pekan lalu namun tetap berhasil mencatat kenaikan mingguan menyusul penruunan drastis cadangan minyak AS. Sentimen juga masih positif menjelang driving season di AS pada Juni-Agustus. Dengan mulai Kembali normalnya aktivitas di AS pasca vaksinasi,kalangan pasar menilai prospek permintaan semakin baik. Eropa dan China juga mulai berangsur normal Kembali dan diperkirakan akan mendorong permintaan energi. Minyak ditutup di $64,80 per barel namun masih bullish dengan berada di atas MA 100 dan tetap berpeluang untuk menuju $70.
Saham AS Melesat Meskipun Payroll Buruk
Tiga indeks utama AS mencatat penguatan akhir pekan lalu meski data payroll menunjukkan rendahnya lapangan kerja baru dan naiknya tingkat pengangguran. Para investor menginterpretasikan laporan itu sebagai tanda kebijakan moneter ultra longgar masih dibutuhkan. Rendahnya payroll juga dianggap sebagai indikasi inflasi masih rendah dan kenaikan suku bunga masih jauh. Mengikuti Wall Street, saham Asia dibuka menguat pagi ini di tengah harapan stimulus moneter AS masih berlanjut. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3%
Fokus Minggu Ini: UK GDP, US Inflation
Ada beberapa data ekonomi penting terjadwal minggu ini yang akan menjadi sorotan, yaitu data PDB Inggris kuartal I 2021 dan inflasi AS untuk April. Pasar juga akan menyimak data sentimen ekonomi Jerman dan ECB Minutes. Gubernur BOE Andrew Bailey juga akan berpidato minggu ini.