Dollar terkoreksi tipis kemarin, namun masih bertahan dekat level tertinggi dua bulan di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi, meningkatnya pamornya sebagai safe haven. Koreksi dollar menyusul rebound pada bursa saham AS setelah adanya harapan stimulus baru. DPR AS dari partai demokrat sedang menyusun paket stimulus sebesar $2,2 triliun yang akan diajukan voting minggu depan. Ketua Demokrat Nancy Pelosi menegaskan bahwa dia siap melakukan negosiasi dengan Gedung Putih. Sementara itu, the Fed minggu ini telah berbicara mengenai pentingnya lebih banyak stimulus fiskal di tengah kekhawatiran investor akan pukulan ekonomi dari pandemi virus corona. Data pasar tenaga kerja yang lemah pada hari Kamis menggarisbawahi kebutuhan tersebut. Indeks dollar melemah 0,073% menjadi 94.38.
Mata uang sterling kehilangan kekuatan, namun tetap di atas $ 1,27 setelah menteri keuangan Inggris Rishi Sunak mengumumkan skema untuk mendukungan pekerjaan baru, tetapi mengatakan pengangguran akan meningkat. Sunak mengumumkan lebih banyak dukungan untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan, tetapi mengatakan pemerintah Inggris akan mendukung pekerjaan yang layak.
Harga emas berbalik arah ke area positif dari level terendah dua bulan kemarin, berkat koreksi dolar dan komentar the Fed yang masih dovish. The Fed menegaskan kembali kebijakan suku bunga rendah mereka sampai pasar tenaga kerja pulih atau inflasi naik menjadi 2%. Harga emas spot menguat 0,6% menjadi $18774,93, sementara emas berjangka AS naik 0,5% menjadi $1876,90.
Harga minyak berbalik menguat kemarin berkat koreksi dollar. Meski begitu, prospek permintaan yang melambat membuat harga masih rentan. Harga minyak telah mengalami tekanan setelah gelombang baru kasus Covid-19 melanda Eropa telah menyebabkan diberlakukannya kembali pembatasan perjalanan di beberapa negara. Inggris dan Jerman kembali memberlakukan pembatasan untuk membendung infeksi virus corona baru. Kebijakan tersebut bisa menjadi faktor yang mempengaruhi prospek permintaan bahan bakar suram di masa depan. Namun, minyak mendapat sentimen dukungan setelah data Energy Information Administration (EIA) AS yang menyebutkan turunnya cadangan minyak sebesar 1,6 juta barel, lebih kecil dari perkiraan penurunan 2,5 juta barel. Sementara persediaan bensin turun lebih dari yang diperkirakan, turun 4 juta barel, dan cadangan distilasi membukukan penurunan mengejutkan 3,4 juta barel. Harga minyak jenis WTI naik 0,73% menjadi $40,22 per barel, sementara Brent menguat 0,12% menjadi $41,82.
Tiga indeks utama Wall Street akhirnya menguat kemarin, didukung data perumahan AS yang naik melebihi perkiraan, yang menghidupkan kembali kepercayaan akan pemulihan ekonomi, meski klaim pengangguran AS naik secara tak terduga. Sentimen positif juga didapat setelah adanya harapan stimulus fiskal baru. Indeks Dow Jones naik, 0,20%, S&P 500 menguat, 0,30% dan Nasdaq naik 0,37%.
Fokus Hari Ini: Durable Goods Orders AS
Investor akan terus mencermati perkembangan penyebaran virus corona, khususnya di Eropa yang saat ini sedang mengalami second wave. Krisis Covid-19 di Eropa telah memukul mata uang mereka, sementara dollar AS terus menguat karena data ekonomi AS terakhir, terumtama PMI lebih baik dari Eropa. Hari ini AS akan merilis data durable goods, yang diperkirakan melambat 1,1% di Agustus, dari sebelumnya 11,4%.