Sen. Feb 10th, 2025

Efek Pasar Dari Relaksasi Lockdown Covid19, dikawatirkan menyebabkan gelombang kedua yang lebih meluas

Dollar melemah kemarin karena meningkatnya sentimen risk appetite setelah langkah lanjutan stimulus the Fed dalam mengatasi kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sentimen risk-on muncul setelah the Fed membeli ETF obligasi melalui Fasilitas Kredit Korporasi Pasar Sekunder. Selain itu pernyataan WHO yang mengatakan beberapa perawatan tampaknya mengurangi keparahan atau panjang penyakit Covid-19, semakin menambah sentimen risk-on tersebut. Kedua berita tersebut telah mengurangi permintaan safe haven dollar, yang sebelumnya meningkat karena kekhawatiran gelombang kedua  penyebaran Covid-19 setelah ditemukan kasus baru pada negara-negara yang melakukan relaksasi lockdown, serta mencuatnya kekhawatiran ketegangan hubungan antara AS-China.

Dollar Australia melemah setelah China melarang import daging Australia. Namun pelemahan mampu dibatasi setelah menteri perdagangan Australia meremehkan berita tersebut sebagai masalah teknis. Sementara euro berhasil menguat di tengah pelemahan dollar AS, meski masih tidak terlalu jauh dari level terendah 1.0636 yang disentuh Maret. EUR/USD menguat 0,6% menjadi 1.0865.

Harga emas bertahan di atas $1700 setelah inflasi AS turun tajam di bulan April karena pembatasan aktifitas bisnis yang memperlambat konsumsi. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan CPI AS turun 0,8% di April, setelah di Maret turun 0,4%. Data tersebut di bawah perkiraan penurunan 0,7%. Sementara inflasi tahunan tumbuh 0,3%. Emas juga naik karena ekspektasi stimulus lanjutan dari the Fed untuk mendukung ekonomi. Selain itu, koreksi dollar juga turut mendukung harga. Harga emas spot menguat 0,3% menjadi $1701,44 per ons, sementara harga emas berjangka AS naik 0,5% menjadi $1706,80.

Harga minyak naik kemarin setelah Arab Saudi mengatakan akan meningkatkan pemangkasan output di bulan Juni, sementara produsen minyak lainnya mengatakan akan memperpanjangan waktu kesepakatan dari yang telah ditetapkan sebelumnya di April. OPEC+ pada bulan April memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta bph sebagai respon dari turunnya permintaan 30% akibat pandemi Covid-19. Menurut sumber dari Reuters kemarin, OPEC tetap ingin mempertahankan pemangkasan sebesar 9,7 juta bph sampai bulan Juni, ketika mereka kembali menggelar rapat. Sementara itu, Arab Saudi mengatakan pada hari Senin akan menambah pemotongan yang ada dengan mengurangi output lain 1 juta barel per hari bulan depan, memangkas total produksi menjadi 7,5 juta barel per hari, turun hampir 40% dari bulan April. Uni Emirat Arab dan Kuwait juga berkomitmen memangkas untuk memangkas total tambahan 180.000 bph.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *