Dolar AS Naik Dalam Tiga Minggu Berturut-turut
Dolar AS naik 0,237% hari Jumat, sekaligus mencatatkan penguatan dalam tiga minggu berturut-turut atas mata uang utama lainnya, di tengah ketidakpastian krisis perusahaan properti China Evergrande, membantu greenback bangkit kembali dari penurunan tajam di sesi sebelumnya. China Evergrande Group berutang $305 miliar dan kehabisa uang tunai, melewatkan tenggat waktu Kamis untuk membayar $83,5 juta dan membuat investor mempertanyakan apakah mereka akan melakukan pembayaran sebelum berakhirnya masa tenggang 30 hari. Runtuhnya perusahaan dapat menciptakan risiko sistemik terhadap sistem keuangan China. Sebelumnya, Dolar mengalami penurunan persentase satu hari terbesar dalam sekitar satu bulan pada hari Kamis setelah Beijing menyuntikkan uang tunai baru ke dalam sistem keuangan dan Evergrande mengumumkan akan melakukan pembayaran bunga pada obligasi dalam negeri, meningkatkan risk-on.
Sterling Koreksi Pasca Reli Yang Didorong BoE
Sterling melemah 0,38% atas dolar AS pada hari Jumat, mengikis sebagian penguatannya setelah sikap hawkish Bank of England (BoE) pada suku bunga dan skema pembelian obligasi pemerintah era pandemi. Kekhawatiran default atas pengembang China Evergrande telah melemahkan sentimen, mengangkat safe haven dolar dan membebani mata uang yang berorientasi risiko seperti pound.
Meski Rebound, Emas Catatkan Penurunan Tiga Minggu Berturut-turut
Harga emas menguat hari Jumat karena aksi hindar risiko di tengah kasus Evergrande China, tetapi kekhawatiran kenaikan suku bunga meredam kenaikan emas. Emas Spot menguat 0,4%, namun masih di jalur penurunan untuk minggu ketiga berturut-turut. Harga jatuh ke level terendah satu bulan pada hari Kamis di tengah ekspektasi Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga.
Minyak Catatkan Penguatan 3 Minggu Berturut-turut
Harga minyak naik untuk pekan ketiga berturut-turut ke level tertinggi hampir tiga tahun pada hari Jumat, didorong oleh gangguan produksi global yang memaksa perusahaan energi untuk menarik sejumlah besar minyak mentah dari persediaan. Harga minyak Brent naik 1,1%, menjadi US$78,09 per barel, sementara WTI AS naik 0,9%, menjadi US$73,98. Secara mingguan, harga minyak Brent naik tiga pekan berturut-turut. Sedangkan harga minyak WTI naik lima pekan beruntun. Kenaikan harga minyak WTI terutama disebabkan oleh gangguan output Pantai Teluk AS dari Badai Ida pada akhir Agustus. Gangguan dapat berlangsung selama berbulan-bulan dan telah menyebabkan penurunan tajam pada persediaan AS dan global. Para trader minyak mengatakan bahwa penyulingan minyak AS sedang berburu untuk menggantikan minyak mentah Teluk dan beralih ke minyak Irak dan Kanada.
Wall Street Koreksi Karena Kekhawatiran Evergrande
Setelah dua hari menguat, Wall Street merosot pada perdagangan Jumat karena Kekhawatiran akan kasus gagal bayar raksasa properti China Evergrande berlanjut dan kejatuhan saham Nike setelah memangkas perkiraan penjualannya. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,15% pada 34.713,68, S&P 500 melemah 0,25% menjadi 4.438,05, dan Nasdaq Composite jatuh 0,66 % di 14.952,64.
Fokus Minggu ini: Pidato Pejabat Bank Sentral & PMI Global
Beberapa pejabat bank sentral akan menyampaiakn pidatonya minggu ini, termasuk Presiden ECB Christine Lagarde, Gubernur BoE Andrew Bailey, serta ketua The Fed Jerome Powell . Lewat pernyataan pejabat bank sentral dunia tersebut, pelaku pasar berharap mendapat petunjuk mengenai arah kebijakan moneter mereka ke depan. Fokus pasar lainnya adalah PMI global, baik sektor manufaktur maupun jasa.