Sab. Nov 9th, 2024

Emas Jatuh 1,2% Karena Penguatan Dolar AS, Yield Obligasi AS

Dolar AS Rebound Menjelang Data Ketenagakerjaan AS

Dolar AS menguat pada hari Selasa, bertahan dekat level tertinggi satu tahun yang diraih minggu lalu, karena para trader tetap waspada menjelang data ketenagakerjaan AS pada akhir minggu yang dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan The Fed lebih lanjut. Pergerakan di pasar FX kemungkinan besar akan sideway dalam sisa minggu ini karena investor menunggu update pasar tenaga kerja AS yang dapat membantu memberikan petunjuk apakah The Fed akan mulai mengurangi pembelian asetnya sebelum akhir tahun, menurut para analis. Data non-farm payrolls hari Jumat diperkirakan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, dengan perkiraan 488.000 pekerjaan telah ditambahkan pada bulan September, menurut survei Reuters. Analis meihat bahwa dengan The Fed yang kemungkinan akan melakukan tapering, penguatan dolar diperkirakan akan berlanjut. Indeks dolar naik 0,2% pada 93,981.

Loonie Menguat Berkat Kenaikan Minyak, Surplus Perdagangan Kanada

Dolar Kanada naik ke level tertinggi empat minggu atas dolar AS berkat kenaikan harga minyak, serta data yang menunjukkan surplus perdagangan Kanada yang melebar pada bulan Agustus. Surplus perdagangan Kanada melebar menjadi C$1,9 miliar di bulan Agustus. Loonie naik, meski dolar menguat atas mata uang utama lainnya karena imbal hasil obligasi Kanada lebih tinggi ketimbang imbal hasil AS.

Emas Jatuh 1,2% Karena Penguatan Dolar AS, Yield Obligasi AS

Harga emas jatuh 1,2% pada hari Selasa, setelah kenaikan imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar AS, meredupkan daya tariknya sebagaisafe-haven, dengan investor menunggu data penting non-farm payrolls  AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun, yang pekan lalu naik ke level tertinggi sejak Juni di 1,5670%, kembali naik di 1,5223%. Emas spot turun 0,5% pada $1.760.30.

Minyak Lanjutkan Penguatan Setelah Keputusan OPEC+

Harga minyak Brent naik ke level tertinggi tiga tahun pada hari Selasa, sementara WTI mendekati level tertinggi 2014 setelah OPEC+ tetap pada peningkatan produksi yang direncanakan daripada memompa lebih banyak produksi minyak mentah. Brent naik 1,6% menjadi US$82,56 per barel, sementara WTI menguat 1,7% ke US$ 78,93. Di bulan Juli, OPEC+ sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan hingga setidaknya April 2022 untuk menghapus 5,8 juta barel per hari dari pengurangan produksi yang ada. Harga minyak telah melonjak lebih dari 50% tahun ini, menambah tekanan inflasi yang dikhawatirkan negara-negara konsumen minyak mentah seperti Amerika Serikat dan India akan menggagalkan pemulihan dari pandemi Covid-19. Terlepas dari tekanan untuk meningkatkan produksi, OPEC+ khawatir bahwa gelombang global keempat infeksi Covid-19 dapat menekan pemulihan permintaan.

Wall Street Menguat Berkat Rebound Big Tech

Wall Street naik tajam hari Selasa berkat rebound saham-saham Big Tech. Saham Apple, MicrosoG, Amazon dan Alphabet, perusahaan paling berharga di Wall Street, masing-masing naik lebih dari 1% menyusul aksi jual saham-saham yang terjadi sehari sebelumnya.Indeks Dow Jones naik 0,92% menjadi 34.314,67, S&P 500 menguat 1,05% menjadi 4.345,73, dan Nasdaq Composite naik 1,25% menjadi 14.433,83.

Fokus Hari ini: RBNZ, ADP AS & Pidato Raphael Bostic

RBNZ akan menggelar rapatnya pagi ini, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 0,50%. Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada data ADP AS, yang diperkirakan tumbuh 425 ribu di bulan September. Data ADP ini akan menjadi acuan trader untuk melihat data NFP AS yang akan dirilis akhir pekan nanti. Kemudian ada data cadangan minyak versi EIA dan pidato pejabat The Fed Raphael Bostic.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *