Jum. Nov 8th, 2024

Emas Melemah Karena Penguatan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS

Dolar AS menguat Tipis Menjelang Event-Event Penting

Dolar AS naik tipis pada hari Senin, diperdagangkan dalam kisaran sempit karena investor tetap berhati-hati menjelang beberapa keputusan kebijakan utama yang akan dirilis minggu ini, dengan Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Januari 2022. Pertemuan kebijakan moneter di The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ) akan menentukan arah minggu ini karena pasar mencari petunjuk dari para pembuat kebijakan mengenai arah suku bunga di masa depan. Pasar uang condong ke arah jeda dari The Fed, menurut FedWatch dari Refinitiv, tetapi mayoritas memperkirakan kenaikan pada pertemuan Juli. Sebaliknya, mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ECB akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada hari Kamis dan sekali lagi pada bulan Juli, sebelum berhenti sejenak selama sisa tahun ini karena inflasi tetap tinggi.

Ekspektasi Inflasi AS Terendah Sejak Maret 2021

Ekspektasi inflasi konsumen AS untuk tahun depan turun menjadi 4,1% di bulan Mei, terendah sejak Maret 2021. Dalam 12 bulan ke depan, inflasi diperkirakan akan lebih moderat untuk pendidikan perguruan tinggi (7,1%), makanan (5,4%), perawatan medis (9,2%), dan sewa (9,1%), dan stabil untuk gas (5,1%). Sementara itu, ekspektasi inflasi untuk jangka waktu tiga dan lima tahun meningkat 0,1 poin menjadi 3% dan 2,7%.

Emas Melemah Karena Penguatan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas turun pada hari Senin karena dolar dan imbal hasil obligasi menguat, sementara para pedagang bersiap-siap untuk minggu yang sibuk dengan rilis data inflasi utama AS dan pertemuan kebijakan bank sentral utama, dengan semua mata tertuju pada Federal Reserve. Indeks dolar naik 0,2%, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sementara kenaikan imbal hasil Treasury AS membuat emas batangan, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik.

Minyak Turun 4% Karena Kekhawatiran Meningkatnya Pasokan Global

Harga minyak turun sekitar $3 per barel pada hari Senin setelah analis menyoroti peningkatan pasokan global dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan menjelang data inflasi utama dan pertemuan Federal Reserve AS akhir pekan ini. Minyak mentah berjangka Brent turun $2,95, atau 3,9%, menjadi di $71,84 per barel, terendah sejak Desember 2021. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun $3,05, atau 4,4%, menjadi menetap di $67,12 per barel. Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak pada hari Minggu, mengutip pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini dan hingga 2024. Perkiraan harga minyak mentah bulan Desember dari bank ini sekarang berada di $86 per barel untuk Brent, turun dari $95, dan $81 per barel untuk WTI, turun dari $89.

Indeks Saham Future AS Stabil Hari Ini Setelah Menguat Hari Senin

Saham berjangka AS stabil pada hari Selasa karena para investor menantikan laporan inflasi bulan Mei yang akan dirilis hari ini dan keputusan suku bunga Federal Reserve pada hari Rabu. Pada perdagangan reguler hari Senin, Dow naik 0,56%, S&P 500 menguat 0,93% dan Nasdaq Composite menguat 1,53%, dengan delapan dari 11 sektor S&P berakhir lebih tinggi yang dipimpin oleh sektor teknologi, consumer discretionary, dan layanan komunikasi.

Fokus Hari Ini : Data Tenaga Inggris, CPI AS & Pidato Andrew Bailey

Hari ini akan menjadi hari yang sibuk oleh data ekonomi, dengan Inggris akan merilis data tenaga kerja, serta survei ZEW Jerman. Di AS, fokus pasar akan tertuju pada data CPI, yang diperkirakan melandai 0,2% (MoM) di Mei. Secara tahunan, CPI diperkirakan melandai menjadi 4,1% dari 4,9% di April. Data CPI AS ini akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan The Fed. Fokus pasar lainnya adalah pidato Andrew Bailey.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *