Jum. Des 6th, 2024

Emas Naik ke Level Tertinggi 1 Minggu Setelah Data Inflasi AS

Dolar Melemah Setelah Data CPI AS

Dolar AS jatuh terhadap mata uang utama pada hari Selasa setelah data menunjukkan kenaikan inflasi AS yang kurang dari perkiraan bulan lalu, menimbulkan ketidakpastian mengenai waktu pengurangan pembelian aset oleh Federal Reserve. Data pada hari Selasa menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah menguap, hanya naik tipis 0,1% bulan lalu. Kenaikan core CPI Agustus juga merupakan kenaikan terkecil sejak Februari, setelah kenaikan 0,3% pada Juli. Secara tahunan core CPI naik 4,0%, setelah naik 4,3% pada bulan Juli. Angka CPI yang lebih rendah dari perkiraan telah menimbulkan keraguan bahwa the Fed bisa melakukan tapering lebih cepat dari perkiraan. Sebelumnya, beberapa pejabat Fed telah menyarankan bank sentral AS dapat mengurangi pembelian surat utang pada akhir tahun, tetapi mengatakan kenaikan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Ausia Jatuh ke Level Terendah 2 Minggu Setelah Lowe Dovish

Dolar Australia jatuh ke level terendah dua minggu setelah Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe memberikan pandangan kebijakan yang sangat dovish, dengan menyebutkan tidak ada wacana kenaikan suku bunga hingga tahun 2024. Sementara mata uang safe haven yen dan swiss franc menguat atas dolar AS di tengah ketidakpastian pertumbuhan AS akibat dampak ekonomi dari varian Delta.

Emas Naik ke Level Tertinggi 1 Minggu Setelah Data Inflasi AS

Emas naik ke level tertinggi satu minggu pada hari Selasa, setelah dolar koreksi menyusul kenaikan inflasi AS yang lebih lambat dari perkiraan menyebabkan ketidakpastian atas waktu tapering The Fed. Emas spot naik 0,6% menjadi $1,803,69 per ons. Core CPI AS naik tipis 0,1% pada Agustus, meleset dari ekspektasi 0,3%, dan membebani dolar AS. Itu adalah kenaikan terkecil sejak Februari, setelah kenaikan 0,3% pada Juli.

Minyak Flat Meski Adanya Badai Nicholas

Harga minyak cenderung flat hari Selasa setelah badai tropis Nicholas menimbulkan hujan lebat dan pemadaman listrik di Texas, namun hanya menyebabkan sedikit kerusakan pada infrastruktur energi AS daripada yang disebabkan oleh Badai Ida awal bulan ini. Minyak Brent naik 9 sen menjadi $73,60 per barel setelah mencapai tertinggi intraday di $74,28. Sementara WTI AS hanya naik 1 sen pada $70,46, setelah menyentuh tertinggi $71,22. Lebih dari 39% produksi minyak mentah dan gas alam Teluk Meksiko AS tetap ditutup pada Selasa, menurut regulator Bureau of Safety and Environmental Enforcement (BSEE). Badai Nicholas mendarat di Texas pada hari Senin dan akan mencapai Louisiana pada hari Rabu, membawa lebih banyak banjir dan hujan lebat ke fasilitas minyak Teluk. Harga minyak berubah setelah data baru dari yang menunjukkan CPI AS melambat dan berkurangnya kekhawatiran tentang dampak badai pada sektor energi.

Wall Street Melemah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Wall Street melemah pada Selasa karena ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya kemungkinan kenaikan tarif pajak perusahaan. Dua faktor tersebut menyebabkan menurunnya sentimen investor dan mendorong aksi jual yang luas meskipun ada tanda-tanda meredanya inflasi. Indeks Dow Jones turun 0,84% menjadi 34.577,57, S&P 500 melemah 0,57% pada 4.443,05 dan Nasdaq Composite jatuh 0,45%, menjadi 15.037,76.

Fokus Hari ini: Inflasi Inggris dan Kanada

Hari ini Inggris dan Kanada akan merilis data inflasi, yang bisa menentukan arah kebijkan moneter bank sentral mereka. Inflasi di Inggris terlihat memanas, dengan CPI bulan Agustus diperkiran mengalami kenaikan 2,9%, lebih tinggi jika dibanding bulan Juli yang sebesar 1,8%. Sementara CPI Kanada diperkirakan melambat menjadi 0,1% di Agustus, dibanding 0,6% di Juli . Sementara CPI tahunan diperkiakan naik 3,9%.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *