Dolar Melemah Jelang Data CPI AS
Indeks dolar AS turun 0,11% hari Selasa karena investor menunggu data hari Rabu yang akan menjadi indikator utama berikutnya apakah kenaikan inflasi semakin cepat. Data kemarin menunjukkan PPI tumbuh solid di Oktober, menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi dapat bertahan untuk sementara waktu di tengah rantai pasokan yang ketat terkait dengan pandemi. Namun, trader menahan pergerakan besar menjelang data CPI yang akan dirilis hari Rabu. Ekonom yang disurvei oleh Reuters melihat CPI bulanan meningkat menjadi 0,4% dari kenaikan 0,2% bulan sebelumnya, dengan core CPI secara tahunan diperkirakan naik 0,3% menjadi 4,3%, jauh di atas rata-rata target inflasi tahunan 2% Fed. Pejabat Fed pada Selasa mengatakan tidak jelas bahwa inflasi yang tinggi akan menjadi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pound Turun Tipis Karena Memudarnya Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BoE
Pound melemah tipis atas dolar hari Selasa, tidak jauh dari posisi terendah lima minggu yang disentuh pekan lalu, karena memudarnya ekspektasi kenaikan suku bunga BoE. Sterling anjlok setelah Bank of England (BoE) mengejutkan pasar dengan membiarkan suku bunga tidak berubah minggu lalu. Menurut Institut Nasional Penelitian Ekonomi dan Sosial (NIESR), ekonomi Inggris berisiko stagnasi dan inflasi yang terus naik dalam beberapa tahun mendatang karena hambatan rantai pasokan dan resiko dari Brexit.
Emas Naik ke Level Tertinggi Sejak September Karena Pelemahan Dolar AS
Harga emas naik ke level tertinggi sejak awal September pada hari Selasa seiring dengan melemahnya dolar, karena investor menunggu data inflasi AS yang dijadwalkan akhir pekan ini. Spot emas naik 0,3% menjadi $1,828,74, setelah sebelumnya mencatat tertinggi sejak 3 September di $1,831.10. Pelemahan dolar AS membuat emas batangan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Minyak Naik Berkat Prospek Permintaan
Harga minyak naik ke level tertinggi dua minggu hari Selasa setelah AS mencabut pembatasan perjalanan dan tanda-tanda lain dari pemulihan global pascapandemi mendorong prospek permintaan, sementara pasokan tetap ketat. Harga rally setelah Administrasi Informasi Energi AS (EIA) dalam Short Term Energy Outlook (STEO) pada hari Selasa memproyeksikan harga bensin eceran akan turun selama beberapa bulan ke depan. Brent naik 1,6%, menjadi $84,78 per barel, sementara WTI AS naik 2,7%, menjadi $84,15. Harga Brent telah naik lebih dari 60% tahun ini dan mencapai level tertinggi tiga tahun di $86,70 pada 25 Oktober, didukung oleh pulihnya permintaan dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+. OPEC+ menambahkan 400.000 barel per hari minyak mentah ke pasokan global pada pertemuan OPEC+ minggu lalu. Presiden Biden ingin menambahkan lebih banyak.
Wall Street Melemah Karena Kekhawatiran Inflasi
Tiga indeks utama Wall Street melemah setelah menyentuh rekor tertinggi selama beberapa hari berturut- turut karena aksi ambil untung dan kekhawatiran atas inflasi yang sedang berlangsung memicu aksi jual yang luas. Gangguan pasokan barang dan tenaga kerja menyebabkan kenaikan harga lebih jauh melampaui target inflasi tahunan rata-rata 2% Federal Reserve AS.
Fokus Hari Ini: CPI AS, Jobless Claims & EIA
Beberapa negara akan merilis data inflasi, seperti China, Jerman dan AS. CPI AS diperkirakan tumbuh 0,6% di Oktober, lebih cepat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,4%. Data inflasi ini bisa memberi petunjuk mengenai arah kebijakan The Fed. Data lainnya yang tak kalah penting adalah jobless claims, yang diperkirakan turun 261 ribu. Kemudian juga ada cadangan minyak AS versi EIA.