Dolar AS Lanjutkan Penurunan Setelah NFP
Dolar AS turun dalam empat hari berturut-turut hingga Jumat setelah data non-farm payroll (NFP) AS meleset jauh dari perkiraan, meningkatkan ekspektasi bahwa the Fed tidak akan terburu-buru mengurangi kebijakan stimulus. NFP AS tumbuh 235.000 di Agustus, jauh di bawah perkiraan 728.000 , sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,2% dari 5,4% di bulan sebelumnya. Indeks dolar turun ke level 91,941, level terendah sejak 4 Agustus, dan Jumat lalu turun 0,231% pada 92,014. Selama sepekan, indeks turun sekitar 0,7%. Dolar telah tertekan di tengah ketidakpastian kebijakan Fed. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan
Jumat sebelumnya bahwa sementara pengurangan stimulus dapat dimulai tahun ini jika pertumbuhan lapangan kerja berlanjut, bank sentral tidak terburu-buru untuk melakukannya. Meningkatnya kasus COVID- 19 dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran pemulihan ekonomi dapat terhenti.
Sterling Naik ke Level Tertinggi 3 Minggu Setelah Data Payroll AS yang Mengecewakan
Poundsterling naik ke level tertinggi tiga minggu pada hari Jumat setelah data menunjukkan ekonomi AS menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan pada bulan Agustus, menimbulkan keraguan atas waktu rencana Federal Reserve untuk mengurangi skema pembelian obligasi. Meningkatnya kasus COVID-19 telah menghambat pemulihan ekonomi, yang semakin melemahkan dolar.
Emas Reli Pasca Data Payroll AS
Harga Emas naik lebih dari 1% ke level tertinggi dalam 2,5 bulan pada hari Jumat setelah data NFP AS di bulan Agustus yang meleset dari perkiraan, menimbulkan keraguan pada waktu pelaksanaan tapering The Fed. Spot emas naik 1,2% pada $1.830,71, setelah mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni di
$1.833,80, dan naik dalam empat minggu berturut-turut.
Minyak Turun Setelah Data NFP AS yang Lemah Meningkatkan Kekhawatiran Permintaan
Harga minyak turun pada hari Jumat setelah data NFP yang tumbuh meleset jauh dari perkiraan menunjukkan pemulihan ekonomi yang tidak merata, bisa berarti bahwa permintaan bahan bakar yang lebih lambat karena pandemi kembali bangkit. NFP AS meleset dari ekspektasi dengan pertumbuhan 235.000 pekerjaan di tengah melemahnya permintaan jasa dan kekurangan pekerja yang terus-menerus karena infeksi COVID-19 melonjak. . Namun, penurunan minyak dibatasi oleh kekhawatiran bahwa pasokan AS akan tetap terbatas setelah Badai. Produksi minyak dan gas di Teluk Meksiko AS sebagian besar terhenti setelah Badai Ida, dengan 1,7 juta barel, atau 93%, dari produksi minyak mentah harian ditangguhkan, menurut Bureau of Safety and Environmental Enforcement (BSEE). Minyak Brent melemah 0,58%, di $72,61 per barel, sementara WTI AS turun 1%, menjadi $69,29.
Saham Asia Variatif Setelah Data NFP AS
Saham Asia bergerak variatif pada hari Senin setelah data NFP AS yang mengecewakan, menjaga kebijakan moneter longgar The Fed untuk waktu yang lebih lama. Namun, di sisi lain mengaburkan prospek pertumbuhan global dan inflasi. Liburnya pasar AS hari ini membuat perdagangan cenderung sepi, membuat indeks MSCI luar Jepang tetap flat di awal perdagangan. Nikkei Jepang naik 1,7%, tetapi Kospi turun 0,1%
Fokus Minggu ini: RBA, BoC dan ECB Meeting
RBA, BoC dan ECB akan menggelar rapat regularnya minggu ini. Ketiga bank sentral tersebut diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya. Namun yang akan menjadi fokus pasar adalah arah kebijakan moneter kedepan mereka. Khusus RBA, investor kemungkinan akan menunggu sinyal tapering pada rapatnya. Selain rapat bank semtral, fokus lainnya adalah ZEW Jerman, data ketenagakerjaan Kanada dan PPI AS.