Euro menguat atas dollar setelah ECB Meeting pada hari Kamis dan Jumat, menjadikan mata uang tunggal Eropa berakhir flat selama sepekan pada kisaran 1.1846. Euro menguat setelah Presiden ECB Chirstine Lagarde menggambarkan pemulihan ekonomi yang ‘kuat’ sejalan dengan perkiraan sebelumnya. ECB memilih untuk mempertahankan kebijakan sesuai dengan perkiraan. Euro juga menguat setelah Lagarde mengatakan ECB akan mengawasi “dengan hati-hati” perubahan nilai tukar, namun bukan merupakan alat kebijakan. Sebelumnya, euro sempat anjlok setelah ekonom mereka, Phillip lane mengatakan nilai tukar penting bagi kebijakan moneter. Dalam rapatnya minggu lalu, ECB merevisi target pertumbuhan lebih tinggi di 2020 menjadi -8% dari -8,7%.
Poundsterling jatuh dalam dua minggu berturut-turut karena kekhawatiran no-deal Brexit setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berencana mengajukan ‘internal market bill’, yang berfungsi untuk mengubah aspek kesepakatan yang ditandatangani oleh Inggris dan UE pada bulan Januari, meskipun ada ancaman dari Uni Eropa bahwa tindakan tersebut melanggar hukum internasional.
Harga emas menguat minggu lalu di tengah kejatuhan saham dan pelemahan dollar, terutama terhadap euro. Selama sepekan, harga minyak berjangka AS 0,7%, sementara emas Spot menguat 0,5%. Meski menguat, harga emas masih jauh di bawah level tertinggi sepanjang masa di 2073, yang diraih 7 Agustus. Secara teknikal, harga harus mampu bertahan di atas $1968 untuk melanjutkan momentum bullish.
Harga minyak turun dalam dua minggu berturut-turut, menjadikan harga jatuh lebih dari 10% dalam dua minggu terakhir. Kinerja Wall Street yang kurang mengesankan pada hari Jumat menjadi salah satu faktor yang menekan sentimen minyak. Harga minyak jenis WTI, yang merupakan indikator utama harga minyak mentah ditututp menguat menjadi $37,38. Namun, selama sepekan jenis minyak tersebut anjlok 6,1%. Faktor utama yang menekan harga minyak dalam beberapa minggu terakhir ini adalah lemahnya permintaan bahan bakar di AS. Hali ini terlihat dari laporan Energy Information Adminstration (EIA) yang menunjukkan cadangan minyal AS mengalami kenaikan 2 juta barel, melawan prediksi penurunan 1,3 juta barel. Itu merupakan kenaikan pertama dalam persediaan minyak mentah sejak pertengahan Juli. Dalam enam minggu sebelumnya, EIA telah melaporkan penarikan minyak mentah total lebih dari 38 juta barel. EIA juga melaporkan bahwa pemanfaatan kilang minyak turun 5% untuk minggu kedua berturut-turut.
Tiga indeks utama Wall Street melemah minggu lalu di tengah aksi jual atas saham-saham teknologi AS. Selama sepekan, indeks Dow Jones turun 1,66%, S&P 500 melemah 2,51% dan Nasdaq anjlok 4,06%. Meski begitu, investor masih melihat bahwa penurunan saham-saham teknologi tersebut merupakan hal yang wajar, karena investor ambil untung setelah saham tersebut menguat tajam.
Fokus Minggu ini: FOMC & BoE Meeting, Brexit, Retail Sales AS
Fluktuasi di pasar keuangan akan kembali berlanjut di minggu ini. Beberapa agenda penting, berupa event dan data-data ekonomi akan kembali akan digelar, diantaranya FED meeting, di mana pelaku pasar akan mencari petunjuk mengenai arah kebijakan bank sentral AS tersebut. Selain itu, ada agenda Brexit, serta beberapa data ekonomi AS, seperti retail sales dan jobless claims. Kemudian ada BoE meeting.