Dollar menguat dalam tiga sesi beturut-turut atas mata uang utama dunia. Penguatan dollar berbarengan dengan kenaikan saham berkat rencana dibukanya kembali ekonomi di beberapa negara bagian AS dan negara-negara di dunia. Dollar juga naik setelah data yang menunjukkan PMI sektor jasa dirilis lebih baik dari pekiraan. Dalam beberapa hari terakhir, dollar berkorelasi positif dengan pergerakan saham. Biasanya, dollar cenderung reli ketika saham dan pasar keuangan tertekan. Analis melihat bahwa dollar masih jadi safe haven, namun tidak heran jika kali ini berkorelasi dengan aset berisiko. Sementara itu, data semalam menunjukkan ISM non-manufacturing PMI AS kontraksi 41,8 di April, lebih baik dari perkiraan kontraksi 36,8. Indeks dollar menguat 0,2% menjadi 99,714.
Euro melemah 0,58% atas dollar menjadi $1.0850 setelah Pengadilan Tinggi Jerman memutuskan bahwa pembelian obligasi massal Bank Sentral Eropa untuk menstabilkan zona euro sebagian melanggar konstitusi Jerman. Sementara mata uang berbasis komoditas menguat karena meningkatnya risk appetite, dengan Ausie naik 0,6%. Ausie juga naik setelah RBA tetap mempertahankan kebijakan.
Pelonggaran aturan lockdown yang dijalankan beberapa negara mendorong investor melirik kembali asset-asset berisiko. Naiknya harga minyak dan saham telah membatasi kenaikan harga emas akhir-akhir ini. Harga emas berjangka turun 0,2% menjadi $1710,60 kemarin, sementara emas spot naik 0,3% menjadi $1707,42. Setelah 25 hari inflow terus mengalir ke ETF, kemarin aliran dana tersebut mulai terhenti karena investor masih wait and see seberapa efektif pelonggaran lockdown terebut.
Harga minyak sudah naik dua kali lipat di minggu ini setelah pelaku pasar optimis bahwa harga sudah mencapai bottom-nya. Kenaikan harga terjadi setelah dilonggarkannya aturan lockdown di berbagai negara, seperti di Asia, Eropa dan beberapa negara bagian di AS. Minyak Brent naik 13,9% menjadi $30,97 per barel, sementara WTI naik 20,5% menjadi $24,56 per barel. Italia, Spanyol, Nigeria dan India dan beberapa negara bagian di AS, termasuk Ohio mulai mengizinkan warganya untuk kembali bekerja dan membuka gedung, taman, dam perpustakaan. Meski begitu, para ahli medis mengatakan bahwa langkah tersebut bisa menyebabkan infeksi virus corona meningkat lagi. Bank Swiss UBS mengatakan bahwa pelonggaran tersebut akan membantu menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang akhirnya mengarah pada kekurangan pasokan pada kuartal keempat. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memuji langkah-langkah negara untuk membuka kembali ekonomi mereka.
Bursa saham di Wall Street mencatat penguatan, meski terkikis kenaikannya menjelang akhir perdagangan. Ada optimisme bahwa ketika AS membuka kembali ekonomi mereka dan mengakhiri lockdown, bisnis dan ekonomi akan bangkit kembali. Indeks Dow Jones menguat 0,56%, S&P 500 menguat 0,90% dan Nasdaq menguat 1,13%. Di Asia, indeks Hang Seng menguat 1,08% kemarin setelah anjlok 1000 poin.
Fokus Hari Ini : ADP Non-Farm Employment Change
Beberapa data ekonomi yang layak dicermati hari ini adalah data PMI sektor jasa di kawasan zona euro, serta construction PMI Inggris. Data-data tersebut akan menunjukkan seberapa besar dampak Covid-19 pada ekonomi. Di AS, ada data ADP Non-farm employment, yang diperkirakan kontraksi sekitar 2 juta. Kemudian ada data cadangan minyak AS dari EIA, yang diperkirakan naik 8,5 juta barel.