Dollar menguat tipis kemarin karena pelaku pasar mulai menimbang meningkatnya kasus Covid-19, diimbangi dengan solidnya data ekonomi. Investor juga menyesuaikan portofolionya menjelang data ketenagakerjaan AS. Meningkatnya jumlah kasus virus corona telah memaksa beberapa negara bagian AS membatalkan pembukaan kembali ekonominya, seperti Texas, Florida dan California. Hal itu membuat investor kembali melirik dollar sebegai safe haven. Di sisi lain, data-data ekonomi mulai menunjukkan pemulihan. Data semalam menunjukkan existing home sales rebound dengan rekor teringginya di Mei. Pelaku pasar juga tengah menimbang data non-farm payroll AS, yang diperkirakan tumbuh 3 Juta di Juni. Namun, proyeksi mengenai data tersebut beragam, dari hanya 405 ribu pekerjaan hingga 9 juta.
Poundsterling melemah ke level terendah satu bulan atas dollar AS kemarin di tengah kekhawatiran tentang bagaimana Inggris akan membayar program infrastruktur yang direncanakan. Selain itu, sterling semakin tertekan karena kurangnya kemajuan dalam perundingan post Brexit. Pasar mulai ragu apakah Inggris bisa menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa mengingat singkatnya tenggat waktu yang disediakan.
Harga emas masih bertahan dekat level target jangka di $1800 berkat meningkatnya permintaan safe haven, meski ada risiko yang tidak terduga dari sebagian investor yang mengabaikan pandemi Covid-19. Sepanjang kuartal kedua 2020, harga emas berjangka sudah naik sekitar 11,79%. Lonjakan kasus virus corona di AS menjadi faktor utama atas kenaikan harga emas tersebut. Meski begitu, investor kini tengah mencermati pergerakan bursa saham. Jika saham mengalami tekanan, harga emas bisa naik lebih tinggi.
Harga minyak menguat kemarin, didorong oleh adanya pemulihan pada permintaan energi, meski pemulihan tersebut terancam oleh kemungkinan adanya kembali lockdown karena meningkatnya jumlah kasus virus corona yang saat ini sudah mencapai 10 juta. Pelaku pasar merespon positif data China, yang merupakan importir minyak mentah terbesar dunia. profit industri di China naik 6% di Mei dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan kenaikan pertama di tahun ini, menurut data statistik yang dirilis akkhir pekan lalu. Sentimen minyak juga terangkat setelah tanda-tanda penurunan produksi minyak shale di AS, ditunjukkan dengan turunnya jumlah rig sebesar 73% dari tahun lalu. Meski begitu, pasar masih khawatir bahwa meningkatnya jumlah kasus baru infeksi virus corona bisa memukul permintaan. AS saat ini menjadi negara yang mencatat kasus Covid-19, dengan 2,55 juta terinfeksi, dan jumlah kematian sebesar 125,803. Di susul Brazil dengan jumlah kasus inifeksi lebih dari 1,34 dan 57,622 kematian.
Indeks saham berjangka AS bergerak mendatar menjelang penutupan perdagangan kuartal kedua. S&P 500 dan Dow Jones hanya naik kurang dari 1% di Juni. Nasdaq unggul di tengah reli saham-saham teknologi, dengan mencatat penguatan bulanan lebih dari 4%. Sementara itu, indeks Dow Jones menguat 2,3% kemarin, yang didukung oleh saham Boeing, yang naik 14% setelah FAA mulia uji coba pesawat 737 Max.
Fokus Hari ini: Chicago PMI, Consumer Confidence, Powell
China pagi tadi merilis data PMI manufaktur dan jasa, yang tumbuh di atas ekspektasi. Fokus pasar selanjutnya tertuju pada data PDB Inggris dan Kanada, yang diperkirakan terkontrkasi masing-masng 2% dan 10,5%. Sementara data-data AS yang akan dirilis antara lain; Chicago PMI dan Consumer Confidence. Pasar juga akan mencemati pidato pejabat the Fed, termasuk sang ketua Jerome Powell.