Sab. Nov 30th, 2024

Fokus Minggu Ini : FOMC Meeting, Inflasi AS
Minggu ini pelaku pasar akan kembali disuguhi beberapa data serta agenda penting lain. Di awal minggu, ketua ECB Christine Lagarde akan menyampaikan pidatonya, yang tentunya bisa berpengaruh pada pasar keuangan umumnya, dan khususnya terhadap mata uang euro. Setelah itu ada FOMC meeting, yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya. Kemudian ada data inflasi da
Dollar menguat Jumat lalu setelah data yang menunjukkan sektor tenaga kerja AS yang secara tidak terduga tumbuh di Mei. Namun selama sepekan dollar masih mengalami penurunan dan mencatat penurunan dalam tiga minggu berturut-turut karena ketidakpastian ekonomi AS yang membatasi kenaikan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 13,3% di Mei. Data tersebut dirilis setelah data yang menunjukkan kepercayaan konsumen, manufaktur dan sektor stabil. Kondisi ekonomi telah meningkat karena aktifitas bisnis sudah dibuka kembali setelah ditutup pada pertengahan Maret untuk memitigasi penyebaran Covid-19. Pada hari Jumat, indeks dollar menguat 0,18%, namun selama sepekan masih mencatat penurunan sebesar 1,4%.

Euro menguat minggu lalu Setelah ECB mengumumkan akan meningkatkan ukuran Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) menjadi 1,35 triliun euro ($1,52 triliun) dari 750 miliar euro, kenaikan lebih dari 500 miliar euro yang diperkirakan sebagian besar analis, dan memperpanjangnya hingga paling cepat Juni 2021. Meski Jumat koreksi, selama sepekan euro masih mencatatkan penguatan sebesar 1,73%.

Harga emas turun lebih dari 2% pada Jumat lalu karena meningkatnya harapan pemulihan ekonomi setelah rilis data non-farm payrolls Amerika Serikat (AS) yang positif di luar dugaan, mengurangi permintaan untuk aset safe haven. Data Jumat lalu menunjukkan non-farm payroll tumbuh 2,509 ribu di Juni, lebih baik dari perkiraan penurunan 7.750 ribu. Sementara tingkat pengangguran juga turun menjadi 13,2%, jauh di bawah perkiraan kenaikan 19,4%. Selama sepekan harga emas spot dan berjangka turun 2,5%.

Harga minyak naik dalam enam minggu berturut-turut didukung oleh pemangkasan output OPEC+ untuk menstabilkan harga minyak. Harga minyak jenis WTI menguat 4,1% menjadi $38,95 pada hari Jumat, setelah sempat menyentuh level tertinggi tiga bulan di $39,68. Selama sepekan, minyak jenis WTI mengalami kenaikan sebesar 11,4%. Sementara untuk minyak jenis Brent juga sempat menyentuh level tertinggi sejak awal Maret dan mengalami penguatan sebesar 19,7% selama sepekan. Harga minyak melambung pada hari Jumat setelah data ketenagakerjaan AS yang secara tidak terduga mengalami pertumbuhan dari yang sebelumnya diperkirakan kontraksi. Sementara itu, dalam rapatnya akhir minggu kemarin, OPEC+ akhirnya sepakat untuk memperpanjang rekor pemangkasan produkssi minyak hingga bulan Juli mendatang sebesar 9,7 bph. Namun, dalam kesepakatan terbaru ini tidak dijelaskan apakah Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait akan kembali melakukan pemotongan sukarela tambahan yang bukan bagian dari kesepakatan.

Memulai perdagangan di awal minggu ini, saham-saham Asia bergerak di jalur hijau setelah data ketenagakerjaan AS dirilis mengalahkan angka ekspektasi dan mendorong harapan bahwa ekonomi akan cepat pulih. Saham-saham di Jepang dan Korea Selatan di buka menguat. Sementara indeks berjangka S&P 500 juga mengalami kenaikan pagi ini, setelah membukukan kenaikan tiga minggu berturut-turut.

Fokus Minggu Ini : FOMC Meeting, Inflasi AS
Minggu ini pelaku pasar akan kembali disuguhi beberapa data serta agenda penting lain. Di awal minggu, ketua ECB Christine Lagarde akan menyampaikan pidatonya, yang tentunya bisa berpengaruh pada pasar keuangan umumnya, dan khususnya terhadap mata uang euro. Setelah itu ada FOMC meeting, yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya. Kemudian ada data inflasi dan sentimen konsumen AS.n sentimen konsumen AS.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *