Dollar Kanada (loonie) melemah atas dollar kemarin karena aksi profit taking menjelang FOMC hari ini. Loonie melemah 0,2% pada kisaran 1.3404 dan diperdagangkan pada range 1.3359-1.3487. Meski begitu, loonie, yang sempat naik ke level tertinggi tiga bulan pada level 1.3352 Senin lalu, sudah mencatatkan penguatan 9% sejak Maret. Koreksi harga minyak juga turut memicu aksi profit taking atas loonie. Namun harga minyak, yang merupakan andalan ekspor komoditas Kanada kembali berbalik menguat berkat komitmen pemangkasan output produsen minyak. Sementara itu, imbal hasil obligasi Kanada tenor 10 tahun tahun turun 3 basis poin menjadi 0,648%. Pada hari Jumat, imbal hasil obligasi tersebut menyentuh level tertinggi sejak pertengahan April di level 0,768%.
Indeks dollar turun 0,32% menjadi 96,30 kemarin. Namun analis melihat bahwa pelemahan dollar tidak akan berlangsung lama. Bank of America memperkirakan dollar akan menguat pada beberapa bulan mendatang karena permintaan safe haven. Menurutnya, ekonomi negara maju tidak akan pulih sebelum tahun 2022 tanpa adanya vaksin dan risiko penyebaran second wave dari Covid-19 masih membayangi.
Harga emas naik dalam dua sesi berturut-turut menyusul koreksi bursa saham dan proyeksi dari World Bank mengenai suramnya ekonomi global tahun ini. World Bank memperkirakan ekonomi global tahun ini akan terkontraksi lebih parah sejak perang dunia 2 dan produksi dari negara-negara berkembang akan menyusut untuk pertama kalinya setidaknya dalam enam dekade terakhir karena pandemi Covid-19. Emas juga masih mendapat dukungan dari FOMC meeting, yang diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan akomodatif.
Harga minyak kembali pulih setelah mengalami koreksi di hari Selasa. Rebound minyak kemarin didorong oleh optimisme mengenai komitmen baru-baru ini dari para produsen minyak untuk memangkas produksi. Sabtu lalu, OPEC+ sepakat untuk memperpanjang rekor pemangkasan produksi sebesar 9,7 juta bph hingga akhir Juli. Namun, Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan bahwa mereka tidak akan mempertahankan pengurangan sukarela yang sebelumnya dilakukan di bulan Mei dan Juni. Sementara itu, Energy Information Administration (EIA) menaikkan target harga minyak WTI menjadi $35,14, naik hampir 17% dari perkiraan Mei. EIA juga memperkirakan harga minyak Brent kemungkinan rata-rata $38,02 tahun ini, naik 11,4% dari perkiraan sebelumnya. Sedangkan Goldman Sach merevisi naik proyeksi harga minyak tahun ini. Untuk jenis Brent naik menjadi menjadi $40,40 per barel dan WTI menjadi $36 per barel. Harga minyak Brent ditutup menguat 0,9% menjadi $41,18 per barel dan WTI naik 2% menjadi $38,94.
Saham-saham Asia melemah hari ini setelah reli Wall Street tersendat, meski Nasdaq tetap mencatat rekor dalam dua sesi berturut-turut. Pelaku pasar masih waspada menjelang menjelang FOMC meeting minggu ini. Tidak perubahan dalam kebijakanthe Fed nanti, namun the Fed akan mengeluarkan proyeksi ekonomi untuk pertama kali sejak Desember 2019. Indeks Nikkei turun 0,8% dan Kospi melemah 0,3%.
Fokus Hari Ini : FOMC Meeting & CPI AS
Fokus utama pasar hari ini adalah FOMC meeting yang akan berlangsung Kamis dini hari. The Fed diperkirakan tetap mempertahankan kebijakannya. Namun, yang jadi perhatian pasar adalah komentar the Fed mengenai arah kebijakan, khususnya setelah melihat data ketenagakerjaan minggu lalu. Namun sebelum FOMC, pasar akan terlebih dahulu disuguhi data CPI AS, yang diperkirakan berada di angka 0%.