Target Inflasi Fed Sebesar 2% Kemungkinan Tercapai Dalam 2 tahun
Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester kepada CBS News pada hari Minggu mengatakan bahwa setidanya akan memakan waktu dua tahun untuk mencapai inflasi mendekati 2%. Juga, perlambatan target pertumbuhan adalah ekspektasi tetapi tidak memprediksi situasi resesi. Pembuat kebijakan Fed juga melihat kenaikan suku bunga berturut-turut sebesar 75 basis poin dalam kebijakan moneter Juli. Kenaikan suku bunga yang tinggi dapat memacu Tingkat Pengangguran di atas 4% tetapi The Fed berdedikasi untuk melakukan ‘apa pun yang diperlukan’ untuk memperbaiki kekacauan inflasi.
Bursa Saham AS Memantul Naik Ditengah Kekhawatiran Investor Soal Resesi
Bursa Saham A.S. ditutup dengan memantul naik secara moderat meski mengalami penurunan secara kinerja mingguan dalam prosentase yang terbesar selama dua tahun ini. Para investor bergulat dengan kemungkinan resesi yang semakin besar setelah sejumlah bank sentral global mencoba melawan inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter. Hal ini diyakini akan memperlambat ekonomi, bahkan mungkin menyebabkan resesi, dan berpotensi mengurangi pendapatan perusahaan. Indek Dow Jones turun 38,29 poin, atau 0,13%, ke 29.888,78, S&P 500 naik 8,07 poin, atau 0,22%, pada 3.674,84 dan Nasdaq naik 152,25 poin, atau 1,43%, ke 10.798,35.
Ditengah Sikap FED Hawkish, Indek Dolar AS Tertahan Di Sekitar 104,70.
Indeks dolar AS turun secara moderat di awal sesi hari ini karena kemungkinan resesi ekonomi AS yang meningkat. Laju kenaikan Dolar AS tertahan di sekitar 104,70 dan diperkirakan akan memperpanjang penurunannya setelah tergelincir di bawah support kritis 104,60. Setelah pergerakan bullish menuju 105.10 pada hari Jumat, aset tersebut mengalami koreksi ringan ke dekat 104.60, yang diperkirakan akan menambah kerugian jika dilanggar.
Dolar AS Menguat Kembali, Harga Emas Turun 1%.
Harga emas berakhir turun karena penguatan dolar dan kenaikan suku bunga AS sehingga merusak daya tarik emas sebagai asset safe-haven. Pada perdagangan di bursa berjangka AS, harga berakhir dengan turun 0,5% pada $1,840.60. Emas turun 1,7% selama minggu ini. Daya tarik safe terjaga karena adanya risiko stagflasi, inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan gejolak aset berisiko. Hal ini mendasari alasan emas tidak jatuh dengan kecepatan yang ditentukan oleh kenaikan imbal hasil riil.
Harga Minyak Anjlok 6%, Dihantam Penguatan Dolar AS
Harga minyak anjlok sekitar 6% ke level terendah empat minggu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama dapat memperlambat ekonomi global dan memangkas permintaan energi. Tekanan harga juga didapatkan dari penguatan Dolar AS yang naik ke level tertinggi sejak Desember 2002 terhadap sekeranjang mata uang. Harga minyak mentah Brent berjangka turun $6,69, atau 5,6%, ke di $113,12 per barel, sementara minyak WTI AS turun $8,03, atau 6,8%, ke $109,56.
Fokus Pasar Hari Ini :
Data Penjualan Rumah yang Ada, Klaim Pengangguran Awal, PMI Global S&P, Info Stress Test Bank, Indeks Sentimen Konsumen Michigan (CSI), dan Penjualan Rumah Baru. Sejumlah peristiwa besar akan terjadi dalam minggu ini, diantaranya Keputusan suku bunga People’s Bank of China (PBOC), risalah Reserve Bank of Australia (RBA), risalah Bank of Japan (BOJ), KTT para pemimpin Uni Eropa (UE). Pagi Ini, PBOC sudah memutuskan bahwa suku bunga tidak berubah pada angka 3.7%.
Minggu ini, data indeks Manajer Pembelian (PMI) AS oleh IHS Markit akan tetap menjadi fokus. Data ekonomi akan dirilis pada hari Kamis dan kinerja yang rentan diharapkan dari data tersebut. Komposit PMI terlihat sedikit lebih tinggi ke 53,5 dari cetakan sebelumnya di 53,4. Bifurkasi dari PMI Komposit menjadi Manufaktur dan Layanan menentukan kinerja yang sangat buruk. IMP Jasa terlihat sangat rendah di 49,1 dibandingkan cetakan sebelumnya di 53,2. Sedangkan IMP Manufaktur diperkirakan akan tergelincir ke 54,7 dari sebelumnya di 55,7. (LH)