ECB Siap Naikkan Suku Bunga, FED Bisa Tahan Suku Bunga Tinggi Lebih Lama
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa inflasi di zona euro akan tetap tinggi dalam waktu dekat sehingga kenaikan suku bunga ECB sebesar 50 bp semakin pasti dilakukan pada akhir bulan ini. ECB telah menaikkan suku bunga sebesar 3 % dan menjanjikan kenaikan 0.5% pada 16 Maret. Pasar yakin bisa lebih besar karena data inflasi yang buruk.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly memperingatkan tentang ancaman inflasi, dan mengisyaratkan bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan mempertahankannya suku bunga tetap tinggi lebih lama, dari yang diperkirakan. Meskipun inflasi telah turun dari level tertinggi di pertengahan 2022 sekitar 7% menjadi 5,4% pada Januari, namun data terkini menunjukkan laju tekanan harga naik tercepat dalam tujuh bulan.
Data ekonomi AS menunjukkan IMP Jasa ISM AS untuk Februari sebesar 55,1 versus 54,5 ekspektasi pasar dan perkiraan pasar 55,2. Komponen inflasi dari survei PMI, sub-indeks Harga yang Dibayar, sedikit lebih rendah ke 65,6 di bulan Februari dari 67,8 melampaui estimasi sebesar 64,5. Sub-indeks Pesanan Baru naik menjadi 62,6 dari 60,4 dan Indeks Ketenagakerjaan naik menjadi 54 dari 50 pada periode yang sama.
Bursa Saham AS Berakhir Turun, Investor Lakukan Risk Off
Investor melakukan aksi risk aversion setelah saham tradisional mampu bertahan setelah aksi jual tahun lalu, seperti di sektor kebutuhan pokok konsumen, utilitas, dan layanan kesehatan, yang mungkin lebih bermasalah saat ini. Setelah rebound di Januari, Indek S&P 500 bergoyang lagi karena kekhawatiran investor atas kebijakan suku bunga Fed.
Data Ekonomi Suram, Dolar AS Hentikan Kenaikannya
Indeks Dolar AS (DXY) menghentikan tren naik empat minggu minggu di sekitar 104,50. Penurunan oleh data statistik domestic yang suram, serta mundurnya imbal hasil obligasi Treasury AS. EUR/USD naik moderat. Rebound terjadi dari SMA 20 mingguan dan dibatasi di bawah 1,0700. Data inflasi zona euro memicu penurunan obligasi Eropa, membantu Euro. Manfaat dari kesepaka- tan antara Inggris – UE berumur pendek. GBP/USD bergerak menyamping di kisaran 1,1900 setelah gagal menembus 1,2000 kem- bali. USD/JPY menghadapi resistensi kuat di sekitar 137,00.
Harga Emas Reli karena pelemahan Dolar AS
Harga emas membukukan penutupan mingguan positif. Ini merupakan yang pertama dalam lima minggu terakhir. Kenaikan ber- tahan hingga di awal perdagangan sesi Asia pada hari Senin ini. Harga mundur dari level tertinggi dalam dua minggu ke sekitar
$1.857. Pelemahan Dolar AS secara luas, di tengah mundurnya imbal hasil obligasi AS, data ekonomi yang beragam, dan opti- misme pasar yang berhati-hati, tampaknya menjadi katalis utama kenaikan harga Emas. Jeda kenaikan baru-baru ini dapat dikait- kan dengan suasana hati-hati pasar menjelang pernyataan Ketua Fed Jerome Powell di DPR dan laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Februari. Disisi lain, kenaikan juga didukung harapan membaiknya permintaan emas oleh China. Negosiasi perdagangan Chi- na-AS juga meningkatkan sentimen pasar dan menyenangkan para pembeli Emas. Ketegangan AS-Tiongkok seputar Taiwan dan Rusia tampaknya menandai ketegangan bagi pembeli Emas menjelang data/peristiwa utama yang dijadwalkan untuk ini, yang dapat menantang kenaikan Emas.
Harga Minyak Naik, Setelah UEA Bantah Keluar Dari OPEC
Harga WTI naik setelah laporan bahwa Uni Emirate Arab hendak keluar dari OPEC, harga sempat turun 3% meski kemudian ada bantahan dan membuat WTI naik di $79,06 atau 2,50%. Kenaikan harga didukung oleh kekurangan minyak mentah, di tengah spe- kulasi bahwa pembukaan kembali China akan meningkatkan permintaan minyak mentah serta pelemahan Dolar AS secara luas.
Fokus Pasar Hari Ini
S&P Global akan memberikan laporan PMI Konstruksi Jermn bulan Februari yang di bulan lalu masih kontraksi di 43.3. Sementara untuk Jerman diperkirakan angkanya akan naik dari 48.4 menjadi 49.1. Secara terpisah, akan dilaporkan data penjualan ritel zona Euro secara tahunan di bulan Januari yang diperkirakan akan naik dari (-2.8%) menjadi (-1.8%). Sementara AS akan merilis angka pesanan labrikan secara bulan ke bulan dengan perkiraan menurun, dari 1.8% menjadi (-1.8%). Hasil yang sesuai atau lebih baik dari perkiraan, akan mendorong kenaikan masing-masing mata uang, Euro, Pound dan Dolar AS.