Data CPI AS Tidak Memuaskan Investor, Bursa Saham AS Turun
Bursa saham AS turun, dipimpin oleh penurunan lebih dari 2% di Nasdaq setelah data indeks harga konsumen (CPI) A.S. tidak banyak meredakan kekhawatiran investor atas prospek inflasi dan suku bunga. Tidak ada cukup kejutan positif untuk menopang pasar, yang masih mencoba untuk memahami apakah Fed akan mampu mengendalikan inflasi sejak dini. Indek Dow Jones turun 45,7 poin, atau 0,14%, ke 32.115,04, S&P 500 turun 22,23 poin, atau 0,56%, ke 3.978,82 dan Nasdaq turun 235,83 poin, atau 2,01%, ke 11.501,84.
Inflasi Mencapai Puncaknya, The FED Berusaha Tetap Tenang
Laporan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya pada bulan April tetapi kemungkinan akan tetap cukup kuat untuk menjaga Federal Reserve tetap tenang. CPI naik 0,3% bulan lalu, perkiraan awal adalah naik 0,2% pada bulan April. Kenaikan ini merupakan yang terkecil sejak Agustus, dibandingkan dengan kenaikan 1,2% bulan ke bulan dalam CPI di bulan Maret, tercatat sebagai kenaikan terbesar sejak September 2005. Pada basis tahunan, CPI naik 8,3%, lebih tinggi dari perkiraan 8,1% tetapi di bawah 8,5% bulan sebelumnya. Data mengisyaratkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya tetapi tidak mungkin dengan cepat mendinginkan dan menggagalkan rencana Fed saat ini untuk mengetatkan kebijakan moneter. Pasar yakin bahwa tekanan inflasi ini pada akhirnya bersifat sementara, mengingat ada penurunan dalam masalah rantai pasokan dan permintaan dalam beberapa bulan mendatang.
Dolar AS Melemah, Inflasi Tidak Cukup Mendorong FED Menjadi Lebih Agresif
Dolar melemah setelah data ekonomi menunjukkan inflasi tetap tinggi namun tidak juga menyebabkan FED beralih ke jalur kebijakan moneter yang lebih agresif. Indeks dolar, yang telah menyentuh level terendah empat sesi di 103,37 menjelang laporan, segera menguat ke level tertinggi sesi 104,13 setelah data tersebut, tepat di bawah level tertinggi dua dekade di 104,19 yang dicapai pada hari Senin. Perdagangan berombak setelah data tersebut dan Indek Dolar AS terakhir turun 0,029% pada 103,890, dimana dengan euro turun 0,07% menjadi $ 1,052. Euro naik karena Bank Sentral Eropa telah memperkuat ekspektasi bahwa mereka akan menaikkan suku bunga acuan pada Juli untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade untuk melawan rekor inflasi tinggi, dimana beberapa pembuat kebijakan bahkan mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut setelah yang pertama. Yen Jepang menguat 0,48% versus greenback di 129,79 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di $1,2258, turun 0,52% hari ini.
Dolar Tergelincir Data CPI, Harga Emas Lanjutkan Kenaikannya
Emas melanjutkan kenaikannya setelah sempat terkoreksi sesaat terkait dengan rilis data inflasi AS. Kenaikan harga karena dolar AS justru tergelincir oleh angka CPI tersebut. Harga emas di bursa berjangka AS ditutup naik 0,7% pada $1,853,70.
Harga Minyak Naik Setelah Pasokan Gas Rusia Ke Eropa Menurun
Harga minyak naik lebih dari 5% setelah aliran gas Rusia ke Eropa turun dan Rusia memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan gas Eropa, sehingga menambah ketidakpastian di pasar energi dunia. Aliran gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina turun seperempat setelah Kyiv menghentikan penggunaan rute transit utama, menyalahkan campur tangan pasukan pendudukan Rusia. Ini adalah pertama kalinya ekspor melalui Ukraina terganggu sejak invasi. Harga minyak mentah Brent ditutup naik $5,05, atau 4,9%, menjadi $107,51 per barel. Harga minyak dan gas telah meningkat sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari dan Amerika Serikat serta sekutunya kemudian menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia. Perdagangan minyak mentah telah dibatasi, dan Rusia telah mengancam akan memotong pasokan gas ke Eropa, meskipun langkah itu telah dihentikan.
Fokus Pasar Hari Ini :
Investor akan melihat lagi data inflasi pada hari ini, indeks harga produsen untuk bulan April, dimana ada ekspektasi kenaikan bulanan sebesar 0,5% versus lonjakan 1,4% pada bulan Maret. Pada basis tahunan, ekspektasi untuk lompatan 10,7% dibandingkan dengan lonjakan 11,2% bulan sebelumnya.