Sab. Okt 5th, 2024

Investor Kaji Dampak Data NFP Bagi FED

Chicago Federal Reserve Bank Building
  • Bursa saham AS ditutup melemah di akhir pekan
  • Data NFP lebih rendah dari perkiraan, Inflasi Zona Euro naik tak terduga
  • Dolar AS mengalami koreksi harian terbesar
  • Harga minyak naik turun ditengah krisis di Kazakhstan dan Libya
  • Harga Emas Naik, waspadai kenaikan suku bunga Maret ini

Saham AS ditutup melemah di hari Jumat (07/01/2022) setelah investor mencerna data penggajian dan dam- paknya bagi rencana Federal Reserve. Dow Jones turun 4,81 poin, atau 0,01%, ke 36.231,66, S&P 500 turun 19,03 poin, atau 0,41%, ke 4.677,02 dan Nasdaq turun 144,96 poin, atau 0,96%, ke 14.935,90.

Data non farm payroll AS naik kurang dari yang diperkirakan 199.000 pekerjaan bulan lalu sebagai dampak dari gigitan pandemi yang bangkit kembali, jauh di bawah perkiraan 400.000 oleh para ekonom, tetapi data untuk November direvisi lebih tinggi. Tingkat pengangguran turun 3,9%, mendekati kondisi full-employment.

Hasil NFP yang demikian diyakini tidak akan mengalihkan The Fed dari jalurnya saat ini, tetapi setiap kepu- tusan suku bunga akan lebih fokus pada sejumlah data selama beberapa bulan ke depan. Bagi The Fed, kon- disi tenaga kerja yang ketat ini hanya akan memperburuk masalah inflasi. Tentu saja akan sangat mengejut- kan jika The Fed tidak mempertimbangkan penghapusan kebijakan akomodatif yang lebih cepat pada per- temuan Januari.

Data lainnya menunjukkan bahwa Inflasi zona euro naik tak terduga bulan lalu menjadi 5% dari 4,9% pada November, rekor tertinggi untuk blok mata uang, meskipun tidak seperti Fed, Bank Sentral Eropa menga- takan harga akan cukup turun tahun ini untuk menghindari perlunya kenaikan suku bunga.

Dolar berada melakukan koreksi harian terbesar dalam enam minggu menyusul laporan pekerjaan yang ter- lihat cukup kuat untuk menjaga jalur pengetatan Fed tetap utuh. Indeks dolar turun 0,53% pada 95,750, dan bersiap untuk penurunan terbesar sejak 26 November, ketika kekhawatiran tentang varian Omicron COVID- 19 mulai mengguncang pasar. Bahkan dengan pelemahan hari Jumat, dolar masih berada di jalur untuk sedikit kenaikan mingguan, yang pertama dalam tiga minggu ini.

Harga minyak berakhir turun ditengah adanya kekhawatiran pasar soal gangguan pasokan akibat kerusuhan di Kazakhstan dan pemadaman di Libya, dibandingkan data laporan pekerjaan AS yang beragam dan potensi dampaknya terhadap kebijakan FED. Minyak WTI turun 0,52% menjadi $79,05 per barel dan Brent berada di $81,90, turun 0,11%, menghapus sebagian kenaikan awal pekan ini.

Harga emas sedikit menguat dengan berakhir di $1.795 per troy ons, setelah menyentuh level terendah dua minggu di $1.788,25 di hari Kamis, karena kenaikan imbal hasil Treasury AS yang naik ke 1,7673%, naik dari 1,7461%. Data itu cukup solid untuk menjaga The Fed pada jalurnya dalam menaikkan suku bunga, pada per- temuan Maret atau bahkan lebih cepat.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *