Dolar AS Menguat Tajam Atas Yen Menjelang Tahun Fiskal Jepang
Dolar Amerika Serikat (AS) naik atas sebagian besar mata uang utama lainnya pada hari Rabu, membalikkan beberapa penurunan baru-baru ini, dan menguat tajam terhadap yen, yang fluktuatif seiring dengan mendekatnya akhir tahun fiskal Jepang. Indeks dolar, yang mengukur bobot dolar AS atas enam mata uang lainnya, naik 0,18% pada hari ini di 102,67, menjauh dari level terendah tujuh minggu di 101,91 yang disentuh pada akhir minggu lalu. Pada hari Selasa, Michael Barr, wakil ketua The Fed untuk pengawasan, mengatakan kepada Komite Perbankan Senat bahwa masalah Silicon Valley Bank disebabkan oleh manajemen risiko yang ” buruk “, yang mengisyaratkan bahwa ini mungkin merupakan kasus yang terisolasi. Dolar AS naik ke level tertinggi satu minggu terhadap yen, yang tetap bergejolak menjelang akhir tahun fiskal Jepang pada hari Jumat.
Loonie Menguat Setelah Testimoni Gravelle
Dolar Kanada (loonie) naik 0,2% terhadap mata uang AS, menuju kenaikan sesi ketiga berturut-turut, setelah Deputi Gubernur Bank of Canada Toni Gravelle mengatakan bahwa bank tersebut siap untuk memberikan dukungan jika sistem perbankan berada di bawah tekanan yang parah, namun saat ini belum sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan tentang kesehatan sistem keuangan.
Emas Fluktuatif, Fokus ke Data PCE
Harga emas berfluktuatif di atas 1,960.00 hari Rabu. Logam mulia ini mempertahankan support $1.960,00 meskipun kekhawatiran perbankan global mereda, yang telah memangkas daya tarik emas sebagai aset safe haven. Aset ini belum mampu menemukan pergerakan yang menentukan karena investor menunggu rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti Amerika Serikat bulan Februari, yang merupakan acuan inflasi The Fed. Sesuai konsensus, PCE inti bulanan diperkirakan naik 0,4%, lebih rendah dari ekspansi sebelumnya sebesar 0,6%. Angka tahunan diperkirakan akan tetap stabil di 4,7%.
WTI AS Gagal Menguat Meski Stok Minyak AS Mengalami Penurunan
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, turun dari level tertinggi mingguan dan mencapai $74,32 di awal sesi New York. Data persediaan di Amerika Serikat (AS) turun, namun tidak mampu menopang harga WTI. Energy Information Administration (EIA) AS mengungkapkan bahwa stok minyak minggu lalu turun karena kilang-kilang minyak meningkatkan operasinya setelah masa pemeliharaan. stok minyak mentah turun 7,5 juta barel menjadi 473,7 juta barel, dibandingkan dengan estimasi kenaikan 92.000 barel. Meskipun terdapat penurunan stok minyak, WTI gagal memanfaatkannya karena greenback kembali menguat. Indeks Dolar AS (DXY), yang merupakan bobot nilai Dolar AS enam mata uang utama lainnya, naik 0,31%, pada 102,745, membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.
Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Wall Street Reli
Dow Jones naik lebih dari 300 poin hari Rabu, sementara S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing naik 1,5% dan 1,9%, di tengah meredanya kekhawatiran mengenai krisis perbankan dan reli saham-saham teknologi China. Michael Barr, wakil ketua The Fed bidang pengawasan, mengatakan bahwa masalah SVB disebabkan oleh manajemen risiko yang buruk, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah sebuah kasus yang terisolasi.
Fokus Hari Ini : CPI Jerman, GDP & Jobless Claims AS
Serangkaian data penting akan dirilis di berbagai negara. Di zona euro, ada data CPI Jerman, yang diperkirakan naik 0,7% di Februari, melambat jika dibandingka bulan sebelumnya 0,8%. Selanjutnya ada data GDP AS, diperkirakan tumbuh 2,7% di kuartal 4 2022, lebih kecil jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 3.2%. Masih dari AS, ada data jobless claims, yang diperkirakan naik 196 ribu.