Credit Suisse Dibeli UBS, 6 Bank Sentral Lakukan Kerjasama Topang Likuiditas Global
Pasar keuangan siap untuk memberikan bantuan setelah UBS Group AG setuju untuk membeli Credit Suisse Group AG dalam upaya penyelamatan yang diatur oleh negara. UBS akan membeli bank Swiss saingannya, Credit Suisse seharga 3 miliar franc Swiss ($3,23 miliar) dan setuju untuk menanggung kerugian hingga $5,4 miliar. Tanpa intervensi pemerintah Swiss di hari Minggu, risiko tekanan pasar lebih lanjut tampaknya mungkin terjadi. Disisi lain, US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) yang menyebutkan bahwa deposito Signature Bridge Bank akan ditanggung oleh anak perusahaan dari New York Community Bancorporation.
Sementara sejumlah bank sentral utama mengumumkan langkah terkoordinasi untuk menopang likuiditas sistem keuangan. Pada pertemuan yang dijadwalkan di minggu depan, Bank of Canada, Bank of England, Bank of Japan, European Central Bank, Federal Reserve, Swiss National Bank siap untuk mengumumkan tindakan bersama untuk menyediakan lebih banyak likuiditas melalui pengaturan jalur pertukaran likuiditas dolar AS. Sistem keuangan global masih menghadapi risiko besar, dan para gubernur bank sentral menunjukkan bahwa mereka belajar dari krisis keuangan global dan berusaha untuk mengatasi ini.
Upaya ini sedikit meredakan pasar dan memantulkan sejumlah asset berisiko, Euro, Sterling, dan Aussie naik tipis. Safe-haven yen stabil. Indek S&P 500 berjangka naik 0,2%.
Kekhawatiran Mereda, Dolar AS Berusaha Bangkit Kembali
Indeks Dolar AS mengambil tawaran untuk menghentikan penurunan beruntun selama dua hari, setelah lima bank sentral utama bergabung dengan Fed dalam menanamkan likuiditas Dolar AS melalui pertukaran mata uang. Kesepakatan UBS-Credit Suisse juga memungkinkan imbal hasil obligasi Treasury menjadi stabil setelah minggu yang sulit, hal ini turut menjadi pondasi penguatan Dolar AS kedepannya. Sementara komentar Ketua Fed Powell tentang kejatuhan sektor perbankan, PMI untuk bulan Maret akan sangat penting untuk melihat arah perdagangan yang lebih jelas. Indek tertahan di dekat 103.30, setelah terkoreksi dari 103.80 menjelang pertemuan kebijakan moneter utama Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hari Rabu.
Ketegangan Krisis Perbankan Surut, Harga Emas Mundur
Harga emas berbalik dari level tertinggi di tahun 2023 setelah membukukan lonjakan yang signifikan. Tindakan bank sentral bersama untuk mendorong likuiditas Dolar AS, kesepakatan UBS-Credit Suisse memungkinkan imbal hasil obligasi Treasury Amerika Serikat pulih. Reaksi Federal Reserve terhadap gejolak sektor perbankan akan sangat penting untuk harga Emas. Para pialang emas memfokuskan perhatian pada data awal Indeks Manajer Pembelian di bulan Maret. Saat ini emas diperdagangkan di kisaran $1970, turun dari $1990 diawal pembukaan perdagangan hari ini.
Jenuh Jual Mendorong Harga Minyak Memantul
Harga WTI memantul dari level terendah sejak Desember 2021, didukung oleh factor teknikal setelah mengalami kejenuhan penjualan. Indikator RSI (14) mendukung pemulihan secara teknis, meski ada konvergensi DMA-10, yang menjadi garis dukungan dari aksi beli. Ditengah sinyal bearish MACD, para pembeli percaya diri dengan dukungan garus support naik 19 bulan. Minyak WTI diperdagangkan pada kisaran $67,15, memantul dari level terendah 15 bulan yang diraih sehari sebelumnya. Level resisten di dekat $71,20-30. Dalam jangka pendek, rebound dapat mengarah ke $70.
Bursa Saham AS Dalam Tekanan Krisis Perbankan
Dalam bayang-bayang resesi, pelaku pasar was-was bahwa krisis perbankan saat ini bisa menyeret pada situasi seperti di tahun 2009. First Republic Bank akhirnya jatuh setelah menangguhkan dividen sementara SVB Financial masih mencari perlindungan kebangkrutan. Saham FedEx sendiri justru melonjak karena kenaikan perkiraan laba setahun penuh, Indek Dow turun 1,19%, S&P turun 1,10%, Nasdaq turun 0,74%.
Fokus Pasar Hari Ini :
Presiden ECB Christine Lagarde pada akhir sesi Eropa. Pasar berharap mendapatkan pandangan yang lebih rinci mengenai kebijakan moneter ECB dan langkah apa yang akan diambil guna menghindari krisis perbankan saat ini. Euro berpeluang naik jika ada isyarat positif dari ECB atas kenaikan suku bunga dan langkah mitigasi bencana sistemik perbankan.